Chapter 20

10.2K 1K 19
                                    

riuh penonton memenuhi satu lapangan yang saat ini sedang terjadi event olahraga bersama khusus mahasiswa teknik saja. tentu, acara ini dibawah naungan haechan selaku ketua bem fakultas, membuat ia harus bolak balik menghandle beberapa masalah internal maupun eskternal, seperti para penonton yang banyak melewati garis batasan contohnya.

"BEOMGYU, JINYOUNG, SANHA, TOLONG AMANIN LAPANGAN DONG" teriak haechan dari ujung lapangan kepada ketiga rekam bemnya yang sedang berjalan menuju kearahnya.

lantas, saat mendengar perintah itu, mereka berbalik arah menuju lapangan, mengambil masing-masing posisi untuk menjaga penonton agar tidak melewati batas. takut-takut terkena lemparan bola dan berujung hal yang tidak diinginkan.

"ryu, abis ini yang tanding udah siap belum orangnya?" tanya haechan saat tiba di depan sekre bem.

ryujin yang tadinya menunduk menulis sesuatu di kertas, mendongak dan menganggukkan kepalanya pelan. "udah, tapi tadi ada satu tim yang ajukan pertukaran orang dan udah ditolak jeno. lalu mereka ngamuk"

haechan menautkan alisnya kesal "lalu?"

ryujin menggeleng, "gatau, diurus jeno sama sunwoo tadi. coba lo cek ke kantin deh"

haechan langsung mengambil langkah cepat menuju ke kantin. sesampainya ia disana, ia menemukan jeno dan sunwoo yang terduduk meringis di lantai, dengan dikelilingi sejumlah pria berkostum jersey.

"bajingan, siapa yang bolehin lo semua mukulin rekan gue?" haechan berujar marah, abai dengan tatapan remeh dari pria-pria itu dan juga tatapan kepo seisi kantin.

"oh, ketua bem kita udah dateng nih, yang gue tunggu-tunggu" ejek seorang pria yang haechan kenal siapa dia, namanya tama, dengan wajah berandalan persis dengan kekasihnya.

"tam, lo mau apaan deh? nukar anggota? sebelum kalian daftar kan udah dibacain ketentuan yang berlaku. jadi gabisa lo dan temen lo seenaknya minta ganti pemain. kenapa? takut kalah lo?"

jangan lupa bahwa haechan adalah sosok ketua bem yang seharusnya bisa menjadi panutan dari mahasiswa lainnya. ia berani, karena ia memegang gelar ketua, yang mengharuskannya melindungi anggotanya.

"bangsat, nukar satu orang doang apa susahnya sih?!"

haechan memijit dahinya pusing, lalu menatap kedua temannya, jeno dan sunwoo yang terdapat beberapa lebam di wajah mereka.m

haechan kesal sekali, kesal dan marah hingga ingin menangis. tapi ia tahan, lantas menarik kedua lengan kedua temannya itu untuk bangun "bangun, lo berdua ke uks, minta renjun bersihin luka. sisanya gue yang urus"

jeno menatap tajam, "engga, apa-apaan ninggalin lo disini. gue sama sunwoo cuma shock doang tadi tiba-tiba ditonjok"

haechan menghela nafasnya, "udah dengerin gue, sana ke uks"

dengan paksaan berupa dorongan keras di bahu, akhirnya jeno dan sunwoo memilih pergi menuju ke uks, tentunya dengan mengabari renjun untuk menyusuli mereka.

setelah itu, ejekan kembali haechan dapatkan. "lo sok banget deh, mentang-mentang pacarnya berandalan kampus, ketuanya menye menye"

suara tawa memenuhi seisi kantin, bukan mahasiswa lain kok, tenang saja. haechan ini cukup dihormati sebagai ketua bem karena sifatnya yang ramah dan tegas.

suara tertawa menggelegar itu tentunya dari sekumpulan pria tidak tahu diri dengan berlindung dibalik gelar kakak tingkat dari haechan. membuat mereka merasa haechan masih dibawahnya, meskipun keberadaan haechan cukup penting bagi fakultas.

haechan lagi lagi menghela nafasnya, "gue gamau ribut, sebutin alesan kalian mau nukar anggota. yang logis, kalau ga logis gue tolak dan kalian gue diskualifikasi"

pawang [markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang