23.Deja vu

863 138 18
                                    

(A/N : Dibawah ada pengumuman.)

*Third Person POV

Terlihat [Name] sedang berlari dengan tergesa - gesa. Ia memilih untuk berlari menuju rumahnya, karna jalanan sedang sangat padat. Jika ia menaiki kendaraan umum itu akan membuang waktunya saja.

Ia melihat jam tangannya. Jam menunjukkan pukul 10.55. Sedangkan ia harus sudah ada di rumah pukul 11.15 yang artinya ia hanya memiliki waktu 20 menit. Perjalanan juga masi jauh.

'Gawat, gawat, gawat!!! Kalo kek gini abang bisa ngamuk!!' Batin [Name] yang fokus dengan jamnya.

Keringat mengalir dari dahinya, tak sedikit juga orang orang yang berjalan di trotoar melirik [Name] yang berlarian.

[Name] menurunkan tangannya dan fokus ke arah depan. Ia mengeluarkan semua tenaganya untuk berlari. Lariannya pun cukup cepat. Ia tak menggunakan quirknya, karna di Jepang tak boleh menggunakan quirk tanpa lisensi.

'Sialan... Gw gak nyadar kalo gw udah jalan sejauh ini tadi pagi. Lagian tadi perasaan masi pagi kenapa sekarang dah siang aja si!?' Rengek batin [Name].

Ia menutup matanya dan benar benar menekankan semua tenaganya pada kakinya. Setidaknya ia dapat merasakan aura orang lain sehingga tau jika ada orang di depannya.

'Gw yakin, gw gak bakal dateng tepat waktu... Terus gw harus gimana?? Gw harus pake alasan apa?!' Panik [Name].

Sementara [Name] sibuk dengan pikirannya. Tiba tiba seseorang dengan hoodie hitam dan di tudungkan serta tangannya yang disimpan di saku keluar dari sebuah gang.

Gang yang akan di lewati oleh [Name], dan sepertinya pria itu juga tak menyadarinya.

[Name] yang merasakan tiba tiba sebuah aura manusia muncul pun membelakakan matanya. Ia segera menghentikan lariannya. Namun ia bukanlah motor yang ada rem mendadak.

"AAAA AWAS HEH!!" Teriak [Name] dengan tangan di depan.

Seseorang tadi tak mengerti apa yang diucapkan oleh [Name] membalikkan badannya. Namun

*BRAK!!!*

"aww..."

"ugh..."

[Name] membuka matanya dan ternyata ia terjatuh pada badan seorang pemuda (Iya orang tadi lelaki) yang membuatnya tak merasa terlalu sakit, sedangkan si pemuda jatuh mengenai tanah.

[Name] tersentak lalu segera bangkit. Sementara pemuda tadi memegang kepalanya yang sempat terkena jalanan trotoar.

"Aaa- Maaf maaf! Aku lagi buru buru!" Panik [Name] mengulurkan tangannya untuk membantu pemuda tadi.

Karna hoodienya, [Name] tak bisa melihat ekspresinya. Namun ia yakin bahwa pria tadi sedang menatap tangannya.

Pria tadi langsung berdiri tanpa menerima bantuan [Name]. Lalu membersihkan pakaiannya dari debu.

Sedangkan [Name] masi mengulurkan tangannya dan tersenyum kikuk. Ia menatap tangannya yang kosong karna bantuannya tak diterima.

Rona merah mulai muncul pada wajah [Name]. Tidak, bukan karna cinta melainkan karna malu. Ia menundukkan kepalanya, menatap jalanan trotoar untuk menyembunyikan wajahnya.

"...S-sialan!" Gumam kecil [Name] lalu menarik tangannya kembali.

Sayangnya gumaman [Name] terdengar oleh pria tadi.

"Ya? Kenapa?" Ucap pemuda tadi. Suaranya sedikit serak namun berat.

[Name] terkejut saat mendengar suara pemuda yang ada di hadapannya. Wajahnya terlihat berusaha mengingat ingat sesuatu.

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang