Sasya gadis cantik itu buru-buru mengendarai mobilnya untuk segera kerumah sakit. Karena dia tahu luna hanya sendirian. Keluarga bajingan itu mana mungkin mengingat anak nya yang mereka sayangi dulu. Cinta memang membuat seseorang buta akan semuanya
Ceklek
"Luna sayang ak..." sasya terdiam saat melihat ruang nuasa putih itu kosong tidak berpenghuni sama sekali
"Lun...luna!" Terdiam sasya sambil terbata untuk memastikan didalam asa seseorang apa tidak
Dengan nafas memburu dirinya langsung berlari meninggalkan makanan dan minuman kesukaan luna yang dia bawa tadi saat dirinya menuju jalan rumah sakit
"Sus pasien kamar mawar PIV 2 kemana ya?" Tanya sasya tergesa-gesa menunggu jawaban dari suster yang hanya diam
"Sus!" Bentak sasya. Bahkan saat ini air matanya mulai turun, jujur saat ini dirinya panik sekali
"Pasien dibawa paksa oleh orang berjas hitam, itu semua atas perintah tuan faiz nona"
Sasya yang mendengar itu mengepalkan tanganya kuat. Sungguh dia tidak habis pikir dengan om faiz. Begitu bencinya kah dia terhadap anak kesayangan dia. Ini semua benar benar berubah 180 derajat
Sasya mengusap air matanya dengan kasar. Dia membuka ponsel berlogo apel itu dengan kasar. Mencari kontak bernama MyLuna😡 lalu menekan tombol panggilan
Maaf nomor yang anda tuju tidak-
Tit
Luna membanting kasar ponsel mahal miliknya kelantai rumah sakit. Membuat orang yang berada disekitar rumahnya mengelus dada nya sabar melihat tingkah orang kaya yang membanting ponsel seperti tidak ada harga dirinya
Dengan kesal gadis itu mengambil ponselnya langsung saja dia lempar ke kolam ikan yang berada dirumah sakit. Berjalan tergesa gesa menuju rumah sahabatnya. Dia tidak habis pikir arah jalan pikiran faiz. Kenapa dia membawa paksa luna, padahal dia tahu bahwa luna masih harus mendapatkan perawatan dokter
Selang beberapa menit akhirnya dia sampai dikediaman luna. Lantas membuka pintu dengan kasar serta menutup pintu mobil dengan kencang tampa perasaan. Membuat beberapa bodiguard meringis melihatnya
"Non sasya!" Panggil maid disana. Saat melihat sasya datang. Dengan lari tergopoh gopoh mendatangi teman majikan nya
"Bi, luna mana?" Tanya sasya to the point. Lantas bibi yang ditanya seperti itu langsung sedih membuat sasya mengeraskan rahangnya
"Non luna. Dibawa tuan ke..kerumah orang tua tuan, bibi sedih banget tadi waktu ngeliat non luna. Wajahnya pucat banget, matanya sayu. Bahkan non seperti boneka hidup. Non luna hanya diam saja saat bibi tanya. Bibi minta tolong sama non sasya, bawa non luna kemari lagi. Jujur bibi lebih baik cape ngejalanin tugas dari non luna, dari pada ngeliat non luna seperti boneka hidup seperti itu"
Sasya mengepalkan tanganya kuat, setelah mendengar cerita dari bibi maid salah satu rumah luna. Dengan pandangan lurus kedepan begitu juga dengan terbukanya pintu menampilkan faiz,dita dan jelita serta anak kandung jelita seorang laki laki. Mereka tertawa tampa beban. Sasya yang melihat itu menatap tajam mereka semua. Apalagi terhadap jelita. Benar benar benalu dikehidupan luna. Mereka semua saling pandang terhadap sasya menampilkan wajah datar serta tatapan tajam yang tertuju pada mereka
🥀🥀🥀
Mobil mewah itu tiba disebuah mansion berwarna putih dengan tiang menjeluang tinggi
Didepan teras pintu utama. Kedatangan luna seperti nya sudah disambut oleh nenek dan kakeknya dari ayahnya. Disana wajah kakek serta neneknya menampilkan wajah wibanya sebagai seorang panglima dahulu
"Non sudah sampai. Mari turun"
Luna hanya diam. Tidak ingin turun sama sekali. Mau kabur pun percuma karena tidak ada jalan sama sekali. Mau gak mau luna mengikuti semua apa yang sudah ditakdirkan untuk dirinya
Luna berdiri dihadapan sang nenek. Diusia yang sudah 50 tahun. Neneknya masih saja terlihat muda. Neneknya melihat luna dari atas sampai bawah. Kemudian tersenyum miring
"Dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam saya tidak akan menganggap kamu sebagai cucu saya. Sebagai formalitas saya membentuk anda menjadi wanita mandiri"
"Sekarang pergi kekamar anda, dilantai tiga disana hanya ada kamar kamu. Hari ini istirahat, besok kamu sudah mulai aktif. Untuk sekolah sementara kamu homescooling" lanjut sang nenek. Mau protes pun percuma. Jadi luna hanya memgangguk sebagai jawaban
Setelah sampai dilantai tiga. Luna sampai dikamarnya yang ternyata kamarnya belum siap. Bahkan bisa dibilang berantakan. Ia menghela nafas kasar
Air matanya jatuh tiba tiba. Menutup pintu kamar dengan pelan. Tubuhnya luruh sambil tangan yang masih menggengam gagang pintu sambil menangis terisak. Tampa dia sadari ada seorang wanita paruh baya mengusap air matanya dengan kasar menatap cucu kesayangan. Tapi apa boleh buat, ini semua hukuman untuk dirinya
🥀🥀🥀
Seorang wanita remaja SMA memakai baju terbuka. Baju dengan model tali spageti dengan bagian dada lebih rendah sehingga menampilkan dadanya yang bahkan hampir memperlihatkan puti*g nya. Terlebih lagi baju itu menampilkan belahan dari atas paha sampai lutut. Bahkan baju itu berwarna putih transparan
Wanita itu memasuki ruangan yang mana didalam ruangan itu terdapat, Seorang gadis yang dia sekap dan dia kasih obat tidur agar gadis itu tidur sepanjang waktu. sungguh ironis bukan
"Selamat mimpi indah adikku manis"
Dia berjalan meninggalkan ruangan itu menuju lantai empat. Dia berjalan mearah ruangan yang bertuliskan nama ayah angkatnya disana
Ceklek
Ruangan cahaya minim itu langsung terlihat oleh dirinya. Disana dia melihat sang ayah sedang fokus mengerjakan beberapa cairan terlarang yang mereka jual
Wanita itu melorotkan salah satu tali gaun nya untuk menampilkan payudara nya yang bulat sintal menggoda itu. Berjalan berlegok legok kearah sang mangsa didepan nya
Wanita itu menaiki meja kosong yang berada disebelah ayah angkatnya. Berpose menggoda bahkan menaikkan gaun nya yang menampilkan vagin* yang sudah siap ditempur
Wanita itu turun dan membuka bajunya. Menampilkan seluruh tubuhnya tampa ada sehelai benang pun. Dia pun mendekati sang mangsa dengan jalan berleok leok
Berjongkok kemudian mengelus sesuatu dengan sentuhan sensual. Dia menikmati wajah kenikmatan sang mangsa nya
🥀🥀🥀
Votenya jangan lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LUNA
RomancePria dengan membawa sebuket bunga tulip itu tersenyum manis kepada wanita cantik yang mengisi seluruh hatinya. Wanita dikursi roda itu tersenyum hangat kepada pria yang kini sudah berada didepannya "Janji kepada saya untuk datang nanti ke perayaan...