23 : Prasangka

851 148 105
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah semuanya?" tanya Dae pada koper-koper yang dikepak di atas ranjang kamar tidur Juni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah semuanya?" tanya Dae pada koper-koper yang dikepak di atas ranjang kamar tidur Juni. Ada dua koper dan satu tas besar. Isinya tentu saja barang-barang Juni.

Juni mengangguk lalu Dae mengangkut satu demi satu koper itu keluar tanpa membolehkannya ikut membantu. Betapa manisnya dia. Pikir Juni.

Setelah semua hal yang terjadi, Juni merasa ada satu beban yang terangkat dari pundaknya.

Setelah memasukkan barang-barang mereka ke mobil, Dae balik lagi ke kamar Juni. wanita itu menyerahkan paspor dan visanya yang langsung diterima dan disimpan Dae di tas khusus miliknya.

Tingkah Juni yang malu-malu dan tak lagi galak seperti landak yang mengeluarkan duri saat terusik itu membuat Dae susah payah menggulum senyumnya.

Ada atmosfer yang berbeda. Warna lain yang membuat suasana begitu baik.

"Kita sebenarnya harus bicara," kata Dae. Dia menarik tangan Juni untuk duduk di tepi ranjang. Penerbangan mereka satu jam lagi. Jadi, masih ada time untuk mengobrol barang sebentar.

Juni merasa jantungnya berdebar-debar. Tidak pernah lebih berdebar-debar dari ini. Manakala Dae memegang tangannya dan menyentuhnya dengan caranya yang tidak biasa. Maksudnya, Dae sering pegang tangannya, hanya saja kali ini intensitas debarannya jauh lebih tinggi. Seperti merasakan susu kental manis membaluri hatinya.

"Katakan dulu, bahwa kau siap pergi." Dae menatap lekat-lekat matanya.

"Aku bilang aku sudah siap," jawab Juni. Lebih dari siap, malah. "Jangan cemaskan aku. Aku baik-baik saja."

Dae menipiskan bibir. Menatap Juni seksama di kedua bola matanya sampai wanita itu tak tahu harus berbuat apa. Berakhir mengatakan, "Katamu mau bahas sesuatu."

"Ya memang."

"Terus kenapa malah menatapku begitu."

"Sedang mengagumimu bola matamu. Kenapa bisa seindah itu?"

"EW!"

Dae menertawai reaksi Juni yang meringis jijik.

Juni mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Dae karena dia merasa ini sangat ... terlalu aneh. Atau manis? Situasi ini membuatnya bingung.

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang