Raquel and Ria

549 81 10
                                    

"Nyatanya, persahabatan itu nggak ada yang abadi. Kalau bukan kita yang meninggalkan, ya pasti mereka yang pergi."

Ria.

Ria duduk sendirian di rooftop, dia duduk di sofa bekas yang ada di rooftop itu. Kepalannya ia sandarkan pada ujung sofa dengan mengadah keatas, matanya tertutup rapat akibat silau matahari.

"Ngapain lo suruh gue kesini?"

Suara itu mengalihkan perhatian Ria. Ia langsung membuka matanya dan tersenyum miring kala melihat siapa orang yang baru saja datang itu. "Santai Raquel! Nada lo bikin gue emosi pagi-pagi gini," kata Ria tersenyum sinis.

Raquel berdecak dan berjalan mendekat kearah Ria. "Nggak usah banyak bacot! Mendingan lo kasih tau apa maksud dan tujuan, lo!" kata Raquel jutek.

"Duduk dulu dong, biar asik ceritanya," kata Ria lagi.

Raquel tampak mendengus, tapi tak urung ia mengikuti suruhan Ria.

"Untuk tawaran lo kemarin, gimana?" tanya Ria saat Raquel telah duduk di sampingnya.

"Tawaran?" ulang Raquel pada pertannyan Ria. "Tawaran apa?"

Ria berdecak, kesal. "Okey. Gue anggap tawaran itu udah nggak berlaku," katanya, ingin berdiri tetapi di tahan oleh Raquel.

"Sensi amat, sih, lo. Gitu aja langsung ngambek," kata Raquel.

Ria menatap dingin Raquel. "Jadi gimana?" tannya tak sabaran.

"Ya masih dong Ria. Gue pengen lo masuk ke geng gue," kata Raquel tersenyum. Tapi bukan senyum tulus, melainkan senyum licik.

Ria dan Raquel memiliki watak yang sama, sama-sama licik dan kecam. Raquel ingin Ria masuk kedalam gengnya, sudah Ria yakini ada maksut terselubung dari tawarannya itu. Meski saat ini Ria sama sekali tidak tau maksud tujuan Raquel itu apa. Sementara Ria? Tentunya gadis itu telah mengatur rencana yang tidak jauh lebih licik.

"Gue mau terima tawaran lo itu. Tapi dengan satu syarat," kata Ria, tersenyum licik.

"Syarat? Syarat apa?" tanya Raquel.

"Keluarkan Loly dari geng lo!" kata Ria.

"HAH? LO GILA! LOLY ITU SAHABAT GUE!" kata Raquel, kaget dengan syarat yang diajukan Ria.

Sahabat? Ria tersenyum miris mendengar Raquel yang seolah benar-benar membela Loly. Dulu Ria juga memiliki sahabat, tetapi nyatanya sahabat itu tidak lah selamanya. Jika bukan kita yang meninggalakan, ya pasti mereka.

"Pilihan lo cuman iya atau nggak. Kalau emang lo nggak mau ngeluarin dia, ya okey. Nggak masalah buat gue," kata Ria, berdiri dan ingin pergi dari sana.

Raquel terdiam, memikirkan pilihan mana yang harus ia pilih. Ia ingin Ria masuk kedalam gengnya, tetapi ia juga tidak mau Loly untuk keluar. Loly adalah sahabatnya, sama seperti Baby. Tapi... "Okey. Gue akan keluarin Loly."

Ria yang tadi baru melangkah 3 langkah, tersenyum licik mendengar jawaban Raquel. Ini yang dia mau. Dia langsung berbalik dan melihat Raquel yang berjalan kearahnya. "Lo yakin, nih? Lo yakin lebih pilih gue daripada sahabat, lo?" tanya Ria.

Raquel mendengus. "Iya. Itu artinya lo beneran masuk geng gue kan?" tanya Raquel.

Ria tersenyum miring, lalu mengangguk. Ia tidak tau rencana apa yang telah Raquel siapkan. Yang pastinya yang Ria tau, rencana ini pasti sangat penting sampai Raquel mau mengelurkan Loly demi memasukkan orang yang ia benci kedalam gengnya. Tetapi rencana apa pun itu, yang penting rencana Ria yang harus lebih dulu berjalan.

"Gue mau lo umumkan di depan umum, kalau Loly keluar dari geng lo dan di gantikan oleh gue!"

Raquel mengangguk. "Okey."


RindroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang