19. Pillowtalk

3.5K 146 9
                                    

Ahra tergelak saat Sehun meletakkan tubuhnya tepat di depan perapian yang sudah mereka nyatakan sejak hujan mengguyurtadi pagi, tepat di atas karet bulu kesayangannya. Tawanya kemudian teredam saat pria itu kembali mempertemukan bibir mereka, membawanya ke dalam sebuah ciuman dalam penuh gairah dan nafsu yang terbakar bersama.

Tepat saat Sehun melepaskan ciumannya, Ahra menatapnya kembali, memperhatikan bagaimana tubuh telanjang pria itu berkilau oleh keringat, pantulan warna kobaran api yang menyala dari perapian di sebelah mereka membuatnya terlihat semakin indah. Gadis itu bahkan menatap dengan terkesima setiap kali semua otot liat di tubuhnya bergerak dengan indah seiring kegiatannya.

Helaian ikal Ahra tersebar tidak beraturan diatas karpet bulu lembut tempatnya terbaring saat ini, tubuh telanjangnya menggeliat kecil sesekali, seiring sentuhan tangan Sehun yang memujanya disana, tidak satupun inchi kulit dari tubuh Ahra luput oleh sentuhan pria itu. Dan kini, gadis itu sedang menumpukan tubuhnya sendiri dengan kedua lengannya, bibir merahnya terbuka dan tatapannya kini tertuju diantara kedua pahanya yang sudah terbuka, seolah siap menyambut Sehun yang sebentar lagi akan menyatu dengan dirinya.

"God, you're so pretty," pria itu berbisik sekali lagi, menatap Ahra, dan kembali merendahkan tubuhnya untuk memberikan sebuah ciuman kembali di bibirnya. Salah satu tangannya kini sudah bergerak untuk mempersiapkan dirinya sendiri, naik turun di ereksinya yang sudah tegak menantang dan terlihat begitu antusias.

Lagi dan lagi, Sehun jatuh cinta pada Ahra setiap kali mereka bercinta. Dia bahkan tidak tahu bagaimana cara mendeskripsikan cantiknya Ahra, tapi dia sungguh sudah begitu tergila-gila pada gadis itu.

Saat ciuman Sehun turun ke leher dan dadanya yang telanjang, Ahra kembali mendesah lirih. Gairahnya sudah tidak dapat dia tahan. Ahra sudah begitu menginginkan Sehun untuk segera menyatukan tubuh mereka. Dia sudah begitu menginginkan Sehun di dalam dirinya.

Mengerti apa yang Ahra inginkan, Sehun sekali lagi tergelak pelan dan meraih kembali kejantanannya, mempersiapkannya tepat didepan celah Ahra yang sudah begitu basah dan licin, mendamba dirinya. Kemudian, dengan satu dorongan lembut, pria itu masuk sepenuhnya, meregangkan tubuh mungil Ahra di sekeliling kejantanannya.

Jemari gadis itu tenggelam diantara helaian gelap milik Sehun seiring penyatuan tubuh mereka, bibirnya kembali terbuka dan rintihan lirih kembali lolos dari sana. Dia merasa begitu penuh, dia merasa hanya ada pria itu di sekelilingnya, dia hanya bisa merasakan Sehun.

Kedua mata Ahra terpejam kembali, punggungnya tanpa sadar sedikit membusur, seolah ingin semakin merapatkan penyatuan tubuh mereka. Sehun yang melihatnya hanya tersenyum kecil, menanamkan kembali ciuman-ciuman di wajah Ahra dan beralih untuk mendekap tubuh mungil gadis itu sepenuhnya dalam pelukannya.

Kemudian, Sehun mulai bergerak. Lembut, dalam, dan sensual. Mereka berbagi kerentanan bersama satu sama lain. Saling merasakan satu sama lain. Penyatuan tubuh mereka kali ini begitu intim dan sensual setelah mereka beberapa kali melakukannya dengan penuh semangat beberapa saat yang lalu.

Pada satu titik dimana Sehun berhasil menyentuh titik nikmatnya, Ahra merintih dan mengerang, kedua lengannya balas mendekap Sehun lebih erat, semakin menenggelamkan wajah pria itu di dadanya. Kepalanya mendongak dalam rasa nikmat, Ahra rasa dia bisa menangis kapan saja.

Tubuh Ahra semakin membusur seiring Sehun mempercepat gerakan pinggulnya, berulangkali memenuhi tubuh mungil gadis itu dan membawa tubuhnya terasa semakin ringan seiring percintaan mereka. Sensasi nikmat memenuhi seluruh indera perasa Ahra, membuatnya lupa diri.

Suara kulit yang beradu, juga dengan aroma seks yang menguar memenuhi ruangan beradu dengan suara derak kayu yang terbakar.

Ahra membuka kembali matanya, menatap Sehun yang berada diatas tubuhnya, terengah dan sesekali menggeram rendah. Pemandangan itu benar-benar memanjakan mata Ahra, dengan pantulan kobaran api di tubuh telanjang Sehun yang basah dan berkilau oleh keringat. Perpaduan warna pantulan cahaya oranye dan rona gelap di bawah ototnya, dan sepasang obsidian yang menatap tepat pada dirinya tanpa terputus sedikitpun.

Sweethearts' Journal • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang