11

397 70 79
                                    

Author pov.
Kawasan sekolah tampak belum begitu ramai karena waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, sedangkan jam masuk mereka adalah pukul tujuh.
Namun pagi-pagi seperti itu Yeji terlihat sudah memasuki kawasan sekolah dengan berjalan kaki karena manusia pemilik julukan 'perfect' itu hari ini datang ke sekolah tidak menggunakan kendaraan pribadinya.

Di saat Yeji sedang berjalan menuju ke kelasnya, gadis bermata tajam itu tidak sengaja melihat segerombalan pria berjalan menuju ke kawasan belakang sekolah sambil menarik paksa seorang gadis.
Yeji sangat yakin, apa yang dilihatnya itu pasti bukan lah hal yang baik, maka dari itu tanpa berpikir panjang, ketua club baseball itu langsung mengikuti segerombolan anak tadi.



"Sedikit aja lo sentuh dia, gue patahin tangan lo."



Dengan penuh keberanian, Yeji menghentikan salah satu dari gerombolan para pria tadi yang terlihat hendak menyakiti gadis yang mereka ajak secara paksa tadi.

Pria itu malah tersenyum serperti mengejek saat mengetahui orang yang telah menghentikannya ternyata adalah Yeji.



"Cih, murid teladan mau ngapain ? Mau jadi pahlawan biar semakin dipuja-puja ?"



Tanpa mempedulikan perkataan pria itu, Yeji berjalan mendekati gadis yang sedang dalam keadaan tersungkur di tanah, lalu membantu gadis itu merapikan kembali jas almamater yang tampak berantakan.
Dan setelah itu tanpa berucap apa-apa, Yeji menggandeng tangan gadis itu untuk diajaknya pergi.
Namun baru beberapa langkah mereka pergi, pria lainnya langsung meraih pergelangan tangan Yeji.



"Jangan dikira karena lo anak emas di sekolah ini, kami jadi takut ya sama lo."



Bukannya merasa takut mendapat ancaman seperti itu, Yeji malah menghempaskan tangannya agar terlepas dari tangan pria itu. Kemudian Yeji menoleh ke belakang untuk menatap pria itu dengan mata tajamnya.



"Gue ga pernah bilang kalian takut tuh, lo sendiri malah yang ngomong. Berarti sebenernya kalian emang takut kan ?"



Setelah berkata demikian, Yeji kembali melangkahkan kakinya dan mengacuhkan para pria itu. Bahkan Yeji tidak peduli jika setelah ini para pria itu menyerangnya.



"Ga usah sok-sok an nyelametin orang lain deh, lo nyelametin keluarga lo sendiri aja ga bisa."



Seperti sebuah tombak besar yang dilepaskan ke arahnya, perkataan pria tadi berhasil membuat langkah Yeji kembali terhenti detik itu juga.
Bahkan gadis yang diselamatkan oleh Yeji itu sampai merasa takut karena genggaman tangan Yeji terasa semakin kuat.

Baru saja Yeji berbalik dan hendak menghampiri pria tadi...

BUG!

Seseorang sudah terlebih dahulu memukul pria yang telah melontarkan ucapan jahat kepada Yeji tadi.



"Hehehe sorry kak, tangan gue udah ga bisa ditahan gatelnya denger bacotan dia."



Yeji hanya bisa terpaku di tempatnya saat melihat orang itu berbicara dengan sangat santai kepadanya setelah memukul pria tadi.



"W-winter." Satu nama itu terucap dalam gumaman Yeji, karena ternyata orang yang tiba-tiba muncul dan langsung menghajar salah satu dari pria-pria tadi adalah, Kim Winter.

"Kurang aj-"

"Apa lo ?"



Saat pria yang lainnya hendak menyerang Winter dari belakang, tanpa diduga-duga, muncul lah Ahn Yujin yang langsung mengunci tangan pria itu.



BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang