I'm starving, darling. Let put my lips to something, let me wrap my teeth around the world.
(Hozier - Eat Your Young)
***
Suara ketukan langkah kaki Ahra bergema di sepanjang lorong sepi itu. Sesekali, gadis itu akan menoleh diantara bahunya, memeriksa apakah ada orang lain di sekitarnya. Langkahnya masih terus berlanjut, gema dari ketukan antara hak sepatu dan lantai marmer di bawahnya menjadi satu-satunya hak yang mengisi kesunyian di tempat itu. Samar, warna merah dari alas sepatu yang dikenakannya mengintip malu-malu seiring langkahnya, hadiah mewah dari calon suaminya begitu berpadu indah dengan gaunnya malam ini.
Ini adalah salah satu malam yang penting untuk Ahra-dan segalanya berjalan dengan sempurna, hingga kemudian, keadaan berbalik seratus delapan puluh derajat saat salah seorang tamu datang menyapa calon suaminya, dan dirinya, selaku penyelenggara acara pesta malam ini.
Ahra tidak pernah menyangka kalau akan seperti ini jadinya.
Sebuah kesiap yang cukup nyaring segera lolos dari bibir merahnya saat tiba-tiba saja dia merasakan tubuhnya ditarik oleh sesuatu-atau seseorang, diantara pilar-pilar raksasa yang terhubung langsung dengan taman luas yang temaram. Tentu saja, disana tidak ada siapapun-kecuali dirinya, dan seseorang yang kini sedang menghimpitnya di salah satu sudut tembok yang tidak terlihat.
Nafas Ahra segera tersengal, tubuhnya menempel erat pada tembok dingin di belakangnya, dengan gaunnya yang terbuka di bagian punggung dan pundak, Ahra benar-benar bisa merasakan betapa dinginnya tembok marmer sekaligus udara malam ini.
Sebuah erangan rendah terdengar, Ahra mencoba fokus. Dia mengerti siapa yang sedang menghimpitnya saat ini. Aroma ini.. sampai kapanpun juga, Ahra tidak akan pernah lupa.
"Oh Tuhan, aku begitu merindukanmu, sugar.."
Suara rendah itu tepat berada di sisi telinga Ahra, dan gadis itu mencoba menatap ke depan, mencoba menatap kedua obsidian milik pria di hadapannya diantara kegelapan di sekeliling mereka berdua.
"Tuan Oh Sehun.." suara Ahra berbisik, tubuh mungilnya sedikit bergetar saat dia merasakan pria di hadapannya semakin erat menghimpit dirinya. Gadis itu bahkan bisa merasakan bagaimana telapak tangan pria itu bergerak mengusap sisi pinggangnya naik turun berulang kali.
Pria itu tergelak pelan, wajahnya semakin dekat pada Ahra, mengusak diantara helaian gelapnya, menghirup dalam-dalam aroma yang begitu dia rindukan dan dambakan. Akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan pujaan hatinya, gadis yang berhasil membuatnya tergila-gila.
"Tolong Tuan Oh Sehun.." suara Ahra kembali terdengar, sedikit tercekat karena merasakan pria itu mulai menanamkan ciuman di puncak kepala serta pelipisnya, juga bagaimana tubuhnya yang jauh lebih besar semakin menempel erat padanya yang tidak berdaya. "Semua ini hanya salah paham. Tolong, saya bahkan sudah tidak lagi bekerja untuk Song Minho.." Kedua tangan Ahra mencoba untuk bergerak, menyentuh tubuh kekar pria itu dan sedikit mendorongnya menjauh, mencoba untuk melepaskan diri, meskipun hal itu hanya sia-sia saja.
Saat suara tawa rendah pria itu kembali terdengar, tubuh mungil Ahra kembali terkesiap-pria itu kini beralih untuk menyentuh lehernya, merasakan dinginnya logam untaian perhiasan yang melingkar disana, masih dengan senyuman di wajahnya, "Sayang, kau mengerti aku bahkan sudah tidak peduli lagi soal apapun itu. Kau mengerti aku begitu menginginkanmu.." pria itu kembali berucap, sedikit berbisik di telinga Ahra dan membuat gadis itu kembali bergidik ngeri.
"Semua ini.. semua ini hanya salah paham.. saya tidak memiliki pilihan lain, Tuan Sehun.. tolong.." Ahra mencoba kembali berucap, tubuhnya bergetar di bawah tatapan pria itu, "saya.. saya sudah memiliki tunangan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweethearts' Journal • osh [ R/18+ ]
Fanfic[ mature contents ]🔞 stories from fanfic tittle games with Oh Sehun and Choi Ahra as main pair🤎 tag : fic tittle game (ftg) first written in 2021, repub 2022©️caramel-hun