01. One and Only

12.5K 318 11
                                    

warning : dark!Sehun

***

"Tidak, tidak. Aku tidak mau mengambil resiko. Kau tahu sendiri bagaimana bahayanya orang ini. Para polisi itu bahkan tidak mempercayaiku saat aku melaporkan hal ini kemarin!"

"Tapi Ra, apa tidak berlebihan menurutmu sampai kau pergi ke Tokyo seperti ini?"

"Nyawaku terancam, Seul."

Ahra kembali memperhatikan dari jendela kamarnya, sedikit menyibak tirainya dan mencoba memeriksa setiap sudut lingkungan rumahnya.

Orang itu bisa berada dimana saja.

Ahra juga tidak habis pikir, bagaimana mungkin seniornya, Kim Suho memberikan pasien berbahaya seperti Oh Sehun kepada psikiater pemula seperti dirinya. Awalnya memang Ahra berpikir dengan menceritakan tentang dirinya sendiri akan membuat pekerjaannya sedikit lebih mudah dan membuat pasiennya itu menjadi lebih mempercayai dirinya. Membuat pria itu menjadi lebih terbuka pada dirinya untuk memudahkan sesi terapis mereka.

Bodohnya bagi Ahra, dia tidak pernah mencari tahu bahwa pasien yang dia hadapi ternyata adalah mantan seorang narapidana yang sudah mendekam selama sembilan tahun di penjara karena kasus pembunuhan.

Tentu, Ahra hanya bertemu dengan pria ini selama beberapa waktu, kemudian dia menyarankan kembali pada Oh Sehun, pasiennya itu untuk kembali ke tempat
Kim Suho yang lebih berpengalaman dan lebih bisa membantu dirinya saat dia merasa apa yang Sehun keluh kesahkan pada dirinya itu melampaui kemampuannya sebagai seorang psikiater pemula.

Sekarang—baru satu bulan setelah Ahra menyarankan kepada Sehun untuk kembali ke tempat praktek Kim Suho, Ahra masih terus bisa melihatnya ke manapun dia pergi. Saat dia berada Cafe di dekat rumahnya—atau saat mereka 'tanpa sengaja' bertemu di supermarket, atau bahkan, saat Ahra pergi ke salah satu toko buku yang ada di pinggiran kota.

Ahra seratus persen yakin bahwa Sehun belum benar-benar sembuh dari sakit mentalnya saat itu. Dan sekarang—Ahra sedang bersiap untuk berangkat ke
Jepang ke tempat salah satu saudaranya untuk mencari perlindungan dari apa yang coba Sehun rencanakan. Seharusnya Ahra sadar hidup di kota ini sendirian adalah pilihan hidup yang buruk.

Saat dia sudah menutup panggilannya dengan Kang Seulgi, salah satu temannya yang mengatahui soal hal ini, Ahra beralih untuk mengambil tasnya yang berada di atas sofa—hanya untuk terdiam kemudian saat tidak menemukan benda itu disana.

Tidak, tidak. Ahra yakin dia meletakkan benda berwarna merah muda itu diatas sofa ruang tamunya beberapa saat lalu sebelum dia menelfon Seulgi dan mencoba memeriksa keadaan di sekitar rumahnya.

Oh, Sial.

Gadis itu kemudian memekik terkejut saat sebuah lengan kekar melingkari lehernya dengan erat.

"Well, well. bukankah tidak sopan untuk pergi tanpa sebuah salam perpisahan, baby?"

Benar dugaannya.

"Sehun," Ahra mencoba terdengar tenang. Pada posisi seperti ini, panik hanya akan memperburuk keadaan, "Jangan lakukan ini, Sehun. Tidakkah kau ingin hidup normal? Memiliki teman, berkencan dengan gadis-gadis cantik di luar sana? Memiliki keluarga?"

Ahra bisa merasakan pria itu mengusak hidungnya ke helaian rambut Ahra dan menarik nafas dalam-dalam, memenuhi indera penciumannya dengan aroma gadis itu.

"Tidakkah kau melihat aku sedang mencoba
melakukannya, baby?" pria itu berucap, tangan besarnya sudah bergerak ke bagian depan tubuh Ahra, meremas payudara gadis itu dari luar pakaian yang dipakainya. Tangan besarnya menangkup sempurna payudara milik gadis itu saat dia masih tidak menghentikan pelecehan yang dia lakukan padan mantan psikiaternya itu.

"Bukan—seperti ini caranya membangun sebuah hubungan, Oh Sehun—" Ahra menahan nafas—kedua matanya melebar dengan horror saat menyadari apa yang akan dilakukan Sehun selanjutnya. Saat tangan pria itu beralih menelusup ke dalam rok pensil yang dipakai Ahra untuk menarik lepas celana dalamnya, gadis itu mulai memberontak.

"Sshh.. sshhh.. it's okay, baby. it's okay" bisikan rendah pria itu membuat Ahra semakin merasa ngeri—lalu dengan mengejutkan dan tanpa persiapan sama sekali, pria itu melakukan penetrasi terhadap dirinya dalam satu dorongan—membuat bibirnya lantas terbuka.

Oh astaga, pria ini benar-benar besar.

Ahra berada pada titik saat rasa sakit membuat merasa kebas–tubuhnya yang kini terdorong pada sandaran sofa ruang tamunya—tubuh Sehun yang dua kali lipat lebih besar yang menekannya erat dan penyatuan tubuh mereka di bawah sana yang benar-benar brutal.

"Tidak bisakah kau melihatnya? Hanya kau, Ahra.." gadis itu bisa mendengar Sehun berbisik rendah saat dia semakin membesar dan gerakan pinggulnya semakin dalam, "Hanya kau yang aku inginkan dalam hidupku yang kacau ini.." pria itu kembali melanjutkan saat semakin erat mencengkram tubuh Ahra.

"Only you.. one and only you.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweethearts' Journal • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang