Chapter 6

19K 1.8K 7
                                    

bazar telah dimulai. sedari tadi haechan mondar mandir mengelilingi lapangan untuk mengecek kelancaran acara. belum lagi walkie takie ditangannya berbunyi memanggil ia terus menerus.

saat ini ia kebingungan mencari sosok jeno yang entah mengapa saat dibutuhkan malah menghilang. "eh sung, lihat jeno ga?"

pria yang ia panggil jisung tadi menoleh lalu memberikan gelengan sebagai sebuah jawaban."terakhir jisung lihat pas panitia makan siang bang, habis itu gaada lihat"

haechan yang mendapatkan jawaban itu hanya mendengus pasrah. kakinya benar-benar pegal karena dibawa berlari dan berjalan sedari tadi.

"udah ditelpon belum bang?"

"udah, tapi ga angkat. yaudah sung gue cabut dulu ya, makasih infonya" kemudian haechan kembali berlari menelusuri lapangan yang ramai dipadati oleh mahasiswa ataupun masyarakat umum.  wajar saja, sekitar satu jam lagi akan diadakan puncak acara.

namun, ini dia permasalahannya. haechan ingin memastikan jadwal datangnya bintang tamu dengan jeno selaku koordinator acara, namun dengan kurang ajarnya anak itu menghilang tak ada kabar. "bener bener tu si bangsat, ketemu gue suruh push up 100 kali" makinya keras membuat orang-orang disekitar menatap dirinya.

tidak aneh, karena name tag tanda pengenal panitia membuktikan bahwa ia sedang pusing mengurus jalannya acara.

"BANG KETUA SEMANGAT"

haechan menoleh. oh, ada beberapa adik tingkat yang ia kenal berteriak menyapa dirinya. kemudian ia tersenyum lebar menanggapi teriakan itu dengan acungan jempol.

suara deringan ponsel mengalihkan fokusnya, terpampang nama nana disana. jaemin menelponnya.

"chan, buru ke lapangan belakang, satu tenda bazar ada yang kelahi nih" terdengar jelas suara jaemin yang panik bercampur dengan keributan disana.

haechan yang mendegar itu langsung berlari ke lapangan tempat jaemin maksud. benar saja, di tenda dekat aula, terdapat dua laki-laki adik tingkatnya sedang beradu fisik, ditambah beberapa alat di tenda yang berjatuhan. belum lagi keramaian orang-orang yang kepo mengelilingi tempat tersebut.

haechan segera masuk ke tengah-tengah tempat perkelahian, setelah berdesak-desakan dengan orang-orang yang sibuk berteriak.

"lo berdua berhenti bangsat, malu-maluin nama kampus aja" haechan menarik kerah kedua pria itu kasar.

"YANG LAIN TOLONG BUBAR, MAHASISWA YANG LAIN JUGA KENAPA MALAH DIDUKUNG LIAT ADA YANG KELAHI?! SERU HAH?" haechan berseru membubarkan keramaian disana. kemudian menatap kedua adik tingkat yang benar-benar membuatnya kesal malam ini.

"dan buat lo berdua, disaat gue dan tim gue sibuk usaha buat naikkan nama kampus, relain waktu istirahat biar acara hari ini berjalan lancar, dengan gampangnya lo berdua kelahi dan membuat nama kampus buruk?!"

lepas sudah kemarahan dan kelelahan yang ia pendam-pendam sedari tadi. cengkraman di kedua kerah ia lepas secara kasar sebelum berjongkok dan menyembunyikam wajahnya disana.

ia, sebagai ketua, merasa malu.

kemudian ia mendongak, menatap kedua pria yang kelahi tersebut. "lo berdua gaakan gue lepasin dengan mudah. na, woo, tolong bawa mereka ke ruang panitia, pastiin mereka bantuin panitia lain pembersihan acara nanti"

perintah haechan langsung diangguki oleh jaemin dan sunwoo. kemudian mereka menuju ke ruangan yang haechan maksud, meninggalkan ia dengan panitia lain yang ikut berjongkok menyemangati ketua mereka.

"chan, jangan sedih. udah gapapa, kita ga bisa prekdisikan bakalan ada kejadian kaya gini" daehwi menepuk pundak haechan pelan, diikuti oleh nancy, somi  hyunjin dan renjun.

pawang [markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang