11. sialan

404 11 2
                                    

"ANNA!" Teriak melengking dari seorang gadis menggeleger disekolah itu. Para murid yang berada disana melihat kearah sumber suara. Ahh ternyata luna. Pasti ada drama lagi. Pikir para murid yang berada disana

"Mao apa lo?!" Ketus devan.membuat luna yang sudah geram bertambah geram

"Minggi devan. Aku gak ada urusan sama kamu. Aku ada urusan sama jalang ini!" Ketus luna berusaha sabar menghadapi tolol nya sikap devan

"Lo mao nyakitin anna lagi kan? Jelas itu urusan gue!" Ketus devan dengan nada tinggi tidak mau kalah sama luna yang berada di depannya yang sudah menahan marah

"Minggir devan!" Geram luna. Membuat devan pergi dengan anna

Dengan cepat luna menarik rambut anna membuat sang empu mengadu kesakitan karena rambutnya ditarik begitu kuat oleh luna

"Lepas bangsat!" Dingin devan. Menggeram marah

"Lo tolol banget si devan. Kamu membela gadis miskin ini. Ohiya aku lupa dia udah gak miskin ya? Dapet dari mana lo barang branded dari hasil lonte?"

Plak

Tamparan keras itu membuat murid disana menghela nafas susah. Devan ini tipikal cowok ringan tangan yah? Tak bisakah bicarakan baik-baik tampa ada kekerasan? Pikir murid disana

"Kamu nampar aku hanya karena dia? Bahkan kamu BENTAK BUNDA DEVAN!" Sinis luna diakhir kalimat. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran devan

Dengan geram luna menendang selangkangan devan membuat sang empu mengadu kesakitan sambil memegang anu nya yang linu. Sontak para murid cowok yang berada disana meringis sambil memegang anu mereka

Luna menyeret anna dengan menarik rambut gadis itu kasar. Dia menarik gadis itu kearah kantin sampai nya dikantin, luna dengan kasar mendorong tubuh anna sampai gadis itu tersungkur mengenai ember yang berisi air pel-an. Memang tadi ada petugas pembersihan yang sedang mengepel area kantin. Tapi naas gadis itu anna menubruk ember bau itu sehingga mengenai wajah dan tubuhnya

"Akhh. Salah aku apa luna?!" Sinisnya. Luna terkekeh menghadapi gadis didepannya ini. Ahh dia suka lawan nya melawan

Belum sempat luna menjawab perkataan dari anna. Devan laki' itu berjalan mendekat kearah mereka berdua. Begitupula dengan anna gadis itu langsung terisak menjadi lemah saat langkah devan mulai mendekat

Bruk

"Udah cukup ya lo nyakitin anna!" Sinis devan lalu pergi membawa gadis itu yang terisak

"Dasar devan sialan. Kamu kenapa terus membela gadis munafik seperti dia!"

"Bacot!" Teriak devan. Semakin lama punggung itu menghilang, luna menghela  nafas gusar. Shit. Tangan dia terkena ujung meja

"Bangun" dingin seseorang. Luna mendongkak untuk melihat wajah yang berbicara itu

"Ju-julian?" Gugup luna saat melihat julian. Ah sial kenapa laki' itu tampan sekali

"Bangun" sekali lagi ucapan dingin itu keluar membuat luna jengkel setengah mati

Dengan rasa jengkel gadis itu bangun. Kemudian menepuk-nepuk seragam nya yang terkena debu. Melangkah begitu saja melewati julian yang berada disana

"Kasian" gumam julian pelan saat melihat punggung luna yang semakin menjauh

Dengan segera julian mengejar luna dengan gaya yang cool itupun sukses membuat kaum hawa menjerit-jerit tidak karuan huh dasar kaum hawa

Hap

Diraihnya tangan luna membuat gadis itu menaikkan satu alisnya pertanda bingung akan tingkah laki' didepanya ini

"Apa?" Ketus luna. Ah julian lupa bahwa luna bucin sekali kepada devan

MY LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang