4

4.6K 573 18
                                    

Karena draft nya udah banyak triple up deh 🔥🔥🔥

Enjoy!!!💚💚💚

Romance In Marriage
By : Yoora Kin



Kediaman Lee sepi begitu para pemiliknya berangkat bersama menuju mansion utama untuk pertemuan keluarga besar sekaligus hari ulang tahun ke 80 tahun si pemimpin keluarga alias Kakek dari Jeno. Acara itu adalah acara wajib setiap tahun di keluarga Lee. Semua orang wajib hadir atau akan rugi banyak hal. Rugi informasi, rugi perhatian dari Mr. Lee si pemimpin keluarga. Ayolah! ada kemungkinan yang bisa terjadi hanya dalam beberapa jam pesta ulang tahun itu.

Yang diundang hanya keluarga besar beserta orang-orang berpengaruh seperti klien bisnis penting. Setelah memberi ucapan pada sang Kakek. Jeno langsung bergabung dengan sepupu-sepupunya tidak ingin diseret sang Ayah menemui rekan kerja. Apalagi menemui paman bibi nya yang pasti akan menanyakan banyak hal. Dan tentu tujuan orang-orang selalu sama. Mencari cela untuk menggali kelemahannya lalu merendahkannya. Faktanya itu hal biasa dalam keluarga itu. Untung saja Ayah dan Ibunya tidak menerapkan kebiasaan keluarga itu saat di rumah. Bagi Jeno, orang yang masih memiliki cukup hati nurani hanya Ayah-Ibu nya.

"Jen, katanya lo punya pacar? Tante Iren heboh sombong ke nyokap gue", ucap Mark begitu Jeno datang.

"Bukan urusan kalian!", ucapnya. Smirk Jeno muncul walau singkat. Dia langsung teringat Karina. Belum apa-apa Ibunya sudah mengatakan omong kosong disana-sini.

Meski mereka terlihat akrab. Sejujurnya ada persaingan ketat dalam keluarga mereka. Persaingan untuk merebut kursi Kakek mereka yang sekarang masih dipegang sementara oleh Putra Tertua. Ayah dari Mark. Yah sementara karena tidak pernah ada peresmian jabatan. Paman Jeno itu hanya menggantikan si Kakek karena masalah kesehatan saja bukannya ditunjuk langsung.

Sejujurnya Jeno tidak terlalu tertarik. Lagipula Ayahnya, Donghae kini memegang perusahan dari pihak Ibunya. Iren adalah anak tunggal jadilah Donghae sebagai suami yang mengambil alih. Tapi Donghae yang tidak terima karena tidak terpilih sebagai pewaris tidak ingin menyerah untuk Jeno. Jika dirinya tidak bisa maka setidaknya Putranya harus terpilih. Meski pria itu selalu tersenyum dan tampak tenang tapi ambisi seorang Lee Donghae tidak bisa disepelekan.

"Jangan salah pilih! lo tahu kan gimana kejamnya badai keluarga kita. Hati-hati kena mental!", peringat Eric yang lebih terdengar seperti sindiran.

"Ck, bukannya cewek lo yang sering kena mental?", Jeno balas menyindir. Tentunya dia tidak ingin kalah dari siapa pun.

"Jadi lo serius punya pacar?", tanya Mark memastikan lagi tapi tidak dijawab Jeno. Dia hanya mengangkat bahu nya lalu tersenyum miring.

Aksi saling menyindir terus berlanjut hingga acara utama di mulai. Seusai acara formal dan seluruh tamu undangan pulang tiba acara khusus keluarga. Tepatnya makan malam keluarga. Mr. Lee si Kakek duduk di kepala meja memimpin acara makan malam itu.

Dan siapa sangka Mr. Lee memang sangat senang membuat kejutan. Dia tiba-tiba saja membuat pengumuman pewaris. Acara makan itu terjeda sebentar. Suasana berubah suram namun kontras dengan sisi keluarga Jeno. Sepasang suami istri, Donghae dan Iren tersenyum penuh arti mendengar nama putra tunggal mereka disebut. Sesuai dengan rencana mereka. Memang Jeno adalah cucu favorite Mr. Lee karena putra Lee Donghae itu adalah yang paling mirip dengan sang Kakek.

"Namun, Lee Jeno harus memenuhi syarat. Yaitu pernikahan. Lee Jeno harus menikah dalam waktu 1 bulan. Jika tidak, maka hak waris akan dialihkan ke cucu lainnya", lanjut si pengacara pribadi Mr Lee.

Jeno sukses dibuat terkejut setelah mendengar syarat dari Kakeknya. Menikah dalam 1 bulan? dengan siapa? kekasih saja tidak punya. Semua wanita di sekitarnya hanya sekedar untuk kesenangannya. Dia bahkan tidak pernah mengikat hubungan dengan siapa pun. Memang dirinya tipe yang tidak terlalu menyukai hubungan yang terlalu mengikat. Dia masih ingin hidup bebas melakukan apa pun sesuka hatinya dengan siapa pun yang dapat menyenangkannya.

Sementara Jeno kebingungan. Ayah-Ibu nya malah terlihat girang. Tidak sia-sia mereka terus menghebohkan tentang Jeno yang membawa kekasihnya pulang. Jeno tidak tahu saja Iren bahkan melakukan video call singkat dengan Karina yang ditunjukkan pada Kakek nya tadi. Iren benar-benar berniat menjadikan Karina sebagai menantunya.

Karina sampai kelabakan saat menjawab video call dari Iren. Untung saja dia sedang berada di perusahaan jadi penampilannya rapih dan sopan. Bukan acak-acakan seperti saat di rumah.

Begitu tiba di rumah Jeno menatap penuh selidik kedua orangtua nya. Dia tahu mereka pasti berbuat sesuatu sampai ada syarat seperti itu dari Kakeknya. Sudah hafal dengan gelagat aneh kedua orangtuanya.

"Aku kan sudah bilang. Karina bukan pacarku"

"Bukan pacar tapi kamu membawanya pulang dan tidur di kamar mu? Dia bahkan meminjam baju Ibu. Hubungan macam apa kalau bukan pacar? Ibu juga yakin Karina bukan wanita nakal yang akam sembarangan dibawa ke kamar laki-laki"

"Ada hal mendesak jadi aku bawa dia pulang. Dan sudah kukatakan kami tidak melakukan apa-apa. Aku tidur di sofa", elak Jeno.

"Ibu tidak mau tahu. Kamu harus bawa Karina dan kita bicara soal pernikahan", tegas Ibunya.

"Aku tidak masalah. Tapi bagaimana Karina? dia belum tentu mau. Dan lagi kami bahkan tidak terlalu akrab", tolak Jeno lagi.

"Itu urusan kamu. Besok kamu bawa Karina kesini! Lagipula Ayah dan Ibu menyukai gadis itu. Dia sopan dan baik. Dan juga cantik! Ayah mulai membayangkan visual calon cucu ku nanti", kali ini Donghae yang berbicara dan Jeno paling tidak bisa membantah Ayahnya.

Sementara itu di sisi Karina...

Gadis itu sedang menenggelamkan kepala nya di wastafel yang dipenuhi air. Kepala nya terasa berat dan panas mengingat ulah sepupunya. Dia sudah menyusun jadwal solo travel setelah novel nya diterbitkan dan bebas dari pekerjaanya. Tapi sekarang semuanya dibatalkan.

"Lo pasti bisa!", suara Giselle, editor sekaligus temannya dalam sambungan telepon.

"Bagaimana bisa? Gue bahkan belum pernah pacaran. Gimana nulisnya?"

"Ck, lo juga nggak pernah bunuh atau bertarung tapi lo bisa menuliskan dengan detail adegan pertarungan atau pembunuhan"

"Gue sudah mendalami dunia thriller dan action sejak lama. Tapi romance? Arghhh gue bisa gila! Kalo feel nya nggak dapet bisa-bisa gue dihujat", keluh nya lagi frustasi.

"Kalau gitu coba saja pacaran. Atau deketin cowok siapa gitu. Anggap aja lo lagi melakukan penelitian", usul Giselle.

"Hah, lo pikir semudah itu? Gue paling benci menulis sesuatu yang terlalu menguras perasaan seperti romance. Dan lagi pacaran? gue lagi di tahap betah hidup sendiri", ucapnya lagi.

"Apa salah nya coba? Yah kalo emang nggak bisa kita cari jalan keluar lain"

"Argghhh ini semua gara-gara Winter! anak gila itu benar-bebar!!"

"Sabar Kar! Gitu-gitu dia sepupu lo satu-satunya"

"Dosa apa sih gue punya sepupu modelan iblis begitu. Hahh! btw thanks udah dengerin gue... baru juga hidup gue tenang. Ada badai baru lagi", ucapnya sebelum menutup sepihak.

Karina menyelesaikan mandi nya dan memakai piyama nya bersiap untuk tidur. Semoga saja dia bisa tidur tenang malam ini. Tapi sayangnya banyak hal yang membuatnya terus berpikir. Mungkin dia akan mencoba dari menonton drama percintaan. Atau mungkin interview Paman dan Bibinya tentang kisah percintaan mereka. Hahh... ini benar-benar memusingkan.

Tring...

From: +1xxxx

Gue Jeno. Besok bisa ketemu? Gue ada perluh sama lo. Anggap aja gue nagih hutang balas budi.

Karina mengerutkan dahinya lagi mencoba menebak apa yang diinginkan Lee Jeno. Sepertinya akan timbul keriput sebentar lagi. Terlalu banyak masalah yang mendatanginya di saat bersamaan membuatnya harus ekstra berpikir. Semoga Lee Jeno bukan memintanya bertemu untuk menambah masalah dalam hidupnya.

"Ada apa lagi ini? apa dia mau bahas tentang tante Iren yah? tahu ah! mending gue tidur"

Reply to +1xxxx

Dream cafe jam 1 siang

.
.
.
.
.
.
.tbc

Romance In Marriage | JenoxKarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang