𝙈𝙞𝙨𝙞

15.6K 1.2K 89
                                    

𝙎𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙮𝙖, 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 . 𝙆𝙤𝙢𝙚𝙣, 𝙡𝙞𝙠𝙚, 𝙙𝙖𝙣 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧.
* 𝙉𝙤 𝙥𝙡𝙖𝙜𝙞𝙖𝙩 .
𝙎𝙤𝙧𝙧𝙮 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙩𝙮𝙥𝙤 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙚𝙗𝙖𝙧𝙖𝙣.

*****

Saat al melihat jam 1 , al pamit ke anak-anak geng wolf ini sudah waktunya calista pulang. Sebagai pacar yang baik al harus menjemput kekasih hatinya itu. Mengendari motor baru al menjadi pusat perhatian entah itu iri or kagum al tidak peduli . Tak butuh waktu lama bagi seorang al sampai di gerbang sekolah sma high School.

" al " suara lembut calista memanggil al. Al tersenyum memandang calista berlari ke arahnya " jangan lari-lari nanti jatuh " al dengan cepat mendekap kekasihnya itu, calista merona malu ditatap para penghuni sekolah.

Melepaskan jaketnya al melilitkan tepat di pinggang ramping calista. Geng Griffin yang baru saja keluar dari sekolah langsung menghampiri al atau lebih tepatnya mengikuti aron dan devan yang berjalan ke arah al . Aron mencengkram kerah al dengan kuat
" elo pulang " suara dingin aron sama sekali tidak membuat al takut tapi menatap aron dengan jijik
" lepas " al tidak kalah dingin menatap tajam aron. Semua menyaksikan itu mau tidak mau menahan nafas pikir mereka aron dan al seperti musuh bebuyutan ingin sekali mereka tanya ada apa di antara mereka.
( tidak ada yang tau al itu saudara aron dan devan kecuali geng wolf) .

" nggak sebelum elo pulang sama kita " aron mencengkram kerah dengan kuat.

Bugh

" siapa elo ikut campur kehidupan gue ah " teriak al menatap sinis. Aron yang di pukul memegang perutnya
" gue kakak elo bangsat " balas aron keras . Semua kaget dengan ucapan aron

' kakak '

Al tertawa " sejak kapan? " ujar Al mengejek " gue bilang sejak kapan ah elo nganggap gue adik " Al mengusap wajahnya

" mau elo ngelak itu fakta tidak bisa di bantah " devan menatap kedua orang itu datar tapi dalam hati seperti di tusuk ribuan pisau.

" kocak elo " Al menatap dengan sinis orang didepannya. membantu calista naik dengan sigap langsung pergi dari sana meninggalkan aron dan devan serta ribuan pertanyaan dari penghuni kampung. Bahkan teman Al dan calista penuh dengan wajah bingung.

Al memacu motor dengan kecepatan tinggi, bukannya mengantar calista ke mansion Al malah menuju ke mansion nya . Sampai disana Al mengendong calista ke kamarnya dengan pelan Al mendudukan calista di kasur king size nya dengan dia memeluk pinggang calista membenamkan wajahnya di perut calista.

Calista tidak tau apa yang dialami Al hanya dapat mengelus kepala Al dengan lembut " Al mau cerita " tanya calista
Al menggeleng kemudian mengangguk mengangkat wajahnya menatap mata indah calista wajah mereka yang dekat langsung dicium Al.

Cup

Melepaskan cium Al menatap calista menceritakan semuanya . Menundukkan kepala saat selesai bercerita Al merasakan tangannya basah oleh air melihat penyebabnya Al terkejut melihat calista meneteskan air mata.

" aku tidak tau kau mengalami semua itu dari kecil " suara sedih calista membuat hati Al sakit mengengam wajah cantik calista ditangannya Al mengusap air mata dan mencium singkat bibir cery itu " jangan menagis "
Calista menatap Al dengan sedih dia tau rasanya di caci maki tapi saat itu umurnya terbilang dewasa sedangkan Al masih kecil tidak bisa dibayangkan.

" Al jika kau ingin bertunang dengan wanita itu aku tida_ " ucapan calista dibungkam oleh ciuman agresif Al. Calista yang di serang dadakan kaget tapi mengikuti permainan Al dengan senang hati.

𝘼𝙇𝘿𝙍𝙄𝘾𝙃 ♡ [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang