OW - Cinta?

140 9 0
                                    

Ketika semuanya kini berada dalam rumah masing-masing, lain hal nya dengan pemilik kamar yang penuh dengan aksen warna orange nya. Naruto, pria itu berada di mansion Sasuke karena pada dasarnya memang ia tak punya rumah sendiri. Bukan tanpa alasan pula ia tinggal di mansion U.S, milik Uchiha Sasuke sendiri.

Karena sedari awal sebelum mansion ini kembali ditinggal oleh yang punya, Itachi memberikan mansion ini padanya untuk ditinggali. Mengingat saat kehancuran desa nya sendiri sudah tak memiliki rumah, jadilah Itachi memberikannya. Dan jika Sasuke kembali, ia harus pergi dari mansion tersebut.

Apartemen sudah disiapkannya, namun ketika hendak pergi justru Sasuke mencegatnya dan memintanya untuk tinggal bersama. Setidaknya sampai salah satu diantara mereka menikah, karena Sasuke merasa hampa di mansion yang terbilang cukup besar tanpa seorangpun yang dikenal. Ya pria itu memang agak malu dan ketus mengungkapkannya, bahkan dengan dalih butuh babu.

Menyebalkan, tapi itulah cara Sasuke mengungkapkan isi hati yang sebenarnya.

Bahkan mansion inipun dijadikan markas berkumpul ketika semua anggota tim tidak bertugas, menghabiskan waktu bersama-sama di mansion yang cukup besar ini. Entah dengan menonton atau memanggang daging, sederhana namun cukup membuatnya senang merasa dianggap.

Kalau ingin tahu, mengapa takdirnya bersama Hinata...

Sederhana, mimpi yang selalu ia dapat adalah hamparan bunga Lily di tengah malam disinari rembulan yang begitu menenangkannya bahkan dalam wujud rubahnya sekalipun. Bunga Lily sendiri memiliki namanya dalam bahasa Jepang, yang berarti Hinata. Dan nama itu dimiliki oleh seorang gadis berwajah cantik dengan warna matanya yang unik seperti bulan, dari ciri fisiknya sendiri Naruto sudah bisa tebak jika gadis itu adalah gadis takdirnya.

Namun Naruto memilih menutup mulut, bertingkah seperti belum mendapatkan mimpi takdirnya. Padahal yang sebenarnya adalah kebalikannya, ia sudah mendapatkannya bahkan jauh sebelum Sasuke.

Dan tak ada seorang pun yang bisa membaca pikirannya jika sedang memikirkan mimpi itu, karena ia sendiri memberi mantra khusus pada mimpi itu. Cerdik memang.

Mata safirnya melembut, memandang wajah cantik yang kini tengah tertidur pulas dalam pelukannya. Wajahnya begitu polos, Naruto sampai gemas dibuatnya. Dan ini akan menjadi hobi barunya melihat wajah gadisnya tertidur di pelukannya, rasa senangnya membuncah.

Tapi matanya melotot lebar melihat jam yang kini sudah menunjukkan pukul 2 pagi, Matilah! Ia sudah menculik Hinata selama 7 jam, pasti Hiashi akan memarahinya. Atau yang paling parah, Neji akan memukulinya.

Matilah aku!

"Hinata...." Tangannya menggoyangkan tubuh mungil itu, tak tega sebenarnya membangunkan Hinata yang sedang begitu terlelap dengan wajah polosnya yang menggemaskan, namun ia harus melakukannya sebelum Hiashi dan Neji benar-benar mengamuk. "Hinata... Bangun...."

Suara erangan yang lembut berhasil keluar, tangannya mulai mengusap matanya dengan kesadaran nya yang masih pergi entah kemana. "Naruto....-kun...."

"Iya." Ya Tuhan ia tak tega melihatnya, wajahnya benar-benar menggemaskan disaat bersamaan

"Sekarang jam berapa?" Tanyanya lesu, mata amethyst menatap jam weker dan seketika membulat sempurna. "Oh Tuhan! Sudah jam 2 pagi!"

"Maaf, aku akan mengantarmu." Tanpa basa-basi Naruto segera mengambil jaket serta kunci mobil Sasuke yang tak digunakan oleh pria itu, tak lupa juga ia memberikan jaket nya yang lain pada Hinata dan menyampirkannya di bahu gadisnya itu. Tak tahu jika pipi Hinata memanas akan tindakannya tersebut. "Malam ini dingin, gunakan jaketku."

Hinata hanya mengangguk sebagai jawaban, lantas mengikuti Naruto dibelakang sembari menatap punggung tegap pria itu. Memikirkan banyak hal termasuk tentang tadi, dan bagaimana pria itu mengungkapkan perasaan nya Jika diingat kembali membuat wajahnya memerah malu.

Our World (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang