6-Minta maaf

50 6 4
                                    

Di apartemen, Alden terlihat gelisah, ia tak bisa tidur memikirkan keadaan Victor saat ini, bagaimana kalau Victor nekat melukai dirinya sendiri?Atau bahkan hal yang lebih buruk lagi, seperti....











































Bunuh diri.

Alden mencoba menutup mata agar bisa tertidur,bayangan Victor membentaknya tadi kembali muncul diingatannya.

Alden khawatir,sangat khawatir.

Hingga tengah malam Alden tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang, Alden sangat mengkhawatirkan keadaan kekasihnya itu.

Pukul 4 pagi Alden memutuskan untuk mandi,lalu berangkat menemui Victor ditempat terakhir mereka bertemu kemarin.

Digedung tua kemarin terlihat Victor terbangun dari tidurnya,dengan darah yang sudah mengering disekitar jarinya,Victor tersenyum miring saat melihat darah yang menyerupai sebuah lukisan abstrak.

Victor merogoh saku celananya,mengambil satu puntung rokok,menghidupkannya,dan
menyesapnya dalam dalam.

Tenang.

Itu yang Victor rasakan saat menyesap rokoknya.

Selang beberapa saat terdengar derap langkah yang bertempo kan cepat.

Victor menoleh dan mendapati Alden yang tengah melihatnya dengan sorot mata khawatir.

"Torr"

Victor memalingkan wajahnya kesembarang arah enggan melihat Alden.

Alden terkejut melihat darah mengering diantara jari Victor.

"Tangan kamuu"
Alden ingin menyentuh tangan Victor,tetapi langsung ditepis kasar oleh Victor, asal Alden tau dia masih marah.

"Vic,maafin aku" Alden mencoba meminta maaf.

Victor diam,berkutat dengan pikirannya sendiri,kesal,kecewa,sedih bercampur jadi satu.

"Aku bakal lakuin apa aja biar bisa dapet maaf dari kamu" tawar Alden.

"Gue ga percaya,lo bohong,selalu bohong"

Alden menatap Victor kecewa.
Dia kemarin memang berbohong tapi bukan berati dia akan selalu mengulangi kebohong yang sama.

"Aku gabakal bohong kok" ucap Alden tersenyum.

Victor tidak membalas sibuk menyesap rokoknya dalam dalam.
Sesekali menghembus kan asapnya keluar dari mulut.

"Jangan ngerokok gue gasuka"

"Buka urusan lo"

Alden menghela nafas kasar,sebegitu fatal kah kesalahannya sampai Victor tidak bisa memaafkannya?

Alden menepis rokok yang bertengger di tangan Victor,membuat rokok itu terjatuh.

Victor tidak ambil pusing.
Dia mengambil rokok lain dari saku celananya.
Menghidupkannya dan menyesapnya lagi.

"Jangan kebanyakan ngerokok,nanti sakit"

"Bukan urusan lo"

Lagi lagi Alden menghela nafas kasar.

"ikut gua pulang ke apartemen,obatin luka lo"

"Gak"

"Vic,ayo nanti infeksi"

"Udah gue bilang bukan urusan lo"

Alden menarik paksa lengan Victor dan menyeretnya kebawah.
Victor yang tidak nyaman diseret pun bangun dan menepis tangan Alden.

Viden in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang