3rd Person POV
Waktu terus berjalan dimana keduanya kembali pada rutinitas baru mereka, menenggelamkan diri pada kesibukan yang menyita seluruh waktu mereka. Tentu saja itu hanya kamuflase untuk menjauhkan dari bayang-bayang kebersamaan yang sulit terlupakan
Saat yang di tunggu-tunggu telah tiba, degup jantung keduanya saling berdetak. Pada kenyataannya jarak tak bisa menghapus rasa rindu, sebaliknya rasa rindu semakin besar mereka rasakan
Seorang pria melangkahkan kakinya keluar dari pesawat, menarik koper kecil yang ia bawa selama perjalanan bisnisnya. Ponsel masih melekat ditelinganya, menghubungi sahabatnya yang bertanggungjawab untuk menjemputnya sekarang
"Apa kau tak bisa mengambil penerbangan lebih pagi dari ini?" Ucap Yuta dengan sindiran yang jelas
"Aku tak tau kau ikut menjemputku" ucap Jaehyun, ketiganya berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh dari pintu kedatangan
"Aku tak sejahat itu membiarkan Taeyong menjemputmu sendiri"
"Dimana sekretarismu?" Tanya Taeyong sembari membuka pintu kemudi
"Mewakiliku untuk rapat lain" ucap Jaehyun sembari mengaruk tengkuknya
"Kau yakin dengan pilihanmu?" Ucap Yuta langsung
"Ya... Tak ada salahnya untuk mencoba terakhir kali"
"Aku berdoa untuk kebaikanmu Jung"ucap Taeyong, ia pun mulai menjalankan mobil keluar dari area bandara
"Kami datang ke opening pamerannya" ucap Yuta yang membuat Jaehyun memasang telingannya dengan baik
"Dia pelukis jenius, aku menyadari jika kata jenius dan mahal memang melekat dengan baik pada dirinya dan karyanya" ucap Taeyong
"Tapi ada satu section yang tertutup oleh kain, beberapa menanyainya dan ia hanya tersenyum dan mengatakan belum waktunya" ucap Yuta
"Aku rasa ia menunggumu" ucap Taeyong
"Cukup sekali kalian menerbangkanku dan menerima hantaman keras akibat penolakkannya" Jaehyun masih kesal dengan kejadian itu
Harus di akuin sikap teman-temannya membuatnya memiliki kepercayaan yang tinggi saat itu
"Hahahaha... Aku sendiri tak menyangka jika Renjun menolakmu, ayolah... Mana mungkin kami membaca jalan pikirannya, anggap saja itu kesialanmu" perkataan Yuta hanya di balas kediaman oleh Jaehyun
Ketiganya memilih diam tenggelam dalam pemikiran masing-masing dan tentu memberi waktu untuk Jaehyun beristirahat
.
.
..
"Jaehyun... Kita sampai" ucap Taeyong
"Terima kasih hyung" ucap Jaehyun singkat
"Kau tak mungkin datang dengan tangan kosong" ucap Yuta menyerahkan buket bunga mawar pada Jaehyun
Pameran Renjun semakin ramai mengingat ini hari terakhir pameran itu diselenggarakan. Pada awalnya ia ingin pergi ketika grand opening, bahkan ia telah memesan tiket pesat
Namun, seolah kesialan tak pernah habis. Secara mendadak perusahaan kembali mendapatkan masalah hingga ia harus menyelesaikan segalanya sebelum kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String
RomanceSetiap orang tercipta berpasang-pasangan, tidak ada yang bisa menebak takdir yang telah dirancang sedemikian sempurna. Benang merah yang melingkar dijari kelingking mengikatmu pada pasangan hidupmu, tiada yang tau seperti apa pasanganmu kelak. Apa...