- Chapt 15 - Skuul

8.7K 876 32
                                    

Beberapa hari berlalu, setelah dimana Varra dan Dena dihukum karena telah mencoba menggagalkan rencana pertunangan antara Chy dan Eze. Dan sekarang adalah waktu yang ditunggu-tunggu Chy untuk bersekolah telah tiba.

Hari ini adalah hari pertama Chy sekolah, ia bersekolah bersama ke 2 kakak kembarnya.

Sedari pagi gadis itu sudah ribut, entah yang berlari ke satu kamar ke kamar yang lain untuk membangunkan keluarganya, atau ribut mencari kelengkapan sekolah yang sudah ia siap kan semalam.

"Haish nona, tidak bisakah anda duduk diam? Perlengkapan untuk sekolah nona sudah lengkap, dan sudah anda cek berulang kali, anda tak perlu khawatir nona" kata Bubble

"Huhhh, baiklah. Tapi kenapa jugak aku harus panik? Bisa kau jelaskan kepadaku Bubble?" Tanya Chy kepada Bubble dengan wajah yang mengesalkan

"Huh, terserah anda nona"

"Yang terpenting rencana kita untuk nanti sudah aman nona" kata Bubble

"Wah benarkah Bubble? Sungguh aku tak sabar akan hal itu" ucap Chy

"Tapi nanti kita tetap dapat berkomunikasi kan Bubble walau jarak jauh?" Tanya Chy kepada Bubble

"Untuk hal itu tenang saja nona, semua sudah saya atur" Jawab Bubble.

Setelah itu Chy segera turun ke bawah untuk sarapan dengan Bubble digendongnya. Sesampainya di bawah, Chy segera menurunkan Bubble, agar Bubble juga dapat segera makan. Lalu Chy segera erjalan ke ruang makan untuk memulai sarapannya.

"GOOD PAGI SEMUANYA" Sapa Chy kepada seluruh keluarganya yang sudah berada di ruang makan dengan berteriak.

Semua mata tertuju pada Chy dengan tatapan yang menyeramkan, sedangkan Chy malah berjalan dengan santai menuju kursi yang kosong di sana tanpa peduli dengan seluruh tatapan mematikan yang dilayangkan keluarganya kepadanya. Seolah sadar suasana menjadi hening, Chy segera mengangkat kepalanya dan menatap mereka semua dengan polos, lalu Chy bertanya

"Eh, kalian kenapa pada diem aja? Nggak mau bales jawab salam Chy?" Dengan mata yang berkaca-kaca

Dengan sikap Arend mengangkat Chy ke pangkuannya, dan memeluknya dari samping

"Hhssttt, jangan nangis Baby, kita bukannya gak mau bales salamnya, tapi besok-besok jangan berteriak seperti itu okey? Nanti kalau suara adek ilang gimana coba?" Tanya Arend untuk membujuk Chy walau dengan kebohongan

"Nanti suara Chy bisa hilang Abang?" Tanya polos Chy

"He.um, nanti suara Chy bisa ilang kalau teriak teriak kayak gitu. Jadi jangan diulangi yhah?" Jawab Arend

"Hiyha, Chy Ndak akan teriak teriak kayak gitu, tapi semua harus jawab salam dari Chy kalau Chy nyapa!" Kata Chy merajuk dengan tangan disilangkan di depan dada.

"Hahaha, baiklah baby, kalau gitu ulangi gih salamnya, tapi tanpa berteriak" kata Papi

"Hihihi, Oki siap Papi"

"Good Pagi Semuanya" Ulang Chy dengan suara yang lirih

"Good Pagi juga Baby" Jawab semua anggota keluarga juga dengan suara lirih

"Hihihi, jadi lucuk" kata Chy

"Sudah, mari kita mulai sarapannya" kata Opa Dengan lembut untuk memulai sarapan kali ini. Untuk saat ini Opa tengah berusaha untuk berbicara lembut, agar cucu bungsunya tidak ketakutan waktu berdekatan lagi dengannya.

Ia ingat, ketika dirumah sakit saat Chy sadar, ia hanya melihat cucunya dari jauh, karena ingin memberi ruang untuk anak dan menantunya agar dapat lebih dekat dengan cucunya. Namun karena melamun, dan tatapan matanya tertuju pada Chy, Chy malah salah tanggap dan berakhir menangis. Chy kira jika opanya tidak dapat menerima dirinya sebagai anggota keluarga, sehingga opa menatap Chy seperti itu. Sejak saat itu, ia mulai mengontrol ekspresi wajah dan juga suaranya, agar cucunya ini, tidak menjauhinya karena ketakutan.

Fake FigureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang