20/8; 13 tahun
Ricky sedang main di rumah Shandy. Ia lupa jika Gilang akan berkunjung ke rumah bersama mamanya
Gilang naik ke atas lalu menuju kamar milik Ricky di sebelah kamar Revin, tapi saat ia membuka pintu kamar Ricky ia menangkap keberadaan Revin sedang rebahan Sambil membaca buku di kasur Ricky "Bang, Ricky mana?"
Revin melirik "Ada main ke rumah temennya" Gilang mengangguk lalu masuk ke kamar dan duduk di meja belajar Ricky. "Lang..." Panggil Revin menutup buku yang ia baca "hm?"
"Besok gua bakal pergi ke cirebon, buat tes masuk kuliah, gua titipin Ricky ya selama gua di cirebon ya"
"Tenang aja, selama bocah gendut itu ada di tangan gua semua pasti aman"kata Gilang berlagak songong, Revin terkekeh kemudian duduk di ujung kasur "thank's ya lo selalu ada kalo gua butuh bantuan"
"Gua sebagai adek sepupu lo pasti selalu bantuin lo kok!"
"Terharu gua" ia mngucak rambut Gilang gemas lalu memeluk kepalanya "bang, kaga gini juga kali... Kaga bisa nafas gua bang!!"
"Oiya maap"
...Malam hari 21/8: 13 tahun
Ricky mengerjakan tugas Matimateka yang akan di kumpulkan besok, ia memijat pangkal hidung nya karna ia tak tahu tentang rumus yang kemaren ia pelajari. Sudah 23 menit otaknya tak berhenti berfikir, memahami rumus yang di berikan "apaan dah... perdaan Variebel dan liniar. Hidup di bikin susah... Dasar!" Ricky mengucak rambutnya frustasi. Ia pun turun ke bawah untuk mengambil air. Sudah 3 jam lama nya ia duduk di meja belajar dengan mata yang sudah sakit melihat rumus Matematika
Rumah selalu saja sepi, seperti biasanya mama dan papanya pergi keluar karna sebuah urusan "punya abang... Tapi ngerasa nggak punya abang... Bang... Gua kangen sama lo..." Lirih Ricky melihat foto keluarga yang ada dirinya dan abangnya tak lupa mama dan papanya juga ada di dalamnya
Tidak kerasa. Air putih yang ia isi telah penuh dan kini sudah melimpah membasahi lantai. Ia tersadar dari lamunan lalu cepat cepat menutup keran galon "nambah kerjaan aja lo Rick!!" Ujar Ricky mengutuki dirinya, ia menaruh lap di bawah keran galon lalu mengelapnya sedikit. Setelah itu ia biarkan kemudian kembali ke kamar tapi langkahnya terhenti melihat Gilang di kamar Revin
Gilang memijat pangkal hidungnya sedari tadi, badanya seperti menggigil "banglang?" Panggil Ricky lalu masuk ke kamar milik Revin yang sudah di tepati Gilang "lo sakit?"
"Nggak kok gua cuman pusing aja..." Ricky menaruh punggung tanganya ke pelipis Gilang, hangat sekali! "Bang, lo panas banget! Lo tidur ya! Gua nggak mau lo maksa diri lo! Entar makin drom..." Ujar Ricky khawatir
"Nggak papa Rick, gua cuman sakit kepala sedikit aja..."
"Bang..."
"Ricky.... Gua nggak papa... Dah lo lanjutin nugas... Gua nggak papa" Ricky masih tetap kekeh untuk mengajak Gilang untuk tidur tapi masih terus ditolak. Ricky keluar kamar mengambil sebuah obat di dapur lalu kembali ke kamar gilang untuk memberikan nya obat tidur dan obat pereda "nih... Minum.. atau gua yang suapin untuk lo"
Gilang menghela nafas "Ricky, Ricky. udah di bilangin gua nggak papa..."
"Kalo lo mau gua lanjut nugas nimun dulu nih obat baru gua nugas!" Pungkasnya, Gilang pun mengambil dua obat yang di berikan oleh Ricky lalu meminumnya, Ricky keluar dengan gelas milik nya ke kamar
Efek obatnya mulai berkerja, Ricky mengintip dari balik pintu, Gilang sudah menguap dan bersiap untuk tidur tapi ia malah tertidur di meja belajar dengan buku yang masih terbuka. "Yes!" gumamnya mengepalkan tanganya lalu membuat gaya kemenangan. Antara baik dan jahil sih hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happines 2 : Pembunuhan Yoridios
HororRintangan rintangan yang mereka lalui untuk mendapatkan sebuah pecahan batu kristal merah zambrut yang di yakini akan menghancur yoridios dan tidak akan menganggu umat manusia lagi Nyawa mereka taruhan nya. Apakah mereka berhasil menghancurkan batu...