Grizella-19

3.8K 337 32
                                    


*

*

*

*

*


   Malam ini Bianca sedang jalan-jalan mengendarai mobilnya sendiriàn. Dia sebernàrnya hanya ingin ke supermarket untuk membeli sesuatu, tapi karena supermarketnya agak jauh jadi ia menggunakan mobil.
 
    Saat sampai di supermarket dia langsung masuk, mencari barang yang ia butuhkan dan mengambil beberapa jajanan yang ia inginkan.

    Saat memilih-milih minuman matanya tidak sengaja melihat berbagai merk susu coklat, ia jadi teringat kekasihnya Nolan, laki-laki itu sangat menyukai susu coklat, biasanya waktu mereka berdua berada diapartemen Nolan, laki-laki itu akan memintanya untuk membuatkannya, atau jika sedang berbelanja dia meminta diambilkan susu coklat. Bahkan laki-laki akan merengek padanya jika Bianca tidak mau membuatkannya.

     Tapi dia mengingat kejadian disekolah 3 hari yang lalu, Nolan sama sekali tidak menghubunginya setelah kejadian itu, laki-laki itu sangat marah padanya. Bianca sudah mencoba menghubunginya tapi tidak ada balasan dari Nolan. Bianca ingin menjelaskan tentang Bara padañya, tapi kekasihnya itu tidak pernah berangkat kesekolah. Bianca tidak tahu lagi dia sangat marah pada dirinya sendiri karena membuat Nolan sampai kecewa padanya.


    Tak ingin terlalu lama, Bianca mengambil beberapa susu kotak rasa coklat untuk stok dirumah, mungkin jika sudah baikan nanti Nolan meminta susu coklat padanya bukan? Yah mungkin.

~(°o°)~

   Saat ini Bianca sedang dalam perjalanan pulang, sepertinya nanti dia akan ketaman sebentar. Moodnya sedang buruk saat ini siapa tahu pulang dari taman moodnya jadi bagus.

   Namun saat melewati cafe dekat taman matanya memanas melihat pemandangan yang menyakiti matanya. Disana didalam cafe itu terdapat kekasihnya Nolan yang sedang makan bersama Sintia.

   Sakit, ya itulah yang dirasakan Bianca saat ini. Bianca berfikir mungkin inilah yang dirasakan Nolan saat melihatnya bersama laki-laki lain. Bianca menyesal, sangat! seharusnya Bianca langsung mengatakan semuanya pada Nolan.
Dia takut, takut jika Nolan sampai meninggalkannya.

   Bianca langsung saja mengendarai mobilnya menuju taman dengan cepat. Sesampainya disana ia langsung mendudukan dirinya dibangku yang tersedia.

" Hiks...hiks... Nolan hiks "

" Nolan maaf hiks.. "

   Bianca terus saja menangis, dia sungguh takut, takut bila Nolan meninggalkannya.

" Hei " panggi seseorang pelàn

" Bàra hiks...hiks "

" Shttt.. jangan nangis lagi oke " kata Bara

" Bara, Nolan hiks.. dia-

" Shttt.. udah biarin dulu ya " ucàp bara memotong perkataan Bianca dan memeluk Bianca.

" Tapi bar dia sama Sintia! Nolan dia sama Sintia! " Kata Sintia marah

" Iya iya gw tau, tapi dengan Lo nangis kaya gini gak bikin masalah selesai dan malah bikin si Sintia itu seneng, dan Nolan kamu cinta kan sama dia? " Kata Bara. Biànca mengangguk menyahuti pertanyaan Bara.

" kalo Lo cinta sama dia percaya sama dia, gw yakin dia pasti balik lagi sama lo, percaya sama gw " ucap Bara meyakinkan Bianca

  Bianca tak menyahut ia hanya mengangguk dalam pelukan Bara. Setelah itu tidak ada suara diantara mereka yang terdengar hanya suara sesegukan Bianca yang lama-lama memelan dan menghilang.

   Bara yang sudah tidak mendengar suara sesegukan Bianca pun melihat dan ternyata sepupu perempuannya itu tertidur dalam pelukannya setelah lelah menangis. Bara mendengus melihatnya, setelah itu ia menggendong Bianca dan mengantarkanya pulang.

   Sementara dibalik pohon ditaman itu terdapat seseorang yang menyaksikan semua interaksi antara mereka, ia hanya bisa menatap salah satunya sendu.

" Maaf "

~(°o°)~

   Hari ini Bianca berangkat sekolah seperti biasa, meski tidak diwajibkan berangkat ia tetap semangat untuk berangkat, katanya jika hanya dirumah ia akan merasa jenuh.

   Saat dikoridor ia melihat Nolan berjalan didepannya, Bianca tak ingin gegabah jika ia langsung menghampiri Nolan pasti Nolan akan langsung pergi tak ingin mendengarnya karena itu Bianca akan mengikuti Nolan saja.

   Lama mengikuti, Bianca sudah tahu kemana tujuan Nolan saat ini, Nolan menuju atap sekolah. Sesampainya disana Bianca langsung menghampiri Nolan.

" Nolan "

" Bianca " ucap Nolan saat melihat Bianca lalu beranjak ingin pergi

" Nolan dengerin aku dulu " kata Bianca memeluk Nolan dari belakang

" Aku mohon dengerin aku sekali aja " kata Bianca memohon.

" Husttt.. gaada yang perlu kamu jelasin Bi aku udah tahu semuanya " kata Nolan sembari melepas pelukan Bianca

" Nggak! Kamu hiks nggak tahu Nolan " kata Bianca menangis, entahlah hanya karena masalahnya dengan Nolan ia merasa jadi sangat cengeng, padahal biasanya Bianca tidak seperti ini.
   Nolan yang mendengar tangisan Bianca pun jadi tak tega, ia membalikan badannya dan memeluk Bianca.

" Hiks.. Nolan a..aku sama Bara hiks...

" Syuhttt.. jangan nangis, denger kamu gak perlu jelasin apapun, gaada yang perlu dijelasin aku udah tahu semuanya " kata Nolan pelan

" Hiks.. nggak Nolan kam-

" Denger oke, masalah hubungan kamu sama bara aku nggak akan masalahin lagi, mau apapun kamu sama dia aku nggak bakal ngelarang kamu lagi, kamu bebas bi " kata Nolan

" Nggak hiks, nggak aku sama bara-

" Shhttt.. lebih baik kamu tenangin diri kamu dulu ok, aku masih ada urusan masalah basket, aku pergi dulu " ucap Nolan pergi meninggalkan Bianca

  Melihat kepergian Nolan Bianca terdiam, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Nolan laki-laki itu bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan semuanya dengan alasan 'sudah tahu semuanya'. Bullshit!!! Dia tidak tahu apapun.

   Menangis, hanya itu yang bisa Bianca lakukan saat ini.

" Maaf, kumohon tunggulah sebentar lagi " Batin seseorang menatap Bianca sendu.





*
Seseorang itu berubah karena dua hal.
Pikirannya terbuka atau hatinya terluka

*




Minggu, 05 Juni 2022

  

GRIZELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang