24. Uraraka Ochako!

743 126 18
                                    

Third Person POV

Saat ini [Name] sudah berada di masionnya, dan kalian tau? Mansionnya sekarang sedang ribut.

"Makannya lain kali gak usah jauh jauh kalau mau jalan jalan. Bisa kan ke taman belakang rumah. Inget kita ini di negara orang. Jadi--" ceramah Satoshi kepada [Name].

[Name]? Dia masi duduk santai di sofa sambil main handphone. Tak lupa kantung game yang ia beli ada di sampingnya. Bahkan Satoshi tak menanyakan itu.

Lelah dengan 'ceramah' Satoshi, [Name] menaruh handphonenya. Ia berdiri dan berjalan mendekati Satoshi sambil membawa kantung game tadi.

Satoshi tak melihat [Name] berjalan mendekat, karna ia berdiri membelakangi [Name].

"Kamu tau kan, kalo--"

"shhh."

Ucapan Satoshi terpotong oleh [Name] yang menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. Satoshi terkejut dengan tindakan adiknya dan siap untuk mengamuk.

Namun [Name] menunjukkan kantung game tadi. Satoshi bingung dengan apa yang di maksud [Name]. Menghempaskan tangan [Name] dari mulutnya dan mulai menatap [Name] dengan seksama.

"Kalem napa." Beo [Name] saat tangannya di hempaskan.

"Apa ini?" Tanya Satoshi tak mengindahkan apa yang di ucapkan adiknya.

"Buka aja, nih." Jawab [Name].

Satoshi mengambil kantung tersebut dengan ragu. Namun saat ia melihat isinya, ia tersentak.

"I-ini..."

"Iya, tadi aku lewat toko, ngeliat game itu jadi ku beliin deh. Tokonya ramai jadi harus mengantri lama. Itu sebabnya aku telat." Jelas [Name] dengan singkat

Yah... Sebenarnya ia telat memang karna terlalu banyak berbicara dengan Midoriya, yasudahlah. Sedikit berbohong tak apa kan??

Mata Satoshi menunjukkan kesenangan walaupun ia tak tersenyum. Mungkin jika ini anime, ada efek ✨Bling - bling✨ disekitarnya.

Satoshi menetralkan wajahnya, lalu memasukkan menjinjing kantung game tadi sembari berdehem.

"*ekhem*, yaudah. Sekarang bebas kamu mau ngapain. Aku mau ke kamar dulu." Ucap Satoshi dan bergegas ke kamar.

[Name] hanya menatap Satoshi dengan tatapan yang susah untuk di jelaskan.

"Dih? Ternyata harus di sogok." Cibir [Name].

[Name] hanya menggelengkan kepalanya secara pelan dan lanjut memainkan handphonenya.

Namun tak lama kemudian, terlihat Satoshi yang sudah rapih memakai hoodie dan masker berjalan keluar dari mansionnya.

[Name] melirik kakaknya yang berjalan keluar dengan bingung.

"Mau kemana??" Tanya [Name].

"Beli cemilan, buat nemenin main game." Jawab Satoshi yang sudah berada di depan pintu, menengokkan kepalanya.

"MAU NITIP!!!" Seru [Name] berlari ke arah pintu.

Satoshi memutarkan bola matanya lalu berbalik menghadap ke [Name] yang sudah ada di depannya.

"Nitip apa??" Tanya Satoshi.

"Pengen (Isi snack yang kamu mau)." Jawab [Name].

"Traktir ya!! Aku lagi bokek, ok makasii." Lanjut [Name] lalu kembali berlari ke arah Sofa.

Satoshi ingin membantah namun [Name] sudah memasang headseatnya sehingga akan percuma saja jika ia protes.

Ia hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan adiknya. Padahal ia selalu di beri uang saku oleh Ayahnya, belum lagi ia Pro Hero No 1 yang sudah jelas gajinya besar. Gak mungkin bokek hanya gara gara beliin game?

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang