31. Hang Out...?

334 49 0
                                    

*Third Person POV

Pertama Satoshi membersihkan tangannya menggunakan sabun dan mengeringkannya dengan tisu. Lalu perlahan ia membersihkan luka [Name] dengan kain dan air.

Ia bisa melihat luka yang sedikit demi sedikit tertutup, senyum tipis muncul di wajahnya.

Ia melanjutkan membersihkan luka lukanya serta darah darah yang ada di tangan ataupun kakinya.

Setelah bersih, ia menutup tubuh [Name] terkecuali bagian perut karena lukanya masi terbuka dan dalam proses penutupan.

Kaki dan tangan [Name] di balut dengan kain kasa dan krim penyembuh memar. Sedangkan wajahnya ia kompres menggunakan air hangat.

Satoshi juga menyiapkan minum dan beberapa cemilan di samping kasur [Name].

Satoshi mengecek detak jantung, nadi dan nafas [Name] tiap menitnya. Ia tau segalanya normal selain luka besar di perutnya, adiknya baik baik saja.

Namun yang mengkhawatirkan Satoshi adalah [Name] yang benar benar diam dan tidak membuka matanya. Biasanya jika [Name] terluka ia akan meregenerasi lukanya sembari melakukan pekerjaan normal, layaknya luka itu tak pernah ada di tubuhnya.

Namun kondisi saat ini berbeda. [Name] tampaknya pingsan, namun kenapa?? Kenapa ia bisa pingsan?? Biasanya ia pingsan saat kehabisan tenaga, apa yang ia lakukan selain tidur hingga bisa pingsan??

'[Name] kamu terlalu banyak menyimpan rahasia dariku. Bahkan sebagai kakak aku tak bisa menjagamu dengan benar, aku tak bisa menjadi sosok baik untuk menuntunmu.

Seharusnya aku lah yang berada di depanmu, menjagamu namun mengapa sebesar apapun usahaku kau selalu satu langkah di depanku??

Aku tak peduli jika kau tak membutuhkanku atau tidak melihatku sebagai kakakmu. Namun aku ingin kau tau, bahwa aku akan selalu  berada di sampingmu entah sebagai siapapun itu, teman, sahabat, kakak, orang asing dan aku ingin entah sebagai siapapun itu berada di sampingmu.

Menolongmu. Berjuang bersamamu, dan selalu ada di sisimu. Berbagi beban yang kau tanggung sebagai hero kecil...' batin Satoshi.

Seperti mendengarkan batin Satoshi, [Name] mulai membuka matanya secara perlahan. Satoshi yang melihat adiknya sadar pun membelalakkan matanya tak percaya dan senyuman terbit di wajah manisnya.

[Name] melirik ke arah Satoshi lalu melirik ke arah gelas yang berada di meja samping kasurnya. Satoshi yang menyadari itu memberikan gelas dan sedotan serta membantu [Name] untuk minum.

Merasa segar [Name] mendapatkan kembali energinya yang sudah hilang. Kini proses regenerasi bisa sedikit lebih cepat.

[Name] melepas kain yang berada di wajahnya dan memberikannya kepada Satoshi. Satoshi mengambilnya namun tak langsung menyimpannya ke wadah kompres.

"Sebenarnya apa yang terjadi??" Tanya Satoshi dengan lembut.

"Banyak hal. Aku bahkan bingung bagaimana ini dimulai, apa yang harus di lakukan, kenapa ini terjadi. Aku tak tau harus menjelaskan dari mana.." jawab [Name].

"..." Satoshi tetap diam tak ingin menekan [Name] dengan lebih banyak pertanyaan.

Kini luka di perut [Name] sudah benar benar tertutup. Namun energi [Name] belum kembali.

"... Mau makan.." ucap [Name] kepada Satoshi.

Satoshi hanya menghela nafas lalu mengambil snack yang sudah ia siapkan dan ia berikan kepada [Name].

[Name] hanya terkekeh kecil lalu ia memakan snack yang sudah diberikan oleh kakaknya dengan senyuman seperti anak kecil yang di belikan ice cream.

'Lagi dan lagi kau menyembunyikan rahasia dariku namun tak mengapa aku akan tetap berusaha untuk melindungimu adikku...' batin Satoshi dengan senyuman yang muncul di wajahnya saat melihat adiknya yang makan snack dengan girang itu.

°•~Time Skip~•°

Sesudah dua sampai tiga hari kejadian itu terjadi kini [Name] dan Satoshi sedang bersantai di ruang tamu mereka sedang menonton televisi tentang berita pahlawan All Might yang kembali menyelamatkan hari.

Entah saluran apapun yang mereka tonton selalulah berita mengenai All Might yang muncul di layar televisi itu.

"Bang apakah menurutmu ia tidak risih dengan begitu banyak kamera yang meliputinya??" Tanya [Name].

"Entahlah mungkin ia sudah terbiasa dengan banyaknya kamera yang meliputinya seperti itu." Jawab Satoshi.

*Ping*

Suara notifikasi handphone terdengar  [Name] yang merasakan getaran dari handphonenya mulai mengecek handphonenya dan benar saja ialah yang mendapatkan pesan dari Deku.

"NAH!! akhirnya Setelah sekian lama Ia memutuskan untuk memberiku pesan." Seru gadis itu.

"Dia siapa??" tanya satoshi.

"Deku, ia akhirnya yang memberiku pesan setelah sekitar 2 atau 3 hari setelah aku memberikan nomor teleponku kepadanya." Jawab si gadis sembari menjawab chat dari Deku.

Satoshi hanya mengatakan 'oh' lalu kembali fokus ke televisi.

***-***-***
Halo?? Apakah ini
dengan [Surname]-san??

***-***-***
Benar! Apakah ini dengan
Izuku Midoria??

***-***-***
Iya, bagaimana kau tau ini
aku??

***-***-***
Oh, aku tak ingat memberikan
nomor ke siapapun kecuali kau
selama minggu ini. Jadi
ku kira ini pasti kau.

***-***-***
Oh...

***-***-*** sudah mengganti nama kontak menjadi Midoria

***-***-***
Sudah ku save kontakmu ya!

Midoria
Baik! Aku akan save
kontakmu sekarang juga!

Midoria sudah mengganti nama kontak menjadi [Surename]-san

[Surename]-san
Terimakasii~ Ngomong omong
bagaimana kabarmu??

Midoria
Aku baik baik saja,
terimakasih sudah bertanya.
Bagaimana denganmu??

[Surename]-san
Aku baik baik saja.

Midoria
Syukurlah...

[Surename]-san
Apakah kau besok kosong atau
ada acara??

Midoria
Eh? Untuk besok aku
kosong... Kenapa??

[Surename]-san
Kau mau Hang-Out bersamaku
besok tidaaa??

Di sisi lain saat Midoriaa melihat pesan dari [Name] ia merasa senang, malu dan semangat. Ia sangat ingin bermain dengan [Surname] namun dia juga merasa malu.

Midoria
Eh?? Apakah tak apa??

[Surename]-san
Tentu, mengapa tidak??
kecuali jika kau tidak mau
tentu tak mengapa, aku tak akan
memaksamu!

Midoria
Tentu! Aku dengan senang
hati akan Hang Out denganmu!

[Surename]-san
Uoahhh, baikk~ aku akan
memberi taumu lebih lengkap
nanti saat malam, aku saat ini ada
acara.

Midoria
Baik, ku tunggu!

[Surename]-san
Baikkk
Dibaca oleh Midoria.

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang