22

3.5K 450 10
                                    

Romance In Marriage
By : Yoora Kin



Pasangan Tuan dan Nyonya besar kediaman Lee sudah standby di meja makan untuk sarapan. Tapi baik anak maupun menantu mereka belum menampakan diri. Biasanya Jeno akan ikut sarapan. Kalau Karina? jangan tanya! terkadang dia bangun pagi dan sarapan bersama. Tapi lebih sering sarapan siang sendiri. Mereka tidak ambil pusing karena tahu Karina selalu bekerja semalaman dan tidur subuh.

"Udah, kita makan duluan!", ucap Donghae yang sudah tidak tahan terus menunggu.

Sementara itu di kamar Jeno-Karina. Semalam Karina tidak jadi bekerja dan tidur lebih awal bersama Jeno. Dan pagi ini bukan masih tidur. Mereka sudah bangun sekitar 30 menit yang lalu. Tapi Jeno mengurung istrinya di tempat tidur.

"Sudah, ntar kamu telat ke kantor!", Karina berusaha mendorong Jeno menjauh pasalnya sejak tadi Jeno terus menciumnya. Katanya tebus yang kemarin. Modus!

"Kamu ikut aku ke kantor", pinta Jeno memelas.

"Nggak bisa. Aku diajak Ibu keluar hari ini", tolak Karina.

"Yah udah aku yang ikut kamu"

"Emang boleh?"

Jeno memasang ekspresi murung dan menelusup kan wajahnya ke cela leher Karina. Menghirup sweet scent khas Karina yang selalu membuatnya nyaman. Seperti anak kecil tidak ingin melepas mainan kesayangannya Jeno memeluk erat tubuh istrinya. Yah memang dia sedang melepas rindu tidak bisa menyentuh istrinya kemarin.

"Nggak boleh! Kakek datang hari ini", jawab Jeno lesu.

"Oh yah besok acara peresmian jabatan kamu kan?", tanya Karina dan diangguki Jeno.

Perlahan syarat kontrak mereka mulai terpenuhi. Keduanya terdiam sejenak larut dalam pikiran masing-masing.

"Novel kamu belum selesai jadi nggak usah mikirin kontrak", ucap Jeno kali ini nadanya penuh penekanan.

"Udah setengah lebih dikit", cicit Karina.

Keduanya kembali diam. Sekarang yang ada di pikiran keduanya sama. Malah terbalik! Mencari-cari alasan agar terus bersama.

"Apa gue hapus aja draft nya lagi? terus bikin dari awal?", batin Karina.

"Apa gue bikin masalah aja biar peresmian ditunda?", batin Jeno.

Mulailah pemikiran gila mereka. Sepertinya mereka mulai tidak waras jika menyangkut pernikahan mereka. Ingin rasanya menghentikan waktu sebentar agar mereka bisa lebih lama bersama.

.....

Karina lagi-lagi dibawah Iren ke acara amal. Maksudnya agar si menantu mulai terbiasa karena acara formal seperti itu akan menjadi rutinitas wajib setelah menjadi istri Putranya. Jika suami sibuk membangun bisnis maka setidaknya istri membantu dari sisi membangun citra keluarga.

Dan hari ini ada Herin dan Lami juga disana. Herin bersama Ibu Mark dan Lami bersama Ibunya sendiri. Baru saja pertengkaran akibat ulah dua gadis licik itu selesai dia malah harus bertemu mereka lagi. Rasanya Karina ingin menjambak dua wanita licik itu. Berani-berani nya mereka membuatnya bertengkar dengan Jeno.

"Ada apa denganmu Iren? biasanya kamu datang lebih awal tapi hari ini kamu datang terlambat", sindir Ny. Lee, Ibu Mark.

"Oh itu salahku. Ibu harus menungguku bersiap", ucap Karina ingin membela Ibu mertuanya.

"Oh astaga! sepertinya kau terlalu lembek pada menantumu", sindir Ny. Kim, Ibu Lami.

"Bukan salah kamu. Salah Jeno yang menahan kamu sangat lama di kamar. Huh anak itu sampai merengek ingin ikut! Tapi tidak apa-apa. Ibu paham dengan kehidupan pasangan muda seperti kalian", ucap Iren membela menantunya sekaligus memanas-manasi mereka.

Lami dan Herin dibuat kesal mendengarnya. Artinya Jeno dan Karina sudah berbaikan. Memang Xiyeon mengeluh karena Jeno sampai membuat larangan gadis itu mendatangi kantornya. Ada dua bodyguard yang berjaga langsung di depan pintu ruangan CEO. Dan jika dia datang dengan alasan bisnis keluarga Park. Maka Jeno akan langsung menghubungi Jisung untuk datang sendiri dan mengirim Xiyeon pulang.

Kali ini Jeno benar-benar tegas menghadapi rencana licik sepupu-sepupunya. Terakhir kali dia mengabaikan mereka dan hasilnya pertengkaran dengan Karina.

"Unnie, gue lihat ada wanita yang sering mendatangi Jeno oppa di kantornya", pancing Lami ketika mereka berpisah dari para Ibu. Herin juga ikut bergabung dengan mereka.

Mereka sedang membagikan makanan di panti asuhan. Ketiganya berjejer masing-masing menangani lauk yang berbeda.

"Yah, Jeno terlalu menarik jadi banyak jalang coba merebutnya. Tapi gue yakin Jeno nggak selemah itu", jawab Karina cuek.

"Aiss sial!", batin Lami.

"Lo jangan se-percaya itu ke laki-laki. Jeno sebelum menikah itu sering main perempuan", Herin ikut-ikutan memanas-manasi Karina.

"Ya kan sebelum menikah. Daripada ikut campur pernikahan gue, mending lo awasi tunangan lo. Belum nikah kan? circle Mark sama kayak Jeno. Bisa aja kan dia lagi sama perempuan lain", balas Karina membuat wajah Herin memerah.

Karina membalikan semua perkataannya berbalik menyerangnya sendiri. Mereka pikir semudah itu memancing Karina? dia tidak akan jatuh dua kali.

"Astaga!", pekik Lami terkejut Herin tiba-tiba menumpahkan sup yang masih mendidih hingga mengenai lengan Karina. Dia pun terkejut Herin sampai se-nekat itu.

Suasana jadi ricuh. Iren panik menghampiri menantunya yang mengaduh kesakitan.

"Maaf, aku tidak sengaja!", ucap Herin tapi Karina jelas dapat melihat dia sedang menahan diri agar tidak tersenyum.

Kalau sedang tidak ramai pasti Karina sudah menjambak wanita itu. Atau mungkin membalas menyiramkan sup itu ke wajahnya biar rusak sekalian. Dia mengusik orang yang salah!

Iren membawa Karina menjauh dari sana dan segera mengobati lengan Karina yang sudah memerah. Semoga tidak melepuh dan meninggalkan bekas. Bisa-bisa Iren diamuk Putra nya dan bisa dipastikan Jeno tidak akan mengijinkan Iren membawa menantunya lagi.

"Maaf, Ibu seharusnya jaga kamu dari anak-anak kasar itu!", ucap Iren penuh penyesalan. Dia sangat sedih melihat menantu kesayangannya terluka.

"Eh, Ibu nggak salah! aku sedih kalau Ibu ngomong gitu", ucap Karina menenangkan Iren.

"Kita pulang aja yah! Nanti singgah rumah sakit biar bisa diobati dengan benar"

Karina melongo. Hanya lengannya terkena air panas bukannya seluruh tubuhnya diguyur air mendidih. Untuk apa ke rumah sakit? Dia bukan sedang patah tangan hanya kulitnya saja yang sedikit terluka.

"Tapi acara nya gimana?"

"Lebih penting kamu. Ayo!"

Akhirnya mereka pulang sebelum acara selesai. Karina dapat melihat aura permusuhan dari tatapan Iren pada Herin, Lami dan Ibu mereka. Meski tersenyum tapi tatapan Iren sangat tajam. Kalau kata Jeno, senyum psikopat.

Dan seperti yang sudah diperkirakan Karina ataupun Iren. Jeno tiba-tiba muncul di RS. Tidak lama kabar itu sudah sampai ke telinga Lee Jeno. Jelas dia masih menempatkan orang untuk mengawasi istrinya itu.

"Sial! mereka semakin berani", umpat Jeno menatap kesal lengan Karina yang sedang diobati.

Sejujurnya untuk Karina itu bukan apa-apa. Dia sering terkena percikan minyak saat belajar menggoreng telur dengan tante nya dan Taeyeon hanya akan memakaikan odol di luka bakarnya. Tapi semua orang malah bersikap berlebihan. Dan  ada perasaan yang menggelitik hatinya. Ketika terluka atau sakit dia akan menyimpannya sendiri. Karina kecil akan menahan air matanya saat terjatuh karena tidak ingin menjadi beban Om-Tante nya.

Tidak ada bedanya dia mengobati lukanya sendiri atau pergi ke dokter sendiri saat sakit. Tapi rasanya nyaman dan aman saat ada orang yang menemani dan menjaganya saat sakit.

Sakit di saat sendirian benar-benar menyedihkan. Tidak ada yang bisa dimintai tolong sekedar untuk membantunya merasa nyaman.
.
.
.
.
.
.tbc

Romance In Marriage | JenoxKarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang