15

84 15 0
                                    

Ricky pergi menuju suatu tempat yang pernah mereka kunjungi, bersama Fenly dan Fajri. Mereka membawa sebuah bunga untuk di tanam di sana. Perjalanan menuju tempat itu cukup memakan waktu tapi akhirnya mereka bisa sampai di tujuan.

Mobil di parkirkan di sebuah rumah kecil di dekat sana. Portal yang dulu mereka buka... Ternyata masih ada bekas tapak portal yang pernah mereka buka. "Jadi kengen..." Gumam Fajri. Fenly pun merangkulnya lalu mengajaknya ke depan bekas tapak portal itu, mereka akan mengirimkan doa untuk Shandy di sana dengan cara menanam bunga sebagai tanda penghormatan.

Ricky menatap langit cerah "Semoga kita bisa bertemu lagi ya shan," gumamnya, burung berkicau dan terbang kesana kemari "yuk Rick pulang!" Ajak Fajri, ketiganya pun pergi dari lokasi yang tepatny di hutan lebat di kota Bogor.

🌹🌙...🪨🥀

Setelah Ricky mengantar pulang Fajri dan Fenly ia pun akan pergi ke rumah sakit untuk menemani Revin yang masih belum sadar dari komanya

Mobil terparkir di perkarangan rumah sakit.rumah sakit Prima, tempat di mana papanya berkerja sekaligus tempat Revin di rawat.

Langkah kaki menggema di setiap ruang. Sekarang adalah jam makan siang jadi koridor sedikit sunyi dan sepi. Ricky berjalan perlahan menuju kamar rawat Revin sambil mengingat memorinya bersama Revin. "Abang semoga cepet sadar ya... Iky kangen Banget sama abang!" Gumamnya

Tak terasa ia sudah tiba di depan kamar Revin, baru saja ia ingin masuk, pupil matanya melirik seseorang yang ia kenal sedang memeriksa Revin, ia pun masuk dengan perlahan biar tidak menimbulkan suara.

"Papah.." panggil Ricky berjalan menuju brankar Revin

"Iky? Sukur deh kamu datang... Ada yang mau ketemu kamu... Katanya kangen" Ricky menghentikan langkahnya, Ricky menengok ke arah Revin yang sudah membuka matanya dan tersenyum lembut padanya "abang...." Masih tak percaya jika Revin telah sadar dari koma.

Ricky pelahan mendekati brankar Revin. Tangan Revin terulur memengang tangan kanan Ricky. Dengan cepat Ricky langsung memeluk Revin dengan erat, bulir mata sejak tadi telah lolos dari pelupuk, tak akan ada yang bisa melepas tali merah yang telah mereka ikat di jari kelingking untuk saling menyayangi dan melengkapi.

Papa hanya membiarkan kedua anaknya saling berpelukan, rasa rindu telah mereka tanggung bertahun tahun lamanya kini bersatu kembali. Papa pergi begitu saja meninggalkan kedua putra tersayang, tersisa Ricky dan Revin.

"Maafin gua bang! Gua nggak pernah cari tau tentang keberadaan lo selama ini, gua minta maaf udah banyak nyusahin lo bang!"

"Nggak... Seharusnya... Yang minta maaf itu... Gua... Karna udah ng-gilang tanpa sebab. Gua yang s-slah disini..." Revin melemas dan terduduk di brankarnya. Ricky melepas pelukan itu dan semakin histeris karna layar monitor berbunyi. Papa yang ada di balik pintu bergegas masuk, dan Ricky menekan bell tangan gemetarnya "ABANG!"

"Ky... Kamu keluar dulu ya... Biar papa yang tangani!"

Beberapa suster berlari menuju kamar Revin melewati Ricky yang sedang duduk di depan kamar rawat sambil memengang kepalanya yang terasa berdenyut, ia juga merasakan sakit di bagian dada- seperti sesak, air mata juga masih tak terhenti karna sesak di dada dan kepalanya yang berdenyut- ia mendapatkan gambaran gambaran aneh yang sangat sulit untuk di jelaskan.

"S-sakit" Lirihnya, terus memenggang kepalanya, tak lama setelah itu dia pingsan dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi salah satu kursi.

...

Fiki sedang duduk duduk manis bersama Miki di teras. Fiki menyisir rambut Miki dengan lembut, "harum nya pacar Fiki... Seger nggak abis mandi?"

Miki hanya mendengkur menikmati elusan lembut Fiki. Tak lama setelah itu Mata Miki melebar dan telinganya bergerak gerak, tingkahnya aneh tak seperti biasanya Miki seperti ini "Miki... Miki kenapa?" Tanya Fiki memeluk Miki untuk memberikan ketenangan, Miki malah makin memberontak malah hingga mencakar Fiki, kucing itu pun berlari masuk ke dalam "Fik..."

Our Happines 2 : Pembunuhan YoridiosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang