Chapter 7

17.8K 1.8K 19
                                    

ramainya lapangan kampus menandakan kesuksesan acara bazar malam ini. semua memasang senyum dan ketawa bermakna mereka merasakan kebahagiaan dalam acara bazar kali ini. apalagi tadi, bintang tamu utama, tulus, telah membawakan 5 lagu sebagai pengiring acara hari ini.

waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun acara masih berlanjut. tidak sehectic sebelumnya, haechan kali ini bisa menghabiskan waktu acara malam ini dengan berjalan dengan kekasihnya. menjadikan ia dan mark sebagai pusat perhatian.

hey, siapa yang tidak kepo dengan dua sejoli tampan dan manis yang berjalan sambil bergandeng tangan?

"kak, kakak jadi pusat perhatian daritadi" ujar haechan. ia sedikit tak suka, banyak perempuan bahkan laki-laki yang sama sepertinya alias pihak submissive terus terusan menggoda kekasihnya.

"bang, temen gue suka suka sama abang nih" teriak seorang perempuan dengan perempuan disampingnya yang menutup mukanya. dasar perempuan.

"kak, adek ke ruangan panitia dulu ya" ucap haechan. tanpa menunggu persetujuan pria disampingnya, ia berlalu meninggalkan mark yang tersenyum kecil melihat tingkahnya.

mark tahu, kekasihnya sedang kesal dan juga

cemburu.

haechan memang bukan tipe posesif, mark sering jalan dengan teman-teman perempuan atau laki-laki, tapi haechan tidak pernah marah akan hal itu. haechan memberikannya kebebasan dalam bergerak. tapi, haechan akan cemburu disaat orang lain terang-terangan memberi tahu bahwa mereka menyukai dirinya. dan mark menyukai setiap saat kekasihnya cemburu.

meskipun saat cemburu anak itu hanya diam, tidak mengutarakan apapun, tapi memang mark saja yang sudah mengenali sifat dan tingkah anak itu.

---
"lah lo ngapain? rapat evaluasinya masih lama chan" ujar renjun bingung.

pasalnya  saat ia masuk ruangan untuk mengambil mic cadangan, ia melihat haechan yang duduk di kursi miliknya, menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan.

haechan duduk, membalas pertanyaan renjun dengan gelengan kecil.

"numpang istirahat bentar doang"

"oh yaudah, gue ke panggung lagi, jangan lupa nyusul"
renjun berlalu keluar. "eh bang mark" serunya melihat mark yang berjalan ke arah ruangan panitia.

"gue boleh masuk ke ruangannya gak?" tanya mark.

renjun mengangguk cepat "masuk aja, haechan juga sendirian doang di dalam" kemudian ia berlalu, sebentar lagi acara akan berlanjut, maka ia harus cepat.

mark membuka pintu pelan, ia menemukan haechan yang terduduk dengan posisi menyandarkan kepalanya di meja.

"ntar gue nyusul njun, 5 menit lagi" ujar haechan tanpa menaikkan kepalanya.

mark memilih tempat duduk disamping kekasihnya lalu menopang dagu menunggu anak itu sadar.

"njun, diam aja lo" haechan mengangkat kepalanya lalu tersentak kaget "anjir"

"heh mulutnya"

"ya kakak kaya hantu aja tiba tiba muncul lalu duduk disamping"

mark terkekeh lalu mengangkat pinggang anak itu untuk duduk dipangkuannya.

"kak, ntar orang lihat" haechan berusaha  turun dari pangkuan mark, tapi ya mana bisa. kekuatan mark itu ga main main, apalagi pinggang haechan dicengkram kuat. akhirnya haechan pasrah, ia memilih memeluk leher pria didepannya.

"kamu kenapa tinggalin kakak tiba tiba gitu" mark pura-pura bertanya. padahal ia tahu alasan kekasihnya itu apa.

haechan hanya diam, menghirup wangi kekasihnya yang sangat ia sukai, kemudian mengeratkan pelukan mereka.

"dek, kakak tanya loh, kok diam aja?"

haechan menggeleng pelan "ga kenapa napa kak, adek tadi lupa ada laporan di ruangan yang lupa adek tanda tanganin"

"ohhh kakak kirain kamu cemburu"

haechan menegakkan tubuhnya. "siapa yang cemburu" ia menepuk dada mark pelan, kemudian menyembunyikan wajahnya disana. "lagian ga ada alasan buat adek cemburu" lanjutnya dengan suara kecil, namun masih dapat terdengar oleh mark.

"dek, kakak itu bareng kamu udah lebih dari 5 tahun, kamu kira kakak gak hafal tingkah kamu? cemburu mah cemburu aja dek, makin gemesin kamu kalau cemburu, haha" mark tertawa pelan lalu mengecup pipi anak itu pelan. tak hanya sekali, namun berkali-kali.

"hmm, kakak punyanya adek" haechan berseru kecil lalu mengecup bibir pria didepannya. menghasilkan tatapan kaget dari mark.

"kamu cemburu tiap hari aja deh dek, lumayan kakak dapat kecupan gratis" mark menaik-naikkan alisnya menggoda haechan, persis seperti om-om pedofil yang menggoda bocah.

"mesum" ujar haechan sebelum menarik tengkuk mark untuk mencium bibir laki-laki itu, bukan sekedar kecupan seperti tadi, namun diiringi dengan lumatan pelan.

mark tersenyum kecil sebelum menarik pinggang anak itu agar semakin dekat dengannya, lalu mulai mendominasi ciuman. menghasilkan lenguhan tertahan dari haechan.

kedua bibir yang bertemu itu bergerak lincah, saling melumat satu sama lain. melupakan fakta bahwa mereka berada di ruangan panitia yang bisa saja orang lain masuk dan mendapati kegiatan mereka berdua.

sepertinya keberuntungan tidak ada di pihak mereka malam ini. pintu itu terbuka, menampilkan jeno, jaemin dan nancy yang masuk dan memelototkan mata mereka.

"HEH, MAU BUAT ZINA JANGAN DI SINI GOBLOK" jeno berseru, membuat kedua sejoli yang tadi asik melumat bibir tersentak.

haechan menatap mereka malas "berisik lo, ganggu aja"

"wah sialan emang ni anak, anggotanya pada sibuk ngurus acara, ketuanya malah asik buat zina" jaemin berkata sembari berjalan masuk, mengambil sebuah stand mic.

"fungsi anggota itukan melaksanakan kegiatan, ketua cuma mengawasi" haechan membalas julidan sahabatnya lalu turun dari pangkuan mark. ia mengecup bibir kekasihnya sekali lagi  sebelum pamit untuk ikut keluar mengurus acara.

"kakak tunggu disini atau lanjut jalan aja, adek mau ngurus acara lagi"  kemudian haechan berjalan keluar, menyusul ketiga orang yang baru saja mempergokinya berciuman.

sebenarnya ia malu, tapi berusaha menutupi rasa malu itu dengan pura-pura tidak peduli saja.

mark yang ditinggalkan hanya menahan senyumannya. kekasihnya malam ini benar-benar menggemaskan, ia tak sanggup.

pawang [markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang