3C. Nasi Padang

8 0 0
                                    

(Selamat datang di next part! Terimakasih sudah baca<3 Voteee yaaa!)

Sontak mereka semua mendatangi ke arahku. Kak Rifki dan Dokter Galen.

Kak Rifki membenarkan posisi Alya dan langsung disambut Dokter Galen yang menempelkan thermometer pada kulitnya. Ia memasangkan kembali stetoskopnya memeriksa kembali kondisinya.

Aku? Oh sepertinya aku akan membuatkan teh hangat untuknya.

Oke aku segera bergegas mengambil cangkir disebelah dispenser dan memasukkan gula serta teh celup lalu diseduh dengan air panas.

Sial! aku tak menemukan sendok yang biasanya ada disini.mau tak mau aku harus lari ke kantin dan meminjam sendok utnuk bisa mengaduk seduhan teh ini.

"Asha kenapa? Kok buru-buru gitu."

"Ngga Bar gue harus ambil sendok buat ngaduk teh di UKS." Ucapku masih setengah berlari kecil. Lebih tepatnya ke arah jalan cepat.

"Loh bukannya kamu ga pernah suka minum teh, terus kenapa tiba-tiba jadi mau minum gini?."

"Aduh Bara bukan bukan gue ish! Ini tuh buat yang sakit terus sendok uks lagi ngeghosting ga tau kemana."

Jujur ganggu sekali Bara ini, ia membuatku melambatkan jalanku karena diajak ngobrol olehnya.

"Oh ada ban-"

"IBUUU pinjem sendok donggg." Terlalu panik dengan akhirnya spontan teriak.

Bu kantin tertawa melihatku yang datang tiba-tiba meminjam sendok lalu memberinya kepadaku dua buah sendok. "IH ibu saya kan ga bilang pinjem dua! Kok ini dikasih dua?."

"Lah Ibu kira sebelah kamu juga butuh sendok makanya ibu kasih dua."

Aku menoleh kesamping dan mendapati cengiran Bara yang telah membuat Bu Kantin salah paham.

"IHH BARA LAGI!."

Aku berlari kembali ke ruangan tak peduli dengan nasib Bara yang masih tertinggal di kantin.

Siapa suruh ngikutin gue! Dasar karet

Sedangkan Bara disana masih berdiam diri dan tatap-tatapan dengan bu kantin yang juga masih memegang sendok kembaliannya Asha tadi.

"Mas Bara mau pesen apa? Nasi goreng ada, kwetiaw ada, apa aja ada"

Pecahlah kediaman Bara sedari tadi. Ia tersenyum canggung tidak membalas pertanyaan Bu Kantin dan langsung ngacir pergi.

Asha yang dengan senangnya telah menyelesaikan the bikinannya, ia antarkan ke meja sebelah ranjang.

"Siapa yang nyuruh kamu bikin teh? Dia ada indikasi maag jadi jangan dikasih teh dulu."

Dan ya Asha melongo kaget.

"Sa-saya, maaf saya inisiatif sendiri dok."

terus tadi gua capek-capek lari buat apa anjir, mending daritadi gua scroll explore

Ia berjalan ke depan tempat sampah ruangan berniat membuang teh yang ia buat.

"Jangan dibuang taruh meja saya aja."

Jadi ini mau diminum Dokter Galen?

"Ngga usah dok dibuang aja, udah dingin juga." Jujur aku tidak mau membeerikan teh bekas orang , ya walaupun belum diminum.

"Saya bilang taruh di meja ya taruh aja disana."

Jujur Asha tidak ingin memberikan teh bekas yang ia buat tadi. Walaupun belum diminum tapi setidaknya minuman itu bukan ditujukan untuk Dokter Galen. Namun Asha bisa apa jika sudah diperintahkan seperti itu.

GALENASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang