Chapter 21

10.1K 983 34
                                    

bogeman yang cukup kuat dan tidak berhenti itu mark layangkan kepada wajah pria didepannya. posisi mereka yang berada di kantin, membuatnya menjadi pusat perhatian.

sudah cukup biasa melihat mark berkelahi, tapi kali ini rasanya cukup berbeda dengan aura mark yang sungguh amat menyeramkan. bahkan lucas dan xiaojun, yang berada di sana bergedik ngeri melihat amukan mark.

leraian dan percobaan untuk memisahkan perkelahian sudah dilakukan oleh sesama rekan pria, bahkan lucas dan xiaojun yang berakhir menyerah. karena mark yang sedang mengamuk, memang cukup sulit untuk dijinakkan.

teman tama yang tadinya mencoba membantu tama, juga sudah terduduk meringis kesakitan atas bogeman kuat dari mark. lain halnya dengan tama yang memang merupakan anak taekwondo, membuatnya bisa menandingi mark saat ini. 

wajah mereka sama hancurnya, dengan lebam dan darah di satu wajah. tapi tentu, kendali berada di tangan mark yang memegang gelar sebagai berandalan kampus. 

tidak ada seruan marah, hanya ada amukan mark berupa tonjokan, tendangan, bogeman dan tinju yang tepat di hidung tama, menghasilkan ia terduduk memegang hidungnya yang saat ini mulai mengalir darah. 

"lo bangsat tam, gue gapernah ladenin tingkah memuakkan lo karena gue anggap lo ga mengganggu gue. tapi sekarang lo bisa-bisanya nonjok pacar gue yang bahkan selama ini gue jaga" 

tama terkekeh mengejek "ngadu dia ke lo? cupu banget"

mark kembali memberikan sebuah pijakan kuat di kaki kanan tama, membuat ia teriak cukup kuat, "LEPAS BAJINGAN"

mark tertawa, lantas menyiapkan kepalan kuat di tangan kanannya, siap memberikan tama sebuah bogeman terakhir yang mungkin saja bisa membuat tama terbaring kritis di rumah sakit. 

namun ketika tarikan pelan mark dapatkan di belakang kaosnya, dengan suara yang sangat ia hapal betul siapa. ia terdiam.

"kak, udahan. luka kakak mau diobatin dulu" haechan berseru, ia tidak takut dengan mark saat ini meskipun auranya, ia akui sangat mencekam seisi kantin. 

mark menoleh ke belakang, niat memeluk kekasihnya hilang saat melihat sebuah lebam di pipi kiri haechan. "your face, bear" elusan mark berikan sebentar di lebam haechan, lalu kembali menatap tama dan kawan-kawannya tajam. "tama bianputra, better you not show your face to me anymore, or i will make your face worse than this"

sesudahnya, mark menarik haechan menjauh dari kerumunan orang yang juga mulai membubarkan diri. tanpa berniat membantu sekumpulan pria yang meringis kesakitan. karena pada dasarnya, haechan memegang kendali di sini. ia ketua bem, yang sangat dihormati oleh seluruh pihak kampus.

ah, iya. mark baru menyadari satu hal. dosen-dosen tidak muncul tadi, biasanya ia akan dilerai oleh beberapa dosen, tapi hari ini sepertinya mendukung ia menghancurkan wajah angkuh tama. 

***

"kak, liat adek sini, jelek banget kakak sekarang" haechan mengejek, karena memang wajah mark saat ini sangat jelek dengan berbagai lebam tercetak di sisi pipi kiri dan kanan, dengan darah yang keluar dari sudut bibir.

kapas yang dibasahi alkohol itu haechan oles pelan ke luka mark, takut membuat pacarnya itu kesakitan meskipun ia yakin mark bisa menahan rasa sakitnya.

"lebammu, udah diobatin?"

haechan mengangguk, "udah"

mark menghela nafasnya lalu mengelus lebam biru itu, "bear, maaf. harusnya kakak tadi engga ikut lucas ke warkop depan, harusnya kakak nemenin kamu tadi"

haechan yang sudah selesai dengan membersihkan luka, memilih diam dan mengambil kapas baru yang kali ini dibasahi betadine.

omong-omong, mereka berada di sekre bem, karena menurut haechan hanya di sini mereka aman dari berbagai gosipan tidak jelas.

saat haechan merasa mark semakin menyesali dirinya yang sebenarnya haechan tidak tau kesalahan dia apa itu, mulai kesal "kak, udah. kakak gasalah jadi diem deh, adek lagi pusing, jangan buat adek emosi."

oke, ampuh.

haechan memang remote ajaib bagi mark yang sangat patuh. mark diam, menatapi wajah haechan yang menautkan kedua alisnya. terlihat sekali menahan emosi.

mark terkekeh, "kamu marah ya kakak kelahi?"

"iya, sadar akhirnya?"

mark tertawa gemas, memilih mendekap tubuh didepannya erat, "kamu gemesin banget, jangan marah dong. kakak marah karna selama ini kakak jaga kamu, berusaha ga marahin kamu, berusaha ga nyakitin kamu, kakak selama ini jagain kamu dek, sesuai apa yang ayah mau ke kakak"

haechan tersenyum di dekapan kekasihnya "iyaa, adek paham kok. udah peluknya, sini adek mau olesin salep dulu biar ga perih"

hanya 5 menit haechan mengolesi salep. selesai sudah kerjaannya, wajah mark sudah kembali tampan meskipun ada beberapa lebam dan luka yang menghiasi.

"kak, pulang ke rumah adek ya? ayah kangen main catur sama kakak"

mark mengangguk, "kakak juga ada niatan nginep disana sih, soalnya mau ngejelasin ke ayah penyebab muka kamu. ntar dikira kakak nyakitin kamu trus kita dipisahin. big no"

haechan menepuk pundak mark kuat, "jelek banget ngomongnya"

mark terkekeh lalu menarik haechan untuk kembali ia peluk. "acaranya jam berapa selesai?"

"bentar lagi, nunggu disini aja soalnya bentar lagi ada evaluasi. galama kok, adek capek soalnya heheh"

mark mengangguk, lalu memilih membaringkan dirinya dengan kepalanya yang bersandar di paha kekasihnya. "kakak tidur bentar ya, ngantuk semalam begadang revisi laporan"

haechan mengangguk, memilih mengelus rambut hitam kekasihnya untuk ia jadikan mainan.

luka-luka di wajah itu, haechan tidak takut kok. sudah biasa, namun tetap saja ia tak suka saat mark berkelahi yang berujung menyakiti dirinya sendiri.

"jangan suka nyakitin diri kak, sleep well"

***

DOUBLE UP~~
karena kayanya aku bakalan jarang update untuk beberapa hari kedepan. uas gais, kalian uas juga ga? 

moga kita bisa lewatin uasnya dengan baik ya!

semangat❤

pawang [markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang