14 - Meminta Maaf. √

929 79 2
                                    

Guys, mohon maaf bila ada komenan tetapi tidak berhubungan dengan cerita. Karena, 3 atau 4 bab kemarin ke hapus. Mohon maaf, dan maklumi ya.
Terimakasih
-
-
-

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin. Dengan sedikit candaan yang memperlihatkan senyum tipis mereka. Kegiatan itu tak luput dari para murid yang memperhatikan mereka bertiga.

Para siswa yang berada di koridor, terpana akan kecantikan alami mereka. Apalagi saat tertawa kecil yang membuat kadar kecantikannya bertambah.

Sepanjang perjalanan, mereka bertiga menjadi pusat perhatian para murid IPS. Mungkin bisa dibilang mereka bertiga adalah circle tercantik di jurusan IPS. Terbukti, ketika kakak kelas mereka mengakui akan kecantikan mereka bertiga.

"Fiks, mereka bertiga circle tercantik sepanjang jurusan IPS!"

"Gue sebagai kakak kelas mengakui kecantikan dan popularitas mereka,"

"Gue insecure woy lihat mereka bertiga. Apalagi jika mereka pintar, wah nambah jiwa ke insecure-an gue."

"Gabung sama mereka, bisa gak si?"

"Iyuhhh, sadar diri atuh kita mah cuman butiran debu mana bisa bersanding dengan butiran berlian!"

"Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?"

"Yang tengah kayak bocil anjir. Mukanya baby face banget!"

"Bocilnya para anak-anak IPS pastinya!"

Masih banyak lagi bisikan-bisikan yang mereka dengar. Zara dan Adel hanya tersenyum tipis menanggapi hal itu. Sementara Qila, dia sudah tersenyum lebar akan pujian-pujian yang dia dengar.

"Kita kan berempat," batin Qila, terkekeh kecil karena Lucy yang kehadirannya tidak dianggap.

Setelah sampai di kantin, mereka bertiga duduk di kursi paling ujung untuk tidak terlalu menjadi pusat perhatian lagi.

"Gila, belum satu bulan sekolah di sini udah terkenal gitu aja," ujar Zara, dengan percaya diri tingkat dewa.

"Satu bulan itu kelamaan, baru juga masuk," timpal Adel, dengan memutar bola matanya malas.

"Iya deh, iya,"

"Namanya juga orang cantik," celetuk Qila, yang membuat keduanya seketika melotot sambil menganga tak percaya.

Qila dengan tampang polosnya hanya bisa mengernyit heran melihat respon keduanya. Apa yang dia katakan benar bukan? Jika tidak dengan kecantikan, mereka tidak akan mendapatkan semua ini bukan?

Dunia ini seperti beranggapan, percuma pintar tapi tidak cantik, dan biarpun bodoh asalkan cantik. Kecantikan paling utama, attitude dan kepintaran entah nomor ke berapa.

"Iya juga, kita itu di lihat dari mana pun juga tetap cantik. Tapi, jangan jadi orang sombong karena kecantikan ya!" kata Zara, mengingatkan kedua temannya itu.

"Ya siapa juga yang mau jadi orang sombong. Biarpun seperti ini, kita harus tetap merendah," imbuh Adel, dengan sedikit candaan.

NADQIL? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang