3rd

9.2K 993 122
                                    

Hay hayyy😆kagett udah rame aja, makasihh bangett buatt kaliann yang udah support aku😣💘🫶🏻makasihh juga udah mampir dan suka sma cerita aku yg aneh ini hehe, aku jadi semangat buat ngelanjutinnya🙆🫶🏻 lanjutt...






𝐏𝐎𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐊𝐀𝐖𝐀𝐈𝐈





"YAAA!!!" Chenle yang ingin beranjak dari mejanya namun tangan kekar itu sudah lebih dulu menahan pinggang ramping nya.

Jisung menumpukan lutut kirinya di atas meja yang bisa dibilang tidak terlalu tinggi itu, ia berusaha menyamakan tingginya dengan si manis.

Kini posisi mereka saling berhadapan, dengan meja yang sebagai tumpunnya. Menatap lekat satu sama lain.

Jisung dari tadi terdiam sambil mengusap pelan pipi chenle, mulutnya tidak bisa berhenti bergumam ketika melihat paras pemuda manis didepannya ini 'cantik'

Chenle juga hampir terbuai dengan rahang tegas Jisung, namun beberapa saat Jisung mulai mendekatkan wajahnya dan memejamkan matanya.

Namun-

bugh!

"Arrghhh" teriak Jisung kesakitan lalu turun dari meja dan memegang area bawahnyayang terasa ngilu

Ya benar, ternyata Chenle menendang area bawahnya menggunakan lutut kecilnya cukup kencang.

Chenle tersenyum puas, hampir saja dia di makan oleh buaya gadungan seperti dia.

"Sialan, ingin bermain main denganku huh?" Bangkit Chenle dari meja dan tersenyum remeh ke arah Jisung.

Jisung terkekeh, lalu bangkit dari acara kesakitan itu lalu menghampiri Chenle, dia tidak boleh menjatuhkan harga dirinya di depan si manis.

"Bermain main dalam kategori apa ni? Kalo aku menawarkan untuk bermain nikmatnya surga dunia kau mau?" Ujar Jisung tangan kiri nya kini ia selipkan di saku celananya dan tangan kanannya sibuk mengibaskan rambutnya.

Dan tidak lupa seringaian nya, ia langsung duduk di meja hadapan Chenle.

Muka Chenle memerah, ia kesal dan sedikit malu? hanya sedikit ya. Apa yang dia pikirkan sialan, pikir Chenle.

"Enyah saja kau sialann" galak Chenle yang entah kapan sudah menodongkan pistolnya ke arah kening Jisung.

Jisung tidak takut, dia bahkan sengaja menempelkan pistol di tangan chenle ke dahinya.

"Baiklah baiklah aku akan berhenti bermain main" kekeh Jisung sambil menampilkan peace nya.

"Kau-

klek

"Chen- ASTAGA CHENLE KAU AKAN MENGHUKUM MATI DIA?? Kan sesuai perjanjian, dia cuman membobol bukn menganiaya anak kenapa kau harus menghukum mati??!" Jelas panjang pemuda itu lalu menghampiri Chenle dan berusaha menurunkan pistol dari dahi Jisung.

"Aku tidak menghukumnya, dia sangat menyebalkan kokooo" rengek Chenle langsung memeluk pemuda yang tadi ia panggil koko itu.

Apa?? Apa Jisung tidak salah dengar?? Chenle menangis?? Padahal dia baru saja bersikap galak padanya.
Astaga apa dirinya sudah membuat anak orang menangis??.

'eomma maafkan aku'

"Kau ini kan sudah aku bilang biar Jeno saja yang melakukannya"  ucapnya sambil membalas pelukan yang lebih pendek darinya.

Disaat tangis Chenle sudah mereda, pemuda yang dari tadi memeluk Chenle menoleh ke arah pemuda yang dari tadi duduk tak jauh dari dirinya.

"Tunggu, aku seperti melihatmu" tanyanya dia pada Jisung.

Setelah beberapa menit berpikir akhirnya dia ingat dia membelalakkan matanya tidak percaya

Pemuda itu hendak membuka suara namun lebih dulu Jisung menatapnya dengan memelas, dan mengkode dengan isyarat matanya seakan berkata 'tolong jangan sekarang, aku mohon'.

Pemuda itu hanya mengangguk dan menghela nafas pasrah, ia juga tidak terlalu peduli toh.

Kini atensi Jisung teralihkan ke arah Chenle yang sudah berhenti dengan acara menangisnya.

Oh heol? Lihatlah hidung yang memerah akibat menangis dan mata sedikit berair lalu jangan lupakan bibir kecilnya yang melengkung ke bawah itu.

Menggemaskan, Jisung akui itu. Dia bahkan sampai lupa cara berkedip.

Astaga apa dia benar benar bagian dari petugas kepolisian?? Bukannya polisi menangkap penjahat, tapi yang ada malah penjahat menangkap polisi.

"Ck apa kau tidak malu menangis disini" ketus pemuda itu namun Chenle tidak memedulikan omongannya, dia sibuk membereskan laporan yang tadi hampir jatuh kemana mana.

Pemuda itu merotasikan kedua matanya malas.

"Perkenalkan aku Huang Renjun, aku memang bukan bagian dari kepolisian. Aku di sini diperintahkan untuk membawamu menemui kepala kepolisian" ujar pemuda yang bername tag Huang Renjun itu, sambil menatap Jisung.

Jisung mengangguk sebagai jawaban.

"Aku bagaimana?" Sahut si manis tiba tiba.

Renjun reflek menoleh ke sumber suara dan langsung menatap datar adik sepupunya itu.

"Kau tidak ingat dengan jadwalmu sendiri hah?" Jawab Renjun dengan wajah galak nya.

"Aku kan hanya bertanya, kenapa galak sekali sih. Menyebalkan!" kesal si manis langsung keluar dari ruangan sambil menghentakkan kakinya.

Jisung yang melihat pertengkaran kecil itupun sedikit terhibur, dia suka sangat suka dengan wajah kesal chenle.

"Jaga mata sipit sialanmu itu park, sebelum aku mencoloknya" Jisung yang mendengar hanya menampilkan peace nya. Kenapa orang orang sangat suka mengumpat padanya??.

gimana??hehe maaf ya pendek dulu dan maaf juga kalo ceritanya makin kesini makin amburadul 😵‍💫
aku up lagi kalo sinyalnya udah pulih yya hehe see uu🫶🏻🙆‼️.

𝐏𝐎𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐊𝐀𝐖𝐀𝐈𝐈 [Jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang