Adel terlihat santai berkegiatan seperti tidak ada beban dan segala macem. Tapi sebenarnya semenjak Ashel dikabarkan terkena demam berdarah, ia khawatir bukan main. Tentu ia tau pengalaman orang-orang yang terkena demam berdarah seperti apa. Bahkan banyak juga yang nyawanya tidak tertolong. Kadang ia bingung , kenapa Ashel yang selalu kena. Waktu itu covid, dan sekarang DBD. Semua orang pun tau sebahaya apa penyakit itu jika telat penanganan, Ashel tidak telat, tapi kekhawatiran tetap ada.
" Ke rumah sakit lagi del ?" Adel mendongak dan tersenyum lalu mengangguk saat Gaby, seniornya bertanya
" Eh ka gaby, iya ka ini lagi nunggu jemputan mama " Gaby tersenyum memandang Adel, melihat Adel dan Ashel seperti mengingatkannya waktu dulu. Ia juga pernah berada di posisi mereka. Menjalin hubungan dengan sesama member, satu generasi. Tetapi sayang hubungannya harus kandas ditengah jalan karna mereka sudah berbeda pekerjaan, dan kondisi yang tidak memungkinkan
" I miss you so much bil" ucapnya dalam hati
" Titip salam buat Ashel ya del, kamu juga semangat jaga kesehatan juga, masa Ashel sakit kamu ikut sakit " Adel menggaruk tungkuknya pelan agak merasa malu karna kini semua member sepertinya tau ia berpacaran, padahal baik Adel dan Ashel tkdak pernah mengatakannya
" Hehehe iya ka , kaka juga ya " Gaby mengangguk sambil tersenyum lalu menepuk bahu adel kemudian beranjak pergi karna jemputannya sudah datang.
***
" Nahhh ni Adel, del marahin nih del Ashel ngga mau makan " Adel tersenyum pada Abis Ashel dan menyalami orang tua Ashel
" Ngga jadi jalan-jalan lagi loh cel kalo ngga makan" ucapnya sambil meletakkan buah-buahan di meja
" Tolong bujukin yaa del tante sama om keluar dulu biar kalian enak ngobrolnya " Ucap mama Ashel dan Adel mengangguk saja sambil tersenyum. Setelah orang tua Ashel keluar ia duduk disamping Ashel menggenggam tangan gadisnya itu sambil mengusap wajah pucat Ashel
" Makan yaa hmm biar cepet sembuh " Ashel menggeleng lemah lalu mengahadap ke Adel
" Ngga enak del, aku mau burger " Adel tertawa mendengarnya sambil terus mengusap wajah Ashel
" Masa burger, ini dimakan dulu, besok kalo lebih membaik aku bawain deh " Ashel diam dulu, sakit bagi semua orang sunggu menyebalkan, makan hambar, tidak makan lapar.
" Kalo kamu sembuh, janji deh aku ajak jalan-jalan seharian kemanapun kamu mau" Ashel lalu membenarkan possisinya untuk duduk bersandar dan dibantu Adel
" Bener loh" Adel langsung mengangguk semangat.
Cukup lama untuk Ashel memghabiskan makanannya dan Adel dengan sabar menyuapinya. Tidak hanya itu ia juga mengupaskan buah untuk Ashel, terus memberi minum juga karna kata dokter Ashel juga kekurangan cairan. Sekitar 15 menit berlalu Adel membantu Ashel merebahkan badannya. Ashel harus istirahat baru setelah itu ia pulang.
Mata Ashel perlahan menutup dengan terus diusap oleh Adel wajahnya. Setelah memastikan Ashel tidur ia memandang dalam wajah Ashel yang pucat itu. Wajah Ashel saat ini terlihat seperti anak bayi dan Adel tersenyum gemas melihatnya. Tapi kemudian tatapannya berubah menjadi sedih
" Jangan sakit lagi yaa Acel aku takut " Ashel terlihat sangat lemas, sering mengeluh badannya sakit semua dan itu membuat Adel khawatir bukan main.
Perlahan ia menunduk menyembunyikan wajahnya dikasur itu sambil mengggengam tangan Ashel dan diam-diam ia malah menangis. Biasanya ada Ashel yang ceria, mengusilinya, bercanda tapi sekarang kekasihnya malah lemah seperti ini.
" Ssst aku nggapapa del " Adel tersentak saat tiba-tiba Ashel mengelus ngelus bahunya itu. Ia mendongak buru-buru menghapus air matanya, Ashel tersenyum melihat Adel yang matanya sembab itu