15

388 56 72
                                    

Author pov.
Bel masuk telah berbunyi, di dalam kelas 11-1, Winter yang duduknya di bagian paling belakang, tidak sengaja melihat mantan kekasihnya sedang mengikat rambut namun menggunakan karet yang menurut Winter mirip dengan pembungkus nasi.
Ah sepertinya bukan tidak sengaja, karena setiap hari, setiap menit, setiap ada kesempatan, pandangan Winter memang selalu dan hanya berpusat pada mantan kekasihnya itu.
Karena guru pengajar belum terlihat memasuki kelas, Winter yang entah memiliki niat apa itu malah pergi dari kelasnya.

Gadis pemilik marga Kim itu memang terkenal tidak memiliki rasa takut sedikit pun. Baginya, menuruti keinginannya terlebih dahulu lebih penting dari pada tidak dihukum. Maka dari itu Winter selalu tidak peduli jika ia harus mendapatkan hukuman untuk menuruti keinginannya terlebih dahulu.



"Lah, si goblok malah ngilang."



Bahkan Ahn Yujin, selaku sahabat Winter pun tidak jarang dibuat terheran-heran oleh sahabatnya yang sering sekali melakukan sesuatu sesuka hatinya tanpa mempedulikan resiko yang akan ia dapatkan.



"Selamat siang anak-anak."



Sialnya, sebelum Winter kembali, guru pengajar sudah terlebih dahulu memasuki kelas mereka.



"Ahn Yujin, kok bangku sebelah kamu kosong ? Winter ke mana ?"



Tentu saja Yujin yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung merasa panik karena ia tidak tau harus memberikan alasan apa.



"E-eh ? Mm... i-itu pak, tadi anaknya sakit perut."



Untung saja Yujin dengan cepat menemukan alasan yang cukup masuk akal dan berhasil membuat guru pengajar itu percaya.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Chaeryeong, sang ketua kelas sekaligus mantan kekasih Winter. Karena saat ini gadis cantik itu sedang menatap Yujin seolah mempertanyakan keberadaan Winter. Dan Yujin yang memahami arti dari tatapan mantan kekasih sahabatnya itu langsung mengangkat kedua bahunya sambil menggerak-gerakkan bibirnya seakan dia berkata 'gue juga ga tau'.

Beruntung sekali saat guru mata pelajaran itu baru saja hendak menggoreskan ujung spidol ke papan tulis, Winter sudah memperlihatkan batang hidungnya dengan keadaan sedikit terengah-engah seperti baru saja mengikuti lomba marathon



"Maaf pak, saya abis dari toilet tadi."



Mendengar itu, Yujin merasa sangat lega karena Winter seakan bisa bertelepati dengannya sehingga dapat memberikan alasan yang sama.



"Oh iya gapapa Winter."



Setelah mendengar jawaban dari guru pengajar itu, Winter segera berjalan menuju ke bangkunya. Namun saat gadis itu melewati bangku yang diduduki oleh Chaeryeong dan Ryujin, ketua club kendo di sekolah mereka itu meletakkan sebuah kuncir rambut tepat di hadapan Chaeryeong tanpa menghentikan langkah kakinya.
Chaeryeong yang berhasil dibuat bingung pun langsung menoleh ke belakang untuk meminta penjelasan kepada Winter yang kini sudah kembali duduk di bangkunya. Namun bukannya memberikan jawaban, gadis itu malah hanya mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum.



"Lo ga ada niat buat pindah bangku sama dia gitu ? Jujur interaksi kalian bener-bener ganggu gue yang seakan jadi orang ke-tiga di sini. Lagian kenapa ga balikan aja sih ? Gue tau lo sebenernya juga masih ada rasa buat dia."

"Udah paling bener lo ga usah ngomong dari pada sok cosplay jadi cenayang kayak gitu."



Chaeryeong menjawab perkataan teman satu bangkunya yang tidak lain adalah Ryujin itu dengan ketus.



BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang