chp 3

30 25 5
                                    

Jika saja Zea memiliki kekuatan yang bisa menghilang, sudah ia pastikan tidak akan menjadi sorotan orang orang yang ada disini. Rere, perempuan aneh itu sangat menyebalkan! Bisa bisanya dia berteriak seperti itu.

Sekarang bahkan perempuan itu masih berdiri dengan senyum andalannya itu.
Gion melangkahkan kakinya, ia menarik Zea dan juga Rere yang tersenyum kesenangan.

Sebelum membawa Zea dan Rere pergi entah kemana itu, Gion menyempatkan berbisik kepada salah satu temannya yang berambut keriting itu.

Lalu, membawa kami pergi dari tempat itu. Ah sudahlah! Hari pertamanya sangat tidak asik!

Gion membawa keduanya ke ruang osis, entah apa yang akan dibicarakan Gion. Terlihat wajah gion itu menunjukkan ekspresi.. kesal? Entahlah abangnya ini susah ditebak.

"Siapa nama lo?" Tanya Gion sedikit tegas dan nampak tidak ingin berbasa basi.

Rere pun mengulurkan tangannya entah untuk apa. Percayalah, teman barunya ini sangat berharap sekali bisa berjabat tangan dengan si monster Gion.

Karna Gion tak kunjung membalas jabat tangannya Rere, Zea pun menuntunnya agar mereka bisa berjabat tangan.
Memang, Gion itu sok cool. Padahal dia hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa.

Gion tentu saja terkejut dengan tindakan adiknya, tetapi ia juga tidak akan melepaskan tangannya karena Zea

Mood Rere pun langsung membaik karna cogan didepannya ini langsung mau walau dituntun Zea. Ah senangnya~~

"Nama aku Reina Andriani,biasa dipanggil Rere boleh juga dipanggil cantik" ucapnya sama seperti berkenalan dengan Zea tadi.

Ekspresi Gion tentu masih datar, tidak salah lagi, teman temannya Zea pasti juga gajelas.

Gion melepaskan tangannya, ia memasukkan tangannya ke saku celananya, sudah kebiasaannya seperti itu.

"Emang kenapa kalo Zea adik gue?" Ucapan Gion terdengar menyebalkan, dan juga kenapa gara gara itu mereka harus diseret kesini.

Rere menunduk takut, ah dia melupakan satu fakta tentang Gion yang sangat amat galak! Bisa kapan aja dia berubah menjadi monster seperti film yang ia tonton.
Matilah kau Rere, nyawamu sebentar lagi akan hilang.

Zea meringis, kasian sekali temannya ini, belum apa-apa sudah digalakkin senior.

Rere mulai menatap Gion yang malah menatapnya semakin tajam.
Gila! Kalo matanya bisa ngeluarin pisau, udah pasti mati deh gue.

"Ya berarti aku harus sahabatan sama Zea kak!" Rere menatap Gion dengan senyum terbaiknya, bahkan rasa takutnya sudah hilang.

Gion beralih menatap Zea yang keheranan, pasalnya Zea tidak mengerti kenapa perempuan bernama Rere ini sangat ingin bersahabat dengannya.

"Zea" yang dipanggil menoleh dan menaikkan satu alisnya seraya berkata "apa?

"Balik sana ketempat tadi" harapan Zea runtuh, dia kira Gion tidak akan membawa Zea ketempat itu lagi. Ah, memang Gion sialan!

"Jangan lupa ajak temen lo juga" Gion memijat pelipisnya, sudah seperti bapak bapak.

Zea menarik Rere keluar, mereka pun berjalan selisihan. Rere menatap Zea yang sepertinya akan meledak bak gunung meletus.

✨✨

"Siapa yang paling cakep menurut lu?" Tanya seorang cowo yang memiliki paras sangat tampan, rambutnya pirang kecoklatan, hidung mancung serta bibirnya sangat seksi!

"Ahh gue demen banget liat muka cewe yang namanya Zea, aduhai syalala prikitiw!" Jawab teman yang satunya, cowo ini memiliki alis yang tebal dan tentunya senyum yang sangat manis, bahkan semut pun juga ingin singgah.

"Gue juga demen sama si Reina, tapi sayang" ucapnya lagi membuat kedua temannya bingung

"Sayang kenapa?"

"Aku gapapa kok sayang" terdapat darah segar disekitar bibirnya, padahal dia hanya bercanda tetapi balasannya sama sekali gak diduga-duga.

"Aku tarik omongan aku! Aku sakit sayang, baru aja ditonjok~~" ucapnya membuat keduanya merinding.
Bisa bisanya mereka berteman dengan makhluk seperti ini.

"Raf!" Orang yang dipanggil pun menoleh, dia melihat sahabatnya datang dengan ngos-ngosan.

"Bentar bentar! Tarik nafas buang, tarik nafas buang dibelakang" tak segan-segan cowo berbadan besar itu melempar sahabatnya dengan botol air mineral.

"Ada target! Cakep banget anjir!"sudah ketebak, sahabatnya ini pasti membawa kabar tentang cewe yang katanya cakepnya kebangetan.

Sebelumnya mari kita kenalan dulu dengan mereka, empat sejoli ini sudah berteman sejak SD.

Yang pertama tadi sudah dijelaskan fisiknya, namanya Rafael Miller. Idolanya SH SCHOOL, saingan beratnya Gion yang sering dijuluki si monster es. Mereka sama-sama terkenal, hanya bedanya Rafael terkenal karna kebandelannya.

Yang kedua, si tukang gombal dan ngelawak tidak tau tempat, namanya Danu johnes. Sering diejek jones karna namanya, padahal ceweknya bertebaran dimana mana.
Solidaritasnya patut diacungi 4 jempol, karna sekeparat apapun temannya, dia sama sekali tetap mensupport.

Yang ketiga, cowo yang sangat amat kalem, namanya Sean Gelael, irit bicara bahkan tidak ikut ikutan urusan tentang wanita yang temannya permainkan, hobinya hanya bermain basket dan membaca buku yang menarik perhatiannya. Sering juga digosipkan homo karna tidak pernah berpacaran bahkan berbicara dengan seorang perempuan, kecuali bibinya.

Dan yang terakhir, si gak jauh beda dengan jones, namanya Adrian Prayoga. Sangat mencintai yang namanya perempuan cantik, tapi Adrian cowo yang sangat cepat bosen kepada pacarnya, baru sehari bisa langsung putus. Dan yang anehnya, banyak perempuan yang terus mengantri demi berpacaran dengannya biarpun langsung putus. Sungguh gila!

"Jadi siapa kali ini?" Rafael membuang rokoknya lalu diinjaknya, dia menatap Adrian yang baru sampai.

Sean hanya mendengarkan tanpa minat untuk bergabung dengan obrolan mereka, toh bukunya lebih penting dari segalanya. Perempuan hanya menyusahkan saja, Sean paling benci itu.

"Ada banyak yang cakep, tetapi ada 4 yang cakepnya kebangetan" Danu mengerutkan keningnya, ternyata tahun ini lebih banyak yang cakep.

"Yang pertama namanya Zea Anindita, cakepnya bikin bidadari iri. Yang kedua Tita Lavinia,cakep tapi cerewet. Yang ketiga Reina Andriani,cakep banget! Tapi tingkahnya absurd,dan yang terakhir ini ga kalah cakep,namanya Aurel Danilova cuma kalem abis" ucap Adrian panjang lebar, Rafael tidak begitu minat dengan mereka. Beda dengan Danu yang sudah kehausan akan cewe.

Rafael menidurkan badannya dikursi kayu yang panjang,entah apa yang ada difikirannya sekarang.

"Gue yang main duluan boleh kaga Raf?" Rafael hanya menjawab dengan deheman saja, sepertinya tahun ini kurang menarik.

"Mau gebet yang mana, Jon?" Sepertinya Danu sudah memikirkan siapa yang akan jadi targetnya. Tentu saja si cantik Zea.

"Gue Zea lah!" Jawab Danu lantang, Adrian mendengus. Padahal itu sudah jadi incarannya sejak pertama kali dia lihat Zea.

"PERMAINAN ABANG MULAI ZEA!"
Teriaknya membuat Sean menatapnya kesal, sedangkan yang ditatap hanya cengengesan.

Thankyou for reading don't forget to vote and comment!!🤍🤍

ZEA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang