22

162 11 2
                                    

Suara ketukan sepatu berirama tepat berhenti didepan sebuah kaca  besar. Yang didalamnya terdapat seorang wanita dengan banyak alat ditubuhnya

Sungguh miris

Seorang wanita cantik terbaring lemah didalam sana. Pemuda itu diam sambil memperhatikan kearah wanita itu

Berdiri dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana nya. Tidak ada tanda tanda wanita itu akan bangun dari tidur panjang nya

"Devan?" Pemuda itu menoleh kesamping. Dia tersenyum kepada orang tua wanita itu.

"Duduk. Om ingin bicara" perintah faiz. Kepada devan. Menghela nafas sebentar, kakinya lanhsung mendekat kearah faiz

"Kami semua orang tua sudah berbicara. Sepakat bahwa kami akan segera menikahkan kamu dengan luna"

"Loh om, mana bisa?" Ucap devan syok. Apa apaan faiz ini. Disaat kondisi anaknya sedang tidsk baik. Dia malah mau menikahkan anaknya dengan orang lain

"Bisa. Kami sepakat nanti malam kami akan menikahkanmu. Kamu harus tanggung jawab, apa yang kalian lakukan waktu itu. Om pamit. Jaga anak om"

Devan mengangga menatap kepergian faiz dan jelita. Bahkan devan tidak habis pikir dengan jelita. Wanita itu bisa bisanya hanya diam. Malah tersenyum tipis? Seperti ada maksud lain?

Menghela nafas kasar. Dirinya duduk dengan mata lurus kedepan. Menatap luna dengan tatapan tajam dan benci. Tapi disatu sisi dia mengingat bagaimana dulu persahabatan kecil mereka. Tapi entah kenapa rasa benci mendominasi dirinya terhadap wanita itu

Devan. Pria itu berdecih. Sebentar lagi mereka akan terikat hubungan istri. Dia akan bersumpah bahwa luna akan menderita dikehidupan pernikahan dengannya

Devan terkekeh sinis. Orang tuanya saja tidak perduli dengan luna. Malah seperti ingin cepat cepat mengeluarkan luna dari kehidupan nya. Apalagi dirinya. Menyebalkan

Tak tak tak

Suara sepatu menggema dilorong rumah sakit itu. Devan pria itu memilih diam saat mendengar suara sepatu mendekat. Dari ekor matanya saja dia bisa melihat siapa yang datang

"Untuk apa lo kesini?" Tanya devan tampa mengalihkan pandangan nya dari luna

"Segitu cintanya lo sama luna? Sampai enggan melihat ke gue? Hahaha lucu lo devan. Mengaku saja, kau masih sayang padanya kan?"

Tangan devan terkepal mendengar penuturan itu. Tentu saja dia emosi mendengarnya. Menghela nafas panjang. Langsung menoleh kesumber suara

"Lo gak perlu tau, tuan julian!" Sarkas devan membuat julian terkekeh pelan

Julian berjalan mendekati kursi. Duduk dengan kaki menyilang. Serta tangan yang dilipat didepan dada nya

"Devan devan!" Nada suara itu terdengar menjengkelkan ditelinga devan. Tentu saja devan panas mendengarnya

"Mending lo pergi dari sini!" Julian memandang devan dengan alis terangkat sebelah. Kemudian dia terkekeh lagi?!! Sungguh konyol

"Gua tau lo sayang sama luna! Kalo lo gak mau sama luna. Biar luna sama gua, gimana?"

Devan yang mendengar itu mengepalkan tangan nya. Ingin rasanya dia menampol wajah julian itu. Benar benar menyebalkan

"Ck mending lo pergi sekarang!" Mendengar ucapan devan barusan membuat julian terkekeh geli

Julian bangkit dari duduknya. Dia berdiri tepat disebelah  devan. Berbeda dengan devan yang memungungi luna. Sedangkan julian menatap lurus kedepan kearah luna

"Cinta itu memang aneh. Lo tau? Wanita yang terbaring lemah disana? Dia wanita rapuh yang pernah gua kenal. Lo gak akan pernah bisa melihat kerapuhan seseorang jika mata lo itu hanya fokus pada satu objek!"

Devan memutar tubuhnya menjadi menghadap kearah julian begitu juga luna. Dia menatap luna yang terbaring dengan selang oksigen dimulutnya

"Gua harap dia bahagia"

"Lo suka sama luna?!" Sinis devan. Julian menoleh kearah devan. Dia melihat wajah serius devan begitujuga dengan devan sebaliknya

"Lo menyimpulkan apa?" Tantang balik julian membuat devan terkekeh sinis

"Gua harap lo lupain oerasaan lo itu sama luna. Asal lo tau? Cewek yang lo bilang rapuh ini adalah cewek paling egois yang pernah gua temuin. Dia manja, egois, maunya menang sendiri. Angkuh, sombong, kasar. Apa yang harus dibanggain dari cewek murahan kayak dia?"

Julian tersenyum mendengar penuturan devan terhadap luna. Lihat saja berbeda dengan sudut pandang julian dan devan bukan?

"Gua harap lo gak akan menyesal suatu saat nanti. Ingat perkataan gua baik baik. Jaga luna seperti lo menjaga dia waktu masih kecil. Jika hari itu tiba, satu hal yang harus lo ingat devan. Disaat lo putus asa dengan semuanya panggil gua di negara berinisial S belakangnya L"

Devan menyeringit mendengar penuturan julian yang ambigu. Untuk apa dia mencari laki laki itu hey. Apa pentingnya julian untuk dirinya

"Cihh"

"Masih angkuh juga ternyata. Kita lihat waktu itu tiba, apa lo akan angkuh juga seperti ini. Atau lo mohon dengan sujud sama gua? Ingat baik baik di otak tolol lo itu. Jika lo lelah sama semuanya. Lo putus asa gak tau harus gimana. Cari gua di negara berinisial S belakang nya L"

"Gua pergi" lanjut julian pergi meninggalkan devan yang termenung. Ck untuk apa dia mencari lelaki tolol itu. Selain tolol ternyata julian itu idiot

"Dasar tolol. Ssking pinternya gua bisa tau negara yang lo maksud tolol" kekeh devan

Dia diam beberapa saat. Kemudian melihat kedepan. Dia jadi kepikiran apa yang dimaksud sama julian? Apa yang julian sembunyikan? Kenapa seperti ada sesuatu hal yang mencurigakan

Tetapi itu semua dia tepis begitu saja. Dia tidak mau pusing dengan omkngan julian. Yang terpenting dia akan bebas apapaun dengan luna. Karena sebentar lagi luna akan menjadi istrinya. Dengan begitu dia bebas melakukan apapaun dengan luna

Devan terkekeh membayangkan rencananya yang terlintas diotak nya yang cetek itu. Dia pergi dari lorong rumah sakit itu. Meninggalkan luna yang menangis dalam kondisi terbaring lemah belum sadarkan diri.

👑👑👑

Jangan lupa vote nya 💖

MY LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang