"Itu bukan anak gue kan?!"
"Gimana bisa bukan anak lo?you fuck me almost everyday jen!" Siyeon tidak percaya Jeno bisa ngomong begitu.
"Gue selalu pakai pengaman Si! "
"No you're not. Waktu lo stress kalau karina udah nikah lo lupa pakai Jen!"
Jeno frustrasi. Dia memukul kepalanya sendiri. Bertubi-tubi.
"Terus kenapa lo gak ingetin gue?! " teriak Jeno frustrasi.
Siyeon mendecih melihat kelakuan Jeno.
"Gue cuma bilang kalau gue hamil anak lo.Gue gak minta lo buat tanggung jawab."
Jeno menatap perempuan itu. Siyeon dengan santainya memilih baju mana yang akan ia pakai hari ini.
"Maksud lo apa? " tanya Jeno.
"Gue gak pernah bilang kan kalau gue akan biarin dia lahir? "
"SIYEON! "
"Ga mungkin ada jalan buat kita jen. Mau sampai kapan kita ngumpet dari keluarga? Suatu saat Eric pasti akan tahu juga kalau selama ini kita ada hubungan."
"Dengan kenyataan yang sekarang,gue ga mau anak ini lahir dengan keadaan keluarga yang gak jelas. Gue juga ga mau nyusahin diri gue sendiri nantinya. Selagi masih belum terlalu besar,ini masih bisa untuk aborsi Jen. "
"Kenapa si lo selalu berpikiran pendek dari dulu? " tanya jeno sarkas.
Siyeon gak membalas.
"Cepet. Kita ke dokter kandungan. " Jeno menarik tangan Siyeon.
Hatinya gundah. Kalau memang kali ini benar yang di perut siyeon adalah anaknya,kenapa sekarang otaknya di penuhi Karina.
Semuanya seolah deja vu. Jeno tidak tahu harus mempercayai hati atau pikirannya. Hanya saja.. Jeno sedikit ragu pada Siyeon.
•••
"Nomor urut 13 silahkan masuk"
"Je-Jeno?"
Jeno mendengar lagi suara Karina setelah beberapa lama. Dari sekian banyak dokter kandungan kenapa mereka harus di pertemukan di sini?
Karina menatapnya sendu. Jeno perlahan melepaskan genggaman tangannya dari Siyeon. Menyadari keberadaan Siyeon di sana,Karina sudah tidak bisa berpikir jernih.
Ada apa mereka berdua? Kenapa ke dokter kandungan?
"Jadi sekarang kalian calon orangtua?"
Tanya Siyeon pada Yoshi dan Karina. Perempuan itu memberikan senyum meledek.Yoshi mengeratkan genggamannya pada tangan karina. Ia tahu betul Karina sedang kacau sekarang.
"Congratulations Karina, Yoshi. Semoga Yoshi bisa jadi suami dan ayah yang baik ya. " Ucapan Siyeon itu tidak terdengar seperti ucapan selamat pada umumnya.
Yoshi dan Karina tahu persis kalau Siyeon lagi meledek mereka.
"Gue pasti jadi ayah yang baik. " Balas Yoshi dengan tatapan mengejeknya ke arah Jeno yang gak berkutik itu.
Jeno hanya terdiam. Perasaan aneh yang menyerang dirinya membuat pria itu tidak berkutik.
Setelahnya, Yoshi menarik Karina pergi darisana. Karina memang bilang akan melupakan Jeno. Tetapi gak ada yang instant di dunia ini. Karina pasti perlu waktu. Karena bagaimanapun,Jeno yang menghuni hati perempuan itu beberapa tahun ini.
Melihat punggung Karina yang telah menghilang di balik dinding,Jeno merasa menjadi seorang pecundang.
Perkataan Yoshi yang bilang akan jadi ayah yang baik, membuat Jeno makin gusar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Five O' Five
Fanfiction"Jadi lo hamil anaknya Jeno atau Yoshi?! " Highest rank #1 yorina #5 giselle #7 yoshinori #8 siyeon