Ria perlahan membuka matanya, kepalanya masih terasa pusing. Ia kaget, melihat dirinya yang sekarang duduk di mobil. Segera Ria menoleh ke sampingnya, menemukan Aldo yang duduk di bangku pengemudi.
"Kok gue bisa di sini?" tanya Ria, pada Aldo yang fokus menyetir.
"Lo berharapnya lo dimana? Pingsan di depan semua orang?" balas tanya Aldo.
Ria berdecak. "Gue nggak butuh bantuan, lo!" ketusnya, memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. "Turunin gue di sini!" perintah Ria.
"Lo gila? Lo pikir gue bakalan nurunin lo di jalan dalam kondisi kayak gini?" Aldo berdecak, geleng-geleng melirik Ria.
"Gue bisa jaga diri gue sendiri!" kesal Ria. "Ah, iya! Mobil gue gimana?" tanya Ria, yang sadar kalau ia berangkat sekolah pakai mobil.
"Di sekolah, lah," jawab Aldo enteng.
"Lo sinting, ya! Terus keadaan mobil gue gimana nanti?!" kesal Ria.
"Kan besok pagi bisa, Ri," ujar Aldo, tidak mau ambil pusing.
"Gue berangkatnya gimana besok, monyet!" kesal Ria.
"Tinggal gue jemput."
Ria menatap sinis Aldo yang fokus membawa mobilnya. "Gue sekarang di antar sama lo aja ogah, apalagi besok lo mau jemput gue. Ogah, banget!"
"Y udah lo tinggal naik taxi," jawab Aldo.
Ria menarik napas panjang dan menghembuskan dengan kasar. Dia kesal pada Aldo, tetapi dia juga bersyukur karena Aldo telah membantunya tadi. Ria tidak mau pingsan di depan semua orang. Ria tidak mau terlihat lemah di mata mereka semua. Dimata orang yang telah mengkhianatinya.
Ngomong-ngomong mengkhianati, Aldo juga mengkhianati Ria nggak sih? Kan Aldo udah memeras uang Ria waktu itu. Tapi masalahnya beda. Definisi mengkhianati bagi Ria adalah dengan meninggalkannya, bukan mengambil barangnya.
"Lo sejak kapan sakit?" tanya Aldo.
"Gue nggak sakit!" ketus Ria.
"Gue tau. Nggak usah sembunyikan dari gue," kata Aldo.
Ria berdecak, kesal. Dia menatap Aldo tajam. "Lo bisa nggak, sih, pura-pura nggak tau aja? Gue itu malas bahas ini!" kesal Ria, melipat tangannya di depan dada.
Aldo menarik napas dan membuangnya secara pelan. "Okey, gue nggak akan ungkit ini. Tapi tolong, kalau lo butuh bantuan, kabarin gue! Gue nggak mau terjadi sesuatu sama lo," kata Aldo, menatap Ria sebentar dan kembali fokus mengendarai mobilnya.
"Lo bukan siapa-siapa gue, Do. Lo nggak berhak ngatur gue. Mau terjadi sesuatu apa pun sama gue, itu bukan urusan lo!"
"Tapi, Ri..." ucapan Aldo di potong oleh Ria.
"Gue nggak mau ada yang ngatur hidup gue! Baik itu keluarga gue, lo, atau pun yang lain!" kata Ria, tepat saat itu mobil Aldo berhenti di depan rumah Ria. "Dan ingat! Jangan pernah dekat-dekat sama gue. Cukup hari ini lo bantu gue! Dengan terpaksa gue ucapin makasih!" kata Ria, lalu turun dari mobil Aldo.
Aldo hanya bisa menatap kepergian Ria dengan menggeleng. Dia tersenyum tipis, "sorry, Ri. Buat permintaan lo kali ini nggak bisa gue turutin. Gue akan selalu bantuin lo. Karena cuman itu yang bisa gue lakuin untuk menghilangkan rasa bersalah gue."
-----
Kalian punya gc syaqeel nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindro
Teen FictionDia Ria Zetania. Gadis yang dulunya di kenal baik, manis, dan juga ceria. Tapi itu dulu. Ria sekarang berbeda. Ria sekarang adalah kebalikan dari Ria yang dulu. Jahat, licik, dan juga jutek. Ria yang sekarang sama sekali tidak ada hal baiknya. Ria y...