29. RUN !!!

452 79 5
                                    

*Third Person POV

[Name] berlari secepat mungkin. Ia terus berlari meskipun ia tak tau harus berlari ke mana. Ia bahkan tak bisa berpikir jernih saat ini.

Yang ada di pikirannya hanyalah bayangan sosok Dewi yang terluka parah, Angel dan Demon yang berjuang sekuat tenaga melawan bayangan bayangan tidak jelas itu.

Ia merasa bersalah karna tidak dapat membantu mereka, namun ia tau 'teman temannya' akan marah jika ia ikut berjuang, apalagi ia target utamanya.

Suasana yang gelap, dan hening. Yang terdengar tidak lebih dari suara langkah kaki dan deru nafas yang cepat.

'Menyesal kalau ada apa apa lebih suka terbang dari pada lari' batin [Name].

Merasa sudah berlari cukup jauh, [Name] berhenti sebentar untuk menetralkan deru nafasnya. Jantungnya berdebar kencang, ia sangat panik.

Sembari mengambil nafas [Name] menatap kosong ke bawah. Ke baju tidurnya yang kini sobek dan di lumuri darah segar dari sang Dewi.

Entah bagaimana atau apa yang terjadi [Name] merasakan air turun dari matanya. Ia... Bingung.

Ia merasa kosong. Tidak merasakan apapun, namun kenapa dia menangis??

[Name] mengusap matanya kasar, mencoba menghentikan tangisannya.

'Jika aku menangis sekarang pun tak ada gunanya. Tangisan ini tidak akan menyelamatkan mereka ataupun diriku sendiri. Aku harus tetap berlari..' Batin [Name].

"Bisa.. Aku pasti bisa..." Gumamnya.

Setelah mengusap air matanya, [Name] mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Mata [Name] terbelalak karna panik, takut, dan waspada.

Ia menolehkan kepalanya, namun tidak ada apapun yang terlihat terkecuali kegelapan.

"shit..." gumam [Name].

Tawaan kecil terdengar dari jauh. Suara tawa itu terdengar seperti pria.

[Name] yang panik memutuskan untuk melanjutkan larinya, ia lari secepat mungkin. Namun...

*Grap*

"Argh..." Geram [Name] saat merasa kakinya di lilit oleh sesuatu.

*Clap*

Suara jentikan tangan terdengar, membuat cahaya tiba tiba muncul dari atas kepala [Name] memperjelas sekitarannya.

[Name] sempat terkejut, namun ia kembali melihat ke arah kakinya yang ternyata di lilit oleh sebuah bayangan hingga lututnya.

[Name] mencoba menggerakan kakinya dengan maksud untuk melepaskan diri, namun ikatan bayangan tersebut semakin kuat, membuat [Name] tak bisa melakukan apapun.

[Name] mengerang kesal saat kakinya benar benar tidak bergerak sama sekali, ia tau siapa di balik semua ini. Sehingga ia mulai menyusun rencana untuk melawannya.

*Grep*

"A-MHMM"

Sebelum [Name] dapat memikirkan rencana, Archeros sudah datang dan memeluk [Name] dari belakang sembari menahan mulutnya untuk tidak teriak.

Archeros sedikit menarik kepala [Name] yang membuat [Name] melihat ke atas, sedangkan Archeros menunduk untuk melihat wajah [Name].

Melepaskan pelukannya, kini Archeros menahan kedua tangan [Name] dengan satu tangannya, sedangakn satunya lagi masi menahan mulutnya.

Archeros tertawa kecil saat melihat [Name] berjuang melepaskan dirinya.

"Oh you're so silly ... Kau pikir kau bisa lari dariku?? Kau sendiri yang datang ke Duniaku, dan kau juga yang ingin keluar tanpa menemuiku?? Tidak akan." ancam Archeros.

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang