3-Rasa ini

59 7 2
                                    

Victor terbangun dengan posisi Alden dalam pelukannya.
Tidak ingin membuat Alden terbangun,Victor bergerak dengan hati hati.

Saat ini masih sangat pagi sekitar pukul 3.
Victor terbangun karena tidak tahan ingin buang air kecil.

Setelah selesai memenuhi hasratnya Victor kembali keruang tamu.
Alden terlihat mengucek mata persis seperti orang saat baru bangun tidur pada umumnya.
"Dari mana?" tanya Alden dengan suara serak.
"Toilet" jawab Victor kemudian duduk disofa.
"Kenapa tidur disini?" lanjutnya.
"Gabisa tidur sendiri gue" Alden menguap.
"Lu lanjut tidur diatas sana"
" Gak, ga mau gue tidur sama lu aja,ya ya boleh ya" tanya Alden dengan penuh harap.

"Hah?lu gila"

"Boleh yaa" mohonnya.

"Yaudah,iya tapi diatas aja,disini gak nyaman nanti tubuh lu sakit" ajak Victor menuju kamar tidurnya.
Alden mengekori Victor menuju kamarnya.

Mereka pun tidur bersama.

                                            ~~~

Alden terbangun,dia melihat kesamping dan mendapatkan Victor dengan seragam rapi.

"Torr,lu mau kemana?" tanya Alden bingung.

Victor mengerjit,hari ini bukan hari libur jadi pastinya mereka akan berangkat kuliah.

"Ya kekampus lah,lu ga kuliah?" Victor balik bertanya.
Hampir saja Alden melupakan yang satu itu,benar dia harus kuliah.
Alden terburu buru menuju kamar mandi tapi sebelum itu sebuah panggilan terdengar.

"ALDENNN,bawa nih handuk biar ga usah manggil gue lagi" Victor menyerahkan handuk kepada Alden.
"Hehe thanks" ucapnya tertawa kecil.

Sehabis membersihkan badannya,Alden kembali kekamar dengan sudah memakai pakaian.
"Yuk berangkat" ajak Alden cepat.
"Hm" jawab Victor dengan deheman.
Mereka berangkat menggunakan mobil milik Victor.

Sesampainya dikampus banyak pasang mata mengamati mereka,ada yang terpesona,yang terlihat malas,dan menatap penuh kebencian.

Banyak yang membenci Victor karena ketampanan dan kekayaan yang dimiliki olehnya,itu semua membuat mereka iri.

Mereka berpisah arah jalan karena berbeda kelas.
"Gue duluan" ucap Victor pamit.
Alden mengangguk,diam diam memuji Victor dalam hati.

Sesampainya dikelas Alden langsung didatangi oleh Rayhan.
"Woiii den,sumpah lu dateng ama Victor?" tanya Ray dengan tergesa gesa.

"Iya napa?,cemburu lu?" tanya Alden dengan wajah sombongnya.

"Ya enggak sih,tapi kok lu bisa deket sama anak terpopuler dikampus ini anjirr" tanyanya lagi tidak percaya.

"Yaa bisa aja dong" Alden menjawab dengan bahu acuh.

"Jangan jangan.....lu homoo ya den" teriak Ray dengan mulut tertutup tidak percaya.

"Heh jaga omongan,lemes amat mulu lu ye" Kesal alden hampir memukul kepala Ray.

"Ya kan bisa aja" Ray nyengir kuda.
Tidak berinisiatif membalas Alden terlihat termenung.

Apa dirinya menyukai Victor?
Mengapa selalu ada desiran aneh saat bertemu dengannya,atau saat sekedar berlempar senyum dengannya?
Banyak pertanyaan tentang Victor ada dipikiran Alden.

Alden menggelengkan kepalanya,tidak mungkin, dia masih lurus,pasti.

Dosen yang masuk membuyarkan lamunannya lalu ia fokus kepada yang diterangkan oleh dosen dikelasnya.

Disamping itu Victor sedang terlihat kesal pasalnya seorang gadis saat ini tengah menghalangi jalannya menuju kelas.
Gadis itu memohon mohon agar dijadikan pacar oleh Victor.

Viden in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang