chp 12

13 13 6
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, berdirinya seorang perempuan sejak tadi sambil mengeluh kepanasan.

Ia menunggu seseorang untuk pulang bersama,tetapi seseorang itu tak kunjung datang,membuat perempuan itu kesal setengah mati.

Perempuan itu adalah Zea. Ia sedang menunggu abangnya. Sebenarnya Zea mau saja pulang sendiri,tapi abangnya itu menyuruhnya untuk menunggu di parkiran ini.

"TOLONGGG! TOLONGG!!" Zea melihat sekitarnya,tidak ada orang yang meminta tolong itu. Lalu dicarinya orang yang meminta tolong tersebut.

Ternyata itu seorang perempuan,ia sedang ditarik seseorang yang memakai jaket hitam bertuliskan 'Rascal'
Sungguh Zea bingung sendiri, pasalnya yang menarik perempuan itu ada 2 orang.

Mau tak mau, Zea melancarkan aksinya. Ia mengambil batu kerikil untuk dilempari ke arah mereka. Tentu saja itu membuat mereka menggeram kesal.

Entah apa yang dibicarakan mereka, sepertinya tidak baik untuk dirinya. Karna temannya yang lain menghampiri dirinya.

Tentu saja Zea tidak bodoh,ia mencari balok kayu yang entah mengapa ada disekitar situ. Diayunkannya sekuat tenaga dan itu cukup membuat satu orang tumbang.
Sepertinya keberuntungan berada di pihak Zea.

"Heh! Sini lo kalo berani! Kita by one!!" Tantang Zea. Entah mengapa keberaniannya bertambah setelah menumbangkan satu orang.

Perempuan yang tangannya ditarik itu pun juga mendapatkan keberanian. Digigitnya lelaki itu sampai tangannya berdarah.
Mau tak mau lelaki itu melepaskan tangannya dan membantu temannya yang sudah tumbang. Mereka pergi meninggalkan kedua perempuan yang menurutnya sudah gila.

"Lo gapapa?" Tanya Zea menghampiri perempuan itu.

"Aa-aku gapapa,makasih ya" Zea mengangguk saja.

"Lo ngapain disini?"

"Aaa-aaku lagi nyari temenku" jawabnya bergetar, sepertinya perempuan itu masih takut.

Zea pun menariknya ke parkiran sekolah,ia akan mengantarkan perempuan ini bersama abangnya.

"Gue anter lo pulang"

"Aku bisa pulang sendiri kok!" Zea mendelik kesal

"Iki bisi piling sindiri kik,HEH! Lo tadi aja hampir dibawa orang jahat!" Zea heran. Kenapa perempuan itu keras kepala sekali.

"Siapa nama Lo?" Tanya Zea

"A-aaku Karen"

"Gue Zea Anindita,panggil aja Zea" perempuan bernama Karen itu mengangguk.

"Zee ayo pulang" ajak Gion tanpa melihat adanya perempuan lain disebelah adiknya.

"Ionn,ganti mobil sana" Gion yang sudah menaiki motornya tiba tiba turun lagi.

"Dia siapa?" Karen hanya menunduk saja,ia tak berani menatap Gion.

"Namanya Karen,tadi hampir diculik dia. Udah sana ambil mobil" jelas Zea,mau tak mau lelaki itu menuruti adiknya itu.

Setelah kepergian Gion, Zea melihat adanya orang yang memakai jaket hitam persis seperti orang yang menculik Karen.

Zea mengerjapkan matanya,apa yang harus ia lakukan. Masalahnya orang tersebut hampir 20 orang. Apa lelaki yang Zea bikin pingsan tadi mengadu pada bos nya? Sehingga mereka berani keroyokan.

"Karenn,Lo tenang ya. Kalo lo diculik,gue bakalan ikut sama lo" Karen mengangguk,ia berlindung dibelakang Zea.

Rombongan geng Rascal tersebut mendekati mereka berdua.
Tentu saja Zea sudah berkeringat dingin,ini gimana caranya dia bisa ngelindungin orang kalau dirinya aja gabisa lindungin diri sendiri?

Sebenarnya,apa masalah orang itu sama Karen?

Motor mereka berhenti tepat didepan dua perempuan yang sedang ketakutan.
Mereka melepaskan helmnya masing masing,dan terlihat wajah mereka.

Lelaki dengan wajah dingin itu menghampiri Zea yang masih dengan posisinya,yaitu melebarkan tangannya untuk melindungi Karen.Beberapa dari mereka mendengus geli melihat tingkah Zea, menurutnya itu lucu.

"Lo!" Tunjuk Zea

"Rafael Miller" ucap Karen pelan namun masih terdengar oleh keduanya.

Karen mendadak menghampiri Rafael dan memeluknya, perempuan itu menangis. Bahunya bergetar hebat. Zea ingin menariknya namun ditahan seorang lelaki dibelakang Rafael.

"Eh lepasin gue! Woi Karen,ni komplotan orang yang hampir nyulik lo!" Teriaknya menyadarkan Karen. Jaket hitam mereka sama persis dan bertuliskan Rascal dibelakangnya.

Rafael melepaskan pelukannya,ia sedikit risih karna air mata Karen membasahi kaos yang dipakai Rafael.

"Gevan,gue kasih misi pertama bawa perempuan ini ke markas" Zea yang mendengarnya melotot

Lelaki yang bernama Gevan itu pun mengambil alih Karen untuk ikut bersamanya. Young Rascal pergi meninggalkan Rafael dan ketiga temannya.

"HEH MAU KALIAN BAWA KEMANA TU CEWE! GUE LAPORIN POLISI YA KALIAN" Teriak Zea tidak terima. Ia takut perempuan itu tiba tiba di mutilasi atau arghhh Zea pusing!

"Tenang aja" ucap Sean masih dengan muka datarnya.

"Gue ga bisa percaya kalian! Jaket kalian tadi yang udah hampir nyulik itu cewe!" Protes Zea

"Neng,kerumah Abang aja yuk! Kok gemesin banget sih" ajak Danu yang sedari tadi diam

"Lepasin adek gue" Tiba tiba saja Gion muncul dengan auranya yang menyeramkan,menurut Zea.

"Wah ada si ketos ternyata,kok adeknya ditinggalin sih. Baru aja mau gue culik" ucap Danu lagi sambil terkekeh

"Heh jangan nyari ribut sinting!" Adrian menampol Danu. Kayanya, sudah menjadi kebiasaan bagi Adrian untuk menampol temannya yang gila itu.

Gion melepaskan tangan Sean dari bahu Zea. Ia paling tidak ingin adiknya terlibat masalah dengan keempat lelaki ini.
Dan sekarang,kejadian yang tidak ia inginkan malah terjadi.

"Bilang sama adeklo,jangan bertindak sembarangan kalo masih mau hidup" tandas Rafael dan pergi meninggalkan mereka diikuti kedua temannya kecuali Sean.

"Jaga baik baik dia, Gion Aditya" ucap Sean membuat Zea bingung. Ada apa dengan lelaki disini. Aura mereka sama sekali bikin Zea merinding setengah mati.

"Ayo kita pulang" Gion menarik Zea untuk ke mobilnya. Sepertinya akan ia pikirkan untuk memindahkan Zea ke sekolah yang lain.

Thankyou for reading don't forget to vote and comment 🤍🤍🤍

ZEA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang