3 - Cinta Untuk Klara. √

2.3K 224 65
                                    

Setelah menemukan apartemen yang tempat dan lingkungannya nyaman, juga ramah dikantong. Ira masuk ke dalam apartemennya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur king size nya.

Tidak lama kemudian, terdengar dengkuran halus keluar dari mulut kecilnya. Ira pun terlelap dalam tidurnya dan mulai menjelajahi alam mimpi.

Ira juga berharap, mungkin jika dia tertidur lalu terbangun, akan berada di tempatnya semula. Karena menurutnya, ini semua tidak masuk akal.

>Sedikit cerita tentang Cinta Untuk Klara<

Sebuah cerita yang menceritakan tentang anak SMA dan sebuah geng motor. Nico Stewart Vettel sosok seorang laki-laki yang menjabat sebagai ketua geng di ibukota Jakarta, dia dikenal memiliki sifat yang dingin, tak mudah akrab dengan perempuan, sorot mata tajam, dan raut wajahnya yang selalu datar.

Selain menjadi ketua geng motor, di sekolahnya Nico juga menjabat sebagai ketua OSIS. Karena jiwa kepemimpinan sang Daddy sudah melekat pada dirinya, juga tanggung jawabnya yang baik dan inisiatifnya yang tinggi. Akhirnya Nico menjadi ketua OSIS di sekolahnya.

Ketika di sekolah Nico selalu disiplin dalam hal apapun, beda lagi jika tidak di area sekolah. Dia akan menjadi remaja pada umumnya, melakukan apa saja yang dia suka.

Saat Nico menjalankan tugasnya, dia seperti biasa akan mengelilingi sekolah guna mencari anak-anak nakal yang sedang bolos ataupun kesiangan. Bertepatan Nico untuk mengecek gerbang depan, dia melihat seorang gadis yang sedang berjongkok di luar gerbang karena terlambat.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari gadis itu, tetapi entah kenapa, ketika Nico melihat bola matanya dari arah dekat, jantungnya berdegup kencang seolah ada sihir yang mampu menghipnotisnya.

Gadis itu bernama Klara Larasati, Nico tidak pernah melihat wajah ataupun mendengar namanya. Sejak pertemuan itu, Klara dan Nico selalu saja bertemu tanpa sengaja. Saling melirik tetapi tidak saling menyapa, Nico hanya menatapnya datar. Tetapi berbeda dengan hatinya, yang Nico sukai dari Klara adalah matanya.

Karena sering bertatapan, Nico akhirnya menuruti rasa penasarannya untuk berkenalan dengan Klara. Dan sejak saat itu, muncullah sebuah rumor jika Nico menyukai Klara begitupula sebaliknya.

Rumor itu sampai di telinga Aurelia Devi Lemos, seorang gadis yang berperan sebagai antagonis. Lia adalah tunangannya Nico, tetapi Nico tidak pernah menunjukkan sikap baiknya terhadap Lia. Lia selalu mencari perhatian untuk mendapatkan hati Nico, dia selalu berusaha untuk dekat dengan tunangannya itu.

Nico tidak pernah sedikitpun melirik Lia, dia hanya fokus dengan rasa penasarannya terhadap Klara. Akhirnya karena hal itu, Lia mulai bermain kasar. Ketika ada kesempatan, Lia akan membully Klara, dan puncaknya ketika Klara sedang menuruni tangga lantai tiga, karena Lia sudah gelap mata, dia dengan santainya mendorong Klara sampai kepalanya terbentur tembok dengan sangat keras.

Di saat itu pula, Nico yang sedang berpatroli melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri. Nico menatap Lia emosi, benci, juga jijik, dia marah dengan sikap Lia yang sudah keterlaluan.

Pada akhirnya, Klara masuk rumah sakit dan di rawat inap selama 2 Minggu. Keluarga Lia sangat marah besar mengetahui anak mereka melakukan tindakan kriminal yang hampir merenggut nyawa seseorang.

Lia dijatuhi hukuman penjara selama 4 tahun, dan selama itu pula Lia tidak merasa menyesal atas tindakannya. Walaupun keluarganya marah, tetapi mereka masih menyayangi Lia, mereka setiap Minggu selalu mengunjungi Lia agar dia tidak merasa kesepian.

Tetapi, ketika tepat satu bulan, Lia ditemukan tewas di dalam sel nya sendiri. Polisi menyelidiki kasus kematiannya, dan ternyata Lia terkena racun mematikan yang terdapat dalam makanannya. Keluarga Lia sangat terpukul atas kabar itu, mereka sudah kehilangan matahari mereka yang selalu tersenyum dalam keadaan apapun, untuk selamanya.

Lia menderita berbanding terbalik dengan Nico dan Klara, mereka berdua seperti orang yang sangat beruntung di dunia ini. Setelah lulus sekolah Nico dan Klara melangsungkan pertunangan, dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Ketika hidup mereka aman-aman saja, datang lah sosok antagonis laki-laki yang dulunya adalah sahabat masa kecil Klara.

Dia bernama Sendy Saputra Lloyd, Sendy sudah terobsesi dengan Klara sejak lama tetapi dia baru muncul ketika mereka berdua akan melangsungkan pernikahan. Sendy menculik Klara dimalam pernikahannya, penculikan itu di ketahui oleh Nico. Nico bersama geng besarnya mencari Klara sampai pagi.

Pada akhirnya Klara ditemukan di rumah kosong, sebelah Utara hutan yang lebat dengan keadaan Klara yang mengenaskan. Sendy mungkin saja terobsesi. Tetapi, Sendy terobsesi dengan manik mata Klara, tidak lebih. Klara kehilangan satu matanya dengan kaki kanan yang lumpuh.

Amarah Nico meledak, dia menghajar habis-habisan Sendy yang tersenyum meremehkan dirinya. Nico bak kesurupan memukuli Sendy dengan tangan kosong, sampai Sendy terbunuh ditangan Nico pada malam itu juga.

Sendy terbunuh, dan Nico tetap menikahi Klara walaupun kondisinya seperti itu, hingga mereka di karuniai anak kembar.

Aqila di sebutkan ketika dia sedang berjalan sendirian di tengah guyuran hujan. Sebenarnya Nico yang melihat hal itu berniat ingin memberi tumpangan, tapi ada seseorang yang meneleponnya dan memberitahukan sesuatu yang membuat Nico langsung tancap gas membuat air yang bergenang di sana mengenai Qila.

>Penjelasan singkat mengenai cerita Cinta Untuk Klara<

***

Paginya Ira terbangun dengan wajah ceria, semalam dia bermimpi seperti sedang di bacakan dongeng anak. Dia sekarang berniat pergi berbelanja ke mall, untuk membeli kebutuhan hidupnya.

Ira pagi-pagi sudah mengeluarkan uang banyak, dia membeli mobil baru. Dia juga meminta sistem untuk memberikan kemampuan mengemudi, karena dia tidak pandai untuk mengendarai mobil.

Karena hari ini hari Minggu, jalanan yang dilalui Ira macet. Dia sampai di mall pukul 09.00, Ira menata rambutnya terlebih dahulu sebelum keluar.

Ketika Ira keluar dari mobilnya, banyak pekikan-pekikan gemas nan alay dari pengunjung mall. Ira masih menggunakan baju yang kemarin karena dia tidak punya baju lagi, tetapi badannya tidak bau. Masih tetap harum seperti kemarin.

Ira masuk ke dalam mall dengan disertai pekikan kagum dari beberapa orang, dia masuk ke dalam toko-toko yang barangnya mau dia beli. Tidak terasa setelah berputar-putar hari sudah mulai sore, Ira lantas bergegas menuju parkiran dengan kedua tangannya yang penuh dengan belanjaan.

Entah kenapa, Ira coba-coba mencari jalan lain agar tidak terkena macet. Sedang asyik-asyiknya bernyanyi, Ira melihat sesuatu di jalanan, orang ataukah polisi tidur? Ingin menerobos takutnya itu adalah orang, nanti dia yang repot sendiri.

Ira yang rasa penasarannya tinggi pun, melangkah keluar dari mobilnya untuk menghampiri sosok orang itu. Dengan mata yang menyipit tajam, Ira langsung berlari pelan menuju sosok itu. Ternyata benar itu adalah orang.

Orang gabut manakah, yang tertidur di jalanan?

"Hey Om, kenapa tidur di jalanan? Menghalangi jalan aja, memangnya ini jalan punya nenek moyangnya Om apa. Seenaknya aja, kalau gak punya rumah minimal jangan tidur disini. Di kolong jembatan kek," kata Ira, yang seperti orang dewasa sedang mengomel.

Orang yang dipanggil Om itu mencoba membuka matanya perlahan, guna melihat siapa yang mengomelinya tidak jelas seperti itu. Apakah dia tidak punya mata, jelas-jelas dirinya sedang terluka. Dan apakah katanya, Om? Dia terlihat tua yah, sampai di panggil Om.

Deg!

Deg!

Deg!

NADQIL? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang