52×2−104+20−2= 18

19 6 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Eh, jawaban nomor dua puluh lima apa cuy?"

Tidak ada yang menyahut.

"Sialan lu pada, pelit amat!"

Mulya dan Alfi terkekeh pelan. Ternyata membuat Rio kesal dengan cara mengabaikannya seru juga.

"Lo juga sih, Mul! Gue kira lo sama-sama tolol, eh ternyata lo bisa juga. Ternyata gini rasanya dikhianati." ucap Rio mendramatisir sembari menaruh sedikit tetesan air mineral di matanya.

Mulya menyahut. "Halah lebay lo, Ri. Soal gini mah iziii!"

"Izi izi matamu izi, ini hard namanya cuk. Bodo amat dah, tega kalian semua. Gue ngambek aja."

Setelah beberapa waktu berlalu, dengan Rio yang kini melampiaskan kekesalannya pada kertas kosong dan Alfi yang mulai mengumpulkan semua kertas ulangan yang sudah dikerjakan oleh siswa.

Pintu terbuka, menampakkan seorang guru muda memanggil Alfi yang tengah sibuk mengumpulkan semua tugas.

"Alfi, sini sebentar."

Setelah melihat guru itu, raut wajah Alfi berubah total. Lebih tepatnya berubah menjadi bete bercampur kesal. Dengan lambat, Alfi menghampiri guru tersebut kemudian menyuruh Mulya untuk lanjut mengumpulkan tugas.

"Mul, tolong, ya! Gue ada urusan sebentar! Ntar taruh di meja pak Sambel aja."

Setelah meminta tolong, Alfi pergi. Dengan Mulya yang belum sempat menjawab apa-apa.

"Kenapa harus gue coba yang ngasih? Kenapa ga si Ri--"

Baru saja ia mengeluh dan melihat wajah Rio, ia paham kenapa Alfi menyuruhnya untuk menaruh kertas yang sudah dikumpulkan ke meja pak Sambeli.

"Duh, nyesel gue. Maunya, 'kan, gue kasih aja jawabannya tadi. Kalo gue kasih mah bisa nyuruh Rio buat gantiin."

"Yah ... mungkin semua ada maksudnya dari Tuhan, awokawokawok."

(Mulya sok bijak momen.)

Setelah keluar dari kelas, Mulya berjalan pelan sembari melewati berbagai kelas dan melihat macam-macam guru sedang mengajar muridnya.

"Akhirnya ... nyampe juga ke ruang guru."

Kemudian saat semua tugas telah ditaruh diatas meja guru yang bersangkutan, entah Kenapa Mulya ingin kembali ke taman tadi pagi dimana ia dan Fina duduk.

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang