Ternyata hari sudah sore. Qila bangun dengan sendirinya, dia tidak merasakan kehadiran sistem di dalam tubuhnya. Dia beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian, Qila memutuskan untuk ke dapur membuat makanan untuk dirinya sendiri.
Setelah selesai, Qila menyantapnya dengan tenang. Dia memilih untuk bersantai saja di ruang tamu sambil menonton televisi, dan kembali melamun.
Qila melihat jam dan sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dia langsung beranjak dari sana. Mematikan televisi dan mencuci piring bekasnya tadi, lanjut menggosok gigi dan langsung merebahkan tubuhnya yang terasa pegal-pegal walaupun hanya diam saja.
Qila sudah membulatkan tekadnya. Dia tidak akan merusak alur ataupun merubahnya, jika bisa dia juga akan menjauhi para pemeran yang berpengaruh penting, ingin menjalankan harinya dengan biasa saja.
Hanya saja, yang dia tidak ketahui, alur sudah melenceng sejak kehadirannya kembali di sini. Dia akan selalu terlibat dalam masalah para pemeran dan akan selalu menjadi pusat perhatian.
•
•
•
Pagi menyapa. Matahari mulai bersinar, memberikan kehangatan bagi penduduk bumi. Cahayanya menembus celah gorden apartemen Qila. Tubuh mungilnya menggeliat pelan, tangannya mengucek pelan matanya yang terkena cahaya matahari.Qila menguap dan kembali menggeliat. Dia langsung menatap jam dinding yang membuatnya langsung membulatkan matanya terkejut. Jam sudah menunjukkan pukul enam lewat tujuh belas menit, dengan gerakan cepat dia langsung bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Karena terlalu terburu-buru dan kurang fokus, dahi Qila menabrak gagang pintu besi ketika dia akan membuka pintu kamar mandi. Rasa ngilu yang terasa membuat Qila kembali tersadar, dan dengan terburu-buru langsung memakai seragamnya.
Dia langsung melihat dahinya dari pantulan kaca, ternyata sedikit berdarah dan memar. Dengan cekatan Qila langsung membersihkan darah itu dan mengobati dahinya dengan mandiri. Setelah selesai dengan memakaikan hansaplas bening, Qila langsung memakai bedak dan liptint agar tidak terlihat pucat.
Setelah merasa sempurna dengan penampilannya, Qila melihat tubuhnya di cermin full body. Seragam sekolahnya dia balut dengan hoodie oversize hitam favoritnya, rambutnya dia kepang seperti buntu kuda agar tidak merasa gerah.
"Perfect. Kamu cantik banget Qila," Decakan kagum keluar dari bibir Qila. Dia terlihat semangat dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.
Penampilannya sudah sangat perfect, dia langsung mengambil tas hitam dan menyampirkannya di bahu kiri. Bergegas berjalan keluar menuju parkiran apartemen. Selama perjalanan Qila dapat merasa jika mereka memperhatikannya, menatapnya takjub dan berbisik pelan.
Qila hanya menunjukkan wajah polos andalannya dengan senyuman manis. Dia langsung memasuki mobil barunya dan melajukan nya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak mau terlambat di hari pertamanya sekolah.
•
•
•
Qila menghela nafas kasar. Dia bersyukur karena dirinya tidak terlambat. Qila memasuki area sekolah yang terlihat sangat elite dan asri. Memarkirkan mobilnya di parkiran khusus perempuan. Dari tadi banyak sekali pasang mata yang menatap penasaran ke arah mobil Qila, mereka penasaran siapa yang mengendarai mobil keluaran terbaru itu dan apakah dia murid baru atau tidak. Karena mereka baru melihat mobil yang seperti itu.Di arah parkiran motor khusus laki-laki, terdapat lima orang pemuda yang sedang duduk dia atas motornya masing-masing. Mereka menatap mobil Qila dengan penasaran dengan wajah tampannya yang memiliki khasnya masing-masing.
"Wah wah, pasti yang berada di dalam mobil, cecan tuh!" celetuk salah satu pemuda yang memiliki kumis tipis itu sambil tersenyum penasaran.
"Yah, lo mah cecan mulu pikirannya," balas salah satu pemuda lainnya sambil mengunyah permen karet dengan tangannya yang menepuk pundak sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADQIL?
Fantasy[JUDUL AWAL : aqila si figuran] Nadira Syakira seorang gadis dari Bandung yang memiliki sifat ceria, pemalas, bar-bar, ceroboh, pelupa, dan baik hati. Sifat dan sikapnya bisa berubah, sesuai keadaannya. Ketika dia berniat untuk mandi, dia tidak sen...