25. All Might!

691 105 8
                                    

*Third Person POV

Satoshi berjalan ke arah rumahnya dengan wajah datar. Jangan tertipu. Walaupun wajahnya datar seperti triplek, berbeda dengan pikiran dan hatinya.

'DEMI APA WAIFUKU NYATA!! CAKEP BANGET LAGI ANJRIT!!! MANA YANG BILANG 'PACAR KOK GEPENG' SINI LO! WAIFU GW UDAH NYATA' Batinnya.

Tanpa ia sadari, ia sudah sampai di depan mansionnya. Membuka pintu dengan segera dan menutupnya dengan cukup keras.

[Name] yang sedang di kamarnya memainkan handphone, terkejut saat mendengar suara dentuman pintu yang cukup keras.

'Kenapa?' Batin [Name] yang sedang heran.

[Name] segera berjalan ke luar kamarnya dan melihat Satoshi yang sedang terlentang di atas sofa sembari memeluk bantal menutupi wajahnya. Terlihat juga pundak Satoshi yang bergetar.

[Name] berjalan ke arah tangga namun tak turun ke lantai pertama. Ia hanya menatap Satoshi dengan heran dari tangga.

"Lo kenapa bang?" Tanya [Name].

Saat mendengar suara adiknya tiba tiba badannya berhenti bergetar. Terjadi keheningan lalu, Satoshi menyingkirkan bantal yang ada di atas wajahnya.

Wajah Satoshi memerah, entah karna panas tertutup bantal, marah, ataupun malu. Meskipun begitu Satoshi tetap menutup matanya.

"[Name]...." panggil Satoshi.

"ya??..." Sahut [Name] masih bingung dengan kakaknya yang satu ini.

Satoshi tiba tiba membuka matanya dengan wajah serius namun masi dengan wajah yang memerah.

"Lo gak tau seberapa bersyukurnya gw karna memutuskan untuk jajan hari ini." Ucap Satoshi dengan senyuman di wajahnya.

[Name] hanya menatap kakaknya dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

"...Ok???" Gumam [Name].

Satoshi bangun dari tidurnya, namun ia malah memukul sofa sebelah ia duduk dengan semangat (?).

'Dasar aneh.' batin [Name] melihat kakanya ketawa dan senyum - senyum sendiri.

°•~'Keesokan harinya'~•°


Masih di tempat yang sama, dan pagilah yang menjadi latar waktunya. Mansion milik dua remaja yang memiliki marga [Surname].

Namun saat ini terlihat [Name] dan Satoshi yang sedang duduk di ruang tamu. Satoshi yang sibuk dengan Laptopnya dan [Name] yang sibuk dengan handphonenya.

[Name] mematikan handphonenya, lalu hanya menatap Satoshi yang sedang sibuk dengan Laptopnya.

"Apa?" Tanya Satoshi tiba tiba tanpa mengalihkan pandangannya.

"Nanti kalau masuk UA, di tanya quirk milikku apa... Jawabnya apa ya??" Bingung [Name].

Satoshi berhenti mengetik di laptopnya. Kini ia menatap [Name] yang berada di sebrangnya.

"..."

"..."

"..."

"Yo ndak tau,kok tanya saya." Ucap Satoshi yang kembali fokus kepada laptopnya.

[Name] hanya menatap kakaknya dengan alis yang berkerut dan mulut yang sedikit terbuka.

'Halal untuk di tebas ga si?' pikir [Name].

Suara notif handphone terdengar dalam ruangan. Membuat [Name] sadar dari pikirannya.

"Handphone lo?" Tanya [Name] kepada Satoshi.

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang