(Selamat datang di next part! Terimakasih telah membaca<3 VOTEE YAAA)
Semua baik-baik saja, dan ia harap begitu.
"Kamu nanti mau langsung pulang atau gimana."
Asha sontak melihat jam tangannya terlihat jam 17:40, kenapa waktu harus secepat ini?.
Ia membereskan barangnya yang tercecer di meja, bersiap memesan ojek online kemudian. Ia harus segera pulang sebelum sang bunda pulang. Karena sebelumnya ia tak izin terlebih dahulu untuk main.
'Aduh aduh mampus gue lama banget lagi dapet drivernya.'
"Kenapa?." Deo sedari tadi melihat raut wajah gusar dari perempuan yang tengah berdiri dihadapannya sekarang, mengernyit heran.
Sedangkan yang ditanya hanya menghentakkan kakinya kecil dan berulang kali melihat jam tangannya. 'Aduh cepetan dong demi uang jajan selamet.'
"Kenapa sih Lio?."
"Ck WOIII."
Perempuan itu menyengir kearahnya lalu kembali menatap ponselnya lagi.
'ya tuhan sabar-sabar untung calon.' Menggaruk tengkuknya kesal ia berniat untuk menanyakan lagi pada sang mantannya.
"Kenapa sih Li, ada yang mau diban-"
"Ah untungnya, aku pulang dulu ya." Ia menarik totebagnya lalu melambaikan tangan pergi dari sana saat tak lama ada satu driver yang menerima orderannya. Deo yang masih mematung disana hanya bisa menghela nafasnya. Menyesali kenapa ia tak peka kalau Asha mau pulang tadi.
Seharusnya ia bisa gunakan kesempatan emas untuk mendapatkan hati sang mantan kembali. Melihat Asha sudah menaiki driver onlinenya ia memutuskan untuk mengambil kunci mobilnya dan pulang.
"Inikan casingnya Liona?." Ia melihat benda itu tepat disamping kunci mobilnya.
Deo tersenyum dan menyimpan casingnya itu di saku celananya, "Emang tuhan selalu punya jalan buat ketemu neng jodoh."
Ia berjalan ke mobilnya dengan bahagia layaknya ibu-ibu yang dapet Doorprize arisan.
Lain halnya dengan Asha yang sibuk mengarahkan arah menju rumahnya, "Iya pak nanti depan mentok belok kiri."
"Nah nanti abis itu belok kanan pak. Terus ada pertigaan belok kanan lagi."
"Oh oke neng." Ucap bapak ojol.
"Eeh bapak bukan kanan yang ini, yang depan lagi." Asha menepuk panik pundak bapak ojolnya. Ini arah rumah mantannya. Deo.
Jeder
Benar saja mobil putih besar yang ia kenal masuk tepat saat sang bapak ojol memutar arah, belum ada sekitar tiga menit sang ojol melajukan motornya mobil tersebut berhenti dan mebuka kacanya tepat disebelah Asha.
Mereka saling berhadapan dengan salah satu pihaknya terkikuk. Ia terkesan habis mengepoin Deo kerumahnya.
"Loh Lio ngapain?."
Asha menolehkan wajahnya kepada si pengjak ngobrol, "Em a-anu bapaknya salah belok."
Sedangkan si penanya hanya tersenyum mengangguk. Ia kira Asha akan teringat dengan sang kucing yang dulu mereka rawat bersama-sama.
'Emo.' Kucing ras Persia yang ia temukan ditaman dan pastinya itu bukan kucing yang sembarang mereka ambil. Mereka melihat-lihat dulu apakah ada pemilknya disekitar sana atau tidak. Kucing putih dengan bulu lebat yang diambil disaat Asha sedang memakan risol mayo kesukaanya. Kini sang kucing dirawat olehnya. Lebih tepatnya oleh sang ibunda.
"Duluan ya Yo, ayo jalan pak. "
Mendengus, Deo kembali melajukan mobilnya ke dalam pelataran rumahnya. Masih ada hari esok untuk bertemu kembali dengan sang mantan.
Sedangkan Asha yang baru saja hampir sampai dirumahnya hanya bisa malu, taku Deo berpikir bahwa ia mengkhawatirkan laki'-laki tersebut."
Tersadar laju kendaraan yang ia tumpangi sedikit melambat dan teringat bahwa drivernya belum tau dimana letak rumahnya. "Rumah cream di depan pak, sedikit lagi jeda lima rumah disebelah kanan."
"Baik neng."
Berhenti tepat yang dikatakan Asha tadi. Kini ia telah sampai dirumahnya.
"Makasih ya neng, jangan lupa bintang limanya."
Tergelak kecil "Asiap pak sama-sama."
Merasa lega selepas membuka sepatunya ia masuk ke dalam rumahnya.
"SORE PAKET."
Gludak deplak
"Iya bapak sebentar, saya turun kebawah."
Kriettt.
"PAKET PAKET."
"Iya bapak tunggu lagi turun tangga."
Asha menahan tawa mendengar sang abang yang mengaduh. Sepertinya ia kejedot.
"OTW pak. Yeee si kucrit."
"Aduh-aduh kok dijitak jidat gue bang."
Sedangkan orang yang dimaksud sudah berbalik pergi kembali ke kamarnya sambil mengelus keningnya yang sedikit nyeri, sepertinya ia terlalu malas mendengar ocehan seonggok perempuan itu.
Sama dengannya seonggok perempuan itu pun sedang mengusap-usap jidatnya yang sakit dengan rambut.
Entahlah kata bundanya kalo jidat sakit terus diusap pakai rambut rasanya akan berkurang. Mitos atau fakta?
TING
EVIL Vio: Udah sampe rumah nyet?
EVIL Vio: mau contekan kimia dong pliss
Iih males banget gue aja belum. Ia mematikan kembali ponselnya dan segera berlari ke kamarnya. Tak sabar untuk mencuci muka karna mukanya sudah terasa sangat berat oleh debu.
Memasuki zona ternyaman yang ia punya, asha merebahkan diri sebentar menikmati sepoi-sepoi ac yang terasa segar.
Obat paling manjur untuk segala encok dan pegel pegel yang diakibatkan kegiatan sepanjang hari ini.
Asha tertidur saat ada deadline? apakah ia akan terbangun?
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA1 DITUNGGU NEXT PARTNYA<3
DOUBLE UPDATE NII SAYYYYY, JANGAN LUPA VOTENYA YAAA
KAMU SEDANG MEMBACA
GALENASHA
RomancePertemuan yang ternyata ga seindah apa yang di bayangkan dengan semua kejadian yang telah di alami oleh seorang Asha Liona Eldrich dengan seorang dokter muda Galen Navier Briatama. Akankah harapan dari seorang Asha Liona akan terwujud? Apakah seora...