28. Last Warning.

561 91 7
                                    

*Third Person POV

"Kalau begitu bawa [Name] ke arah jarum jam 2. Kau akan melihat cahaya di atas sana. Disana lah pintu keluarnya. Jaga [Name]. Jangan sampai bertemu dengan 'dia'. Aku akan menjaga agar para bayangan itu tidak mengejar kalian." instruksi dari Angel.

[Name] dan Demon yang mendengar instruksi dari Angel pun membelalakan matanya tak percaya.

"Tunggu dulu! Kau akan mengorbankan dirimu demi kami??" Tanya tak percaya [Name].

Angel menatap [Name] dan menganggukkan kepalanya tanpa beban.

"Kau bercanda?? Bagaimana jika kau tertangkap!?" Teriak Demon yang menarik pundak Angel.

"Lalu?? Kenapa jika aku tertangkap?? Aku immortal! Aku tak akan mati!" sangkal Angel.

"Tapi kau akan di siksa! Kau tak ingat saat itu kita tertangkap!? Dia tidak kenal ampun!" bentak Demon.

"Sekarang aku tanya. Lebih baik aku yang tertangkap atau kita semua tertangkap dan membiarkan galaxy hancur??" Tegas Angel sembari menekankan beberapa kata.

"Aku memilihmu untuk membawa [Name] karna aku tak bisa terbang menuju pintu keluar. Sayapku terluka parah. Dan kekuatanmu juga lebih kuat dalam attack sedangkan kekuatanku dalam defense. Jadi lebih baik aku yang menahan mereka" lanjut Angel.

Demon membeku di tempatnya. Ia mencerna perkataan Angel di otaknya sedangkan [Name]. Ia sudah lelah.

Ia adalah seseorang yang dipilih untuk menjadi Dewi. Ia seharusnya menjaga semua orang termasuk galaxy. Namun?? Apa apaan ini?? Rekan kerjanya berkorban demi dirinya?? Seorang Dewi macam apa dia??

Yah memang belum resmi dan secara utuh menjadi Dewi. Namun bukan kah ini awal yang buruk?? Belum menjadi Dewi dan sudah membuat orang orang kerepotan.

[Name] menatap Angel dan memegang tangannya. Angel sempat terkejut dengan aksi [Name] yang tiba tiba. Ia menatap [Name] dengan kebingungan di wajahnya.

"Angel. Makasih udah mau berkorban. Aku janji, bakal cari cara buat ngalahin siapapun dia secepat mungkin. Biar kamu gak usah menderita terlalu lama.

Maaf. Harusnya aku yang lindungi kamu, bukan kamu yang lindungi aku. Maaf aku belum bisa jadi berguna." Ucap [Name] dengan ekspresi yang cukup percaya diri.

Angel dan Demon entah mengapa merasa Deja vu dengan kata kata [Name]. Mereka seperti melihat seseorang yang sangat mirip dengan [Name] berdiri membelakangi mereka. Namun mereka yakin kalau itu bukan [Name] ataupun sang Dewi.

Angel hanya mengangguk sembari tersenyum.

"Baik! Jangan membuatku menunggu terlalu lama ya! Aku mempercayaimu!" Ucap Angel.

Senyum tulus mulai terpasang di wajah [Name].

"Ya! Tunggu aku." -[Name].

Demon menghelq nafasnya kasar. Lalu mengulurkan tangannya untuk membantu [Name] dan Angel berdiri.

"Kalau begitu ayo cepat. Mereka sepertinya sudah menemukan kita." Ajak Demon.

Angel dan [Name] menerima uluran tangan Demon, dan Demon langsung menggendong [Name]. Tanpa permisi.

"Wuoh- bilang bilang kalau mau gendong orang tu!" Tegur [Name] sembari memukul pelan dada Demon.

"Aku akan mengantar kalian sampai sejauh mungkin. Jika mereka sudah dekat, kalian harus meninggalkan ku. Paham??" Instruksi Angel.

[Name] mengangguk dengan cukup semangat, sedangkan Demon menatap tajam Angel.

"Jangan memerintahku." Ucap Demon.

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang