ANNAISE menahan air matanya daripada tumpah. Jemari yang sudah berasa lenguh dan sakit itu dihiraukan. Pandangan tajam Madelaine terhadapnya juga turut sama diendahkan sebaliknya dia hanya menggerakkan jemarinya di atas kekunci piano dengan kuat.
"Harder!" Terhinjut bahu Annaise apabila Madelaine menyuruhnya agar menguatkan lagi tekanan jarinya di atas kekunci piano.
Annaise menganggukkan kepalanya lalu jemarinya bergerak semakin kuat dan laju.
"Harder, Annaise! Harder!"
Semakin kuat dan laju jemari Annaise, mengikut arahan daripada ibunya. Tidak lama kemudian, jarinya terus berhenti daripada menekan setiap kekunci piano tersebut lalu mata naik memandang Madelaine.
"Mama, Anna penat. Can I get a rest?" soal Annaise perlahan, berharap Madelaine mampu bertolak ansur.
"No, Annaise. This is your detention. Siapa suruh Anna ajak kakak keluar semalam? Not just that, you guys lari daripada Ren and his team."
"Mama, Anna dan kakak cuma keluar untuk berseronok. Why can't you just let us have some fun? Mama ni bosanlah!" kata Annaise tidak berlapik.
Seketika, dia meneguk liur yang terasa kesat apabila melihat Madelaine sedang memandangnya tajam. Mulutnya ditepuk kuat. Derhaka!
"Sorry, mama.." ujar Annaise sambil menunduk.
"I don't care, Annaise! Berlatih sampailah Anna hafal melodi Appasionata and Hammerklavier."
"Mama, Anna penat..." rungut Annaise perlahan tetapi cukup untuk didengari oleh Madelaine.
"This is why you will never beat your sister! Ivy tak pernah bangkang arahan mama and she will never turn her back on me. You should learn from her, Annaise. Be like her." Tegas nada yang digunakan oleh Madelaine.
Benar, Ivy tidak pernah mengabaikan arahannya. Dan baginya, Annaise perlulah bertindak sebagaimana Ivy lakukan.
Jadi seorang anak yang patuh.
Annaise tertunduk tatkala mendengar bicara mamanya tadi.
Be like her..
I will never be like Ivy, mama.
Because I am not her.
"Annaise.." Tangan Madelaine naik mengusap rambut anaknya.
"Everything I did, is just to make you happy and comfortable. Remember that, Annaise. Mama bukan suruh Anna belajar piano dan jadi macam kakak tanpa sebab."
"You won't be here if it wasn't because of me."
Tubuh dibongkokkan agar selari dengan cuping telinga anaknya.
"Be like her.. so that all of the attentions will turn to you," bisik Madelaine tepat di sebelah telinga Annaise. Annaise pula hanya mendiamkan diri. Tidak mengerti mengapa Madelaine bersungguh-sungguh ingin dia mengalahkan Ivy dalam pelbagai aspek.
"Mama.." Suara Ivy kedengaran membuatkan Madelaine dan Annaise berpaling secara serentak.
"Yes, Ivy?" soal Madelaine sambil menguntumkan senyuman.
"Vy kacau mama dengan adik ke?"
"No. But I hope you can teach your sister," jawab Madelaine.
Dia kemudiannya melangkah mendekati Ivy lalu tangannya bergerak di atas permukaan baju gaun corset anaknya.
Tersentak Ivy tatkala tiba-tiba tali corset yang dipakai olehnya ditarik dan diketatkan oleh Madelaine. Sukar untuknya bernafas saat ini. Pakaiannya terlalu ketat.
YOU ARE READING
His Clarity : The Cursed Heiress [TERBIT]
Romance[COMPLETE] [TERBIT] 3rd romance BUKU INI TELAH DITERBITKAN DI BAWAH SYARIKAT PENERBITAN FAJAR PAKEER "𝒀𝒐𝒖 𝒇𝒐𝒓𝒈𝒐𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒓𝒖𝒍𝒆 𝒐𝒇 𝒉𝒖𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 ; 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒉𝒖𝒏𝒕 𝒖𝒏𝒇𝒊𝒏𝒊𝒔𝒉𝒆𝒅." Ivy...