Renjun POV
[Ren.... Apa kau sibuk?]
[Tidak... Ada apa na?]
[Bisa kita bertemu, aku ingin cerita suatu hal padamu]
[Apa perlu aku hubungi Haechan?]
[Jangan..... Karena ini tentang Mark hyung]
[Keberatan jika bertemu di Dream Cafe]
[Tidak sama sekali, aku akan tiba jam 10]
Telpon terputus, aku kembali pada rutinitasku memasak. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi, tapi Jaehyun hyung belum juga tiba
Bip.... Bip...
Aku langsung sadar jika Jaehyun hyung sudah memasukkan pin apartemenku, sepertinya aku tak mendengar ketika ia menekan bel akibat terlalu asik berbicara dengan Jaemin
Meja makanku telah terhidang nasi goreng dan dua gelas teh camomile, aku langsung mengantungkan celemek di dekat dishwasher
"Maaf aku langsung masuk" ucap Jaehyun hyung mencium pipiku singkat
"Tak perlu minta maaf hyung, aku juga sering melakukan itu" ucapku sembari menyodorkan piring berisi nasi goreng padanga
"Tak ingin pindah ke apartemenku?"
"Tidak buruk, tapi Aku masih nyaman seperti ini"
"Lakukan yang menurutmu nyaman sayang" ia mulai menyuapkan nasi goreng buatanku
"Hyung... Hari ini aku berencana bertemu Jaemin di cafe"
"Ingin aku antar?"
"Tidak perlu, aku bisa membawa mobilku sendiri. Bukankah hyung ada rapat?"
"Aku bisa menunda sebentar rapatnya"
"Hyung memang pemilik tapi bukan berarti boleh seenaknya" aku langsung melipat kedua tanganku di dada, Jaehyun hyung sering kali melakukan hal seperti itu demiku
"Kau prioritas hyung, wajar bagi hyung melakukannya"
"Jangan lakukan lagi karena aku hyung, jika itu benar-benar penting aku pasti bilang pada hyung"
"Tapi kau tak pernah meminta apapun pada Hyung"
"Aku akan memintanya nanti"
Kami menyelesaikan sarapan, aku bergegas menganti baju. Masih satu jam lagi menuju waktu janjianku dengan Jaemin
"Ren.... yakin menggunakan pakaian itu?"
"Memangnya kenapa hyung?"
"Cuaca masih dingin sayang" ucapnya mengambil syal yang aku gantung di dekat pintu
"Ini sudah masuk musim semi hyung" aku masih bersikeras untuk tidak menggunakan syal itu
"Ingat terakhir kali kau mengabaikan perintah hyung?"
Aku hanya mengerucutkan bibirku, faktanya ia memang selalu benar dan aku tak bisa membantah apa yNg ia katakan
"Perfect...." Ucapnya setelah melilitkan syal di leherku
"Hyung tak pergi sekarang?"
"Mengusirku?" Ucapnya singkat dengan senyum yang menampilkan dua dimple miliknya
"Jangan membiarkan orang lain menunggu hyung terlalu lama" aku mulai mendorong punggungnya menuju pintu keluar
"Hyung pergi dulu" ucapnya sembari mengecup dahiku
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String
RomanceSetiap orang tercipta berpasang-pasangan, tidak ada yang bisa menebak takdir yang telah dirancang sedemikian sempurna. Benang merah yang melingkar dijari kelingking mengikatmu pada pasangan hidupmu, tiada yang tau seperti apa pasanganmu kelak. Apa...