9

392 71 56
                                    

Author pov.
Pagi hari telah menyapa dengan hangat. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Lia pergi ke dapur rumahnya untuk sekedar menyapa sang eomma yang pasti sedang sibuk memasak setiap kali dirinya sedang berada di rumah. Eommanya itu selalu menyepatkan diri memasakkan berbagai macam makanan rumah untuknya.
Dan benar, hari ini sekolah Lia memang sedang libur, itu lah mengapa Lia berada di rumahnya, karena setiap kali hari libur tiba, gadis cantik itu selalu pulang.



"Good morning, eomma." Dengan lemas karena masih sedikit mengantuk, Lia menyapa eommanya yang tampak sedang sibuk menata makanan di meja.

"Eh kesayangan eomma udah bangun, good morning juga sayang. Kebetulan banget eomma udah selesai masak, sarapan dulu yuk."



Tanpa banyak bicara, Lia langsung duduk di kursi makan untuk menuruti perkataan eommanya itu.



"Eomma masak banyak banget."



Eomma Lia terlihat menunjukkan senyum hangatnya setelah mendengar perkataan putrinya itu. Dan sambil mengambilkan putri tunggalnya itu nasi, eomma Lia berkata



"Eomma ga bisa setiap hari masakin kamu kayak gini, jadi eomma harus ngasih semua masakan terbaik eomma setiap kamu pulang biar kamu tau se-enak apa masakan eomma."



Di akhir ucapannya itu eomma Lia mengedipkan sebelah matanya yang berhasil membuat Lia tersenyum geli.



"Gimana ? Enak ga ?" Tanya eomma Lia setelah sang putri mencoba masakannya.

"As always, masakan eomma ga ada yang gagal."



Senyuman eomma Lia kembali mengembang setelah mendapat pujian dari putri kesayangannya.

Jika anak-anak suka dipuji ketika nilai mereka bagus, begitu pula dengan para ibu yang suka mendapat pujian atas masakan mereka.
Mendapat pujian dari anak mereka adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi para orang tua.



"Hmm...
Sayang, kamu udah ketemu Yeji ?"



Mendengar satu nama itu ke luar dari mulut eommanya, segala kegiatan yang sedang Lia lakukan seketika itu juga langsung terhenti. Bahkan mulut Lia yang tadinya sedang mengunyahpun kini tidak bergerak dan membiarkan nasi dengan berbagai macam lauk itu mendekam di dalam mulutnya.



"Kami udah putus eomma, kenapa aku harus ketemu sama dia ?" Jawab Lia tanpa berani menatap eommanya.

"Eomma tau kalian udah putus, tapi apa harus kamu bersikap kayak gitu, sayang ? Apa harus kamu ga peduli lagi sama berbagai macam hal yang terjadi sama dia ?
Eomma sama appa dia cerai, kamu udah tau itu ?"



Kepala Lia yang sejak tadi tertunduk, kini langsung terangkat. Gadis cantik itu menatap eommanya dengan sangat terkejut namun juga sedikit tidak percaya.



"M-maksud eomma ?"

"Kemarin beritanya rame kok, katanya eomma Yeji ketauan selingkuh dan lebih milih selingkuhannya dari pada keluarganya sendiri."



Entah kenapa mendengar itu seluruh tubuh Lia terasa lemas. Lia tidak dapat berkata-kata lagi. Otak gadis cantik itu seakan terasa kosong. Lia benar-benar tidak bisa mencerna semuanya dengan baik karena terlalu tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi.



"Eomma ga berniat belain siapapun di sini, tapi menurut eomma, keputusan yang kamu ambil itu kurang baik sayang. Selama ini Yeji udah tulus sayang sama kamu, dia rela ngelakuin apapun buat kamu, dia juga ga pernah marah setiap kamu bikin kesalahan, bahkan dia masih mau jagain kamu padahal kamu udah mutusin dia. Tapi kenapa giliran dia yang buat kesalahan, kamu ga mau ngertiin keadaan dia, sayang ?"



BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang