10. batu cristal

67 15 1
                                    

Fajri semakin tak terkontrol. Dokter pun keluar dan memberikan kabar tentang Fajri pada Farhan "kondisinya semakin kritis kami harus melakukan pengamanan yang ketat untuk kesembuhan adik anda..."

"Tolong biar kan saya masuk. Saya bisa mengobatinya... Ini bukan masalah medis lagi dok!" Dokter cuman mengangguk lalu membiarkan Farhan masuk

"Aaakhhhh!!" Pekik Fajri terus memberontak. Syaraf hitam terus menjalar ke seluruh tubuhnya. Farhan langsung mengambil posisi dan memengang rahang Fajri

Ia akan mengeluarkan aura negetif itu lagi. Sangat susah untuk mengeluarkan sesuatu yang hampir seutuhnya menyatu pada diri seseorang itu yang di rasakan Farhan saat ini. Ia akan megeluarkan seluruh tenaganya untuk mengeluarkan aura negetif itu dari tubuh adik sepupunya

"Gua harus bisa. Farhan lo pasti bisa! Lo kuat Farhan! Demi Fajri lo pasti bisa!!" Batin Farhan "aaaaakkkhhrggg!!" Pekik keduanya. Aura negatif itu akhirnya keluar. Fajri memuntahkan cairan hitam dari mulutnya. Urat urat hitam itu akhirnya perlahan lahan menghilang dari tubuhnya

Luka yang menghitam itu menjadi kering dan hampir seutuhnya terutup

Farhan terkapar di lantai, dokter dan suster langsung memberinya pengobatan intensif

Di ambang kesadaran Fajri. ia bisa melihat arwah Tika yang tak lagi manis dan cantik seperti sebelumnya Fajri liat. Kulit sudah hampir sutuhnya tak ada. Badannya kering, tak ada mata, mulut sobek, dan tak ada batang hidung.

Fajri langsung pingsan. Dan kembali di tangani oleh beberapa suster.

🌊....🪨

Gilang telah siuman kembali. Ia langsung di sambut Ricky yang sedang duduk di sebelah brankarnya. Fenly tak menghiraukan kedua adik kaka itu ia memilih untuk memainkan ponselnya di sofa ruang rawat VIP.

"Gimana keadaan lo bang?"tanya Ricky

"Gua baik kok... Cuman pusing aja..." Ucap Gilang dengan suara serak

"Lo kenapa sih bang bisa gini? Gua khawatir sama lo sampai gua nggak makan karna nungguin lo siuman" Ricky memengang tangan abang sepupunya lalu menaruh kepalanya di brankar Gilang.

"Gua juga nggak tau rick. Gua pas mau keluar rumah ada yang pengang kaki gua dan pas gua nengok kedepan ada cewek matanya nggak ada dan mulutnya sobek dia teriak di depan telinga gua dan gua nggak inget apa apa setelah itu"

"Kok jadi kacau begini sih, pusing jadinya" Ricky mengucak rambutnya kasar. Gilang mengusap rambut Ricky sebentar lalu menaruh tanganya di pundak "lo yang sabar ya Rick. Tinggal hitung hari aja kita bakal ngalahin Yoridios"

"Iya bang gua tau... Tapi gua nggak yakin kalo kita bakal selamat! Gua nggak mau kehilangan lo bang" air mata lolos dari tempatnya. "Jangan takut, gua di sini buat lo.."

Ricky hanya mengangguk lalu menundukan kepala. Fenly bangun dari duduknya lalu berdiri di sebelah Ricky "gua yakin kita bisa!" Ujar Fenly. Tiba tiba Fenly mendapatkan sebuah notifikasi dari Gebril dan Fajar

Fajar
Fen. Lo di mana sekarang. Gua punya kabar penting!

Gebril
Fen! Gua ada sesuatu yang harus lo tau. Kumpulkan yang lain, gua ada sesuatu yang harus di tunjukan

Fenly langsung menelfon obrolan grub antara Fajar dan Gebril "kita ketemuan di rumah sakit permata"

"Siapa yang sakit Fen?" Ujar Fajar dari seberang

"Dah dateng aja gua ada di ruangan 7B lantai dua"

"Ok!" Ucap keduanya serempak. Fenly langsung mematikan obrolan grub

Our Happines 2 : Pembunuhan YoridiosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang