chp 8

17 16 12
                                    

Suasana sekolah saat ini cukup ramai,banyak dari mereka yang sibuk mencari tau tentang semua nama anggota osis.

Yang mereka tau,ketua osisnya yaitu Naufal Azhar. Hanya beberapa murid baru saja yang tau Gion ketua OSIS mereka.
Terutama si pecinta Gion, Reina Andriani.

Untuk Reina sendiri ia tau siapa saja anggota osis disekolah ini.Bahkan datanya sudah ia berikan kepada wakil panitia MOS.

"Jangan lupa sama hukuman lo ya!" Anas mengingatkan

"Oke kak!" Balas Rere sambil tersenyum.

"Ingetin Zea juga ya re,gue tunggu!" Zea? Ah iya,dia belum bertemu Zea hari ini.

Agar bisa jadi pacar Gion,ia harus baik dengan Zea. Dengan begitu,Zea akan menyetujui hubungannya dengan Gion.

"Dih napa lo senyum senyum?" Baru saja dipikirin,orangnya muncul. Memang panjang umurnya.

Rere mengajak Zea ke taman sekolah yang baru saja direnovasi. Sebelum direnovasi,taman sekolah pernah ditemukan mayat anak sekolah yang katanya bunuh diri. Karna kejadian itu,banyak yang tidak berani menginjakkan kakinya di taman ini walaupun sekarang sudah direnovasi.

Untuk ukuran anak baru, sebenarnya Rere ini terlalu banyak taunya. Dan soal taman ini juga kemungkinan besar ia tau.

"Udah ngumpulin data anggota osis belum? Aku yakin sih belum ya,kamu kan gatau apa apa" ucap Rere meremehkan

"Ya emang belum..tapi ya re"

"Tapi kenapa?" Tanya Rere penasaran

Zea menceritakan semua kejadian saat dia makan di warung mbok Ijah,saat Rafael menanyakan namanya,saat Danu menegurnya karna duduk dikursi Sean dan saat Sean memberikan kertas yang berisikan nama abangnya.

"Astaga Zea... Kamu ketemu mereka di markasnya?" Tanya Rere yang diangguki zea

"Oh my god,oh my wow. Menarik sih,apalagi Sean welcome dan ngebiarin kamu duduk ditempat duduknya"

"Apanya yang menarik? Perasaan dari tadi gue denger kata menarik mulu dah" gak Sean   gak Rere,sama aja.

"Intinya ya Zea Anindita adik iparku yang cantik--"  Zea memalingkan wajahnya tak sudi

"Sean suka sama kamu! Saran aku sih kamu tembak aja dia,mana tau diterima. Lagian ya,dia itu cowok paling diem dan gak banyak gaya" zea tak menjawab,tetapi ia memikirkannya. Apa yang dikatakan Rere ada benarnya.

"Terus soal kertas yang isinya nama Abang gue gimana? Dia punya masalah sama abang gue?" Bukannya menjawab, Rere malah tertawa. Bisa bisanya Zea tidak tau kalo abangnya sendiri ketua osis.

"Kok malah ketawa sih?"

"Iya iya.. emang gimana sih ceritanya itu?" Tanya Rere kembali mode serius

"Ya gue kan gatau nih siapa ketua osis kita,jadi gue tanya dia. Eh dianya nulis nama Abang gue. Kan aneh" 

"Dimana anehnya? Bukannya itu berarti emang kak gion ketua osis kita?" Zea melotot,mana mungkin abangnya yang galak itu bisa jadi ketua osis?

Abangnya juga pernah bilang,kalo disekolah dia hanya murid teladan biasa.
Dan ternyata abangnya menipu adiknya sendiri? Wah,nyari mati!

"Kok bisa Abang gue jadi ketua osis?"

"Ya bisalah,kan calon pacar aku pinter!" Zea mendelik sebal

"Ah pusing gue--" Zea mengambil bukunya dan diberikannya pada Rere "Nih,sebagai kakak ipar yang baik lo harus bantuin gue ngerjain tugasnya!" Lanjut Zea yang diangguki Rere.

Mudah sekali,pikirnya. Mungkin Zea perlahan lahan akan menyetujui hubungan mereka.Rere sendiri sangat senang saat Zea memanggilnya kakak ipar.

✨✨✨

"Ga nangka sih gue si Zea bisa gitu ke Rafael" setelah dari warung mbok Ijah,mereka langsung naik ke rooftop sekolah. Selain warung mbok Ijah,rooftop juga tempat nongkrong mereka.

Bahkan di rooftop sudah disulap menjadi tempat yang indah. Makanya mereka sangat betah disana.

"Perempuan mana coba yang berani gitu ke Rafael selain Zea" Rafael mengacak rambutnya frustasi. Bisa bisanya adik kelas itu menantangnya.

Bukannya Rafael gila hormat,tetapi entah mengapa ia tak suka jika adik kelasnya yang bernama Zea itu tak hormat padanya.Bahkan untuk sekedar ngobrol saja,Zea lebih menatap bakso daripada wajahnya.

"Tertarik ga lo raf? Sekalian bales dendam" kompor Adrian agar Rafael duluan yang memulai permainannya.

Danu menatap Adrian sinis,bisa bisanya dia menyuruh Rafael memulai permainannya duluan. Padahal sebelum ini Rafael belum tertarik. Ah kalo kaya gini Danu udah kalah duluan karna Rafael.

"Oke,gue mulai dengan si Zea" final Rafael,mungkin setelah ini akan terjadi film tom and jerry versi realitanya.

"Masuk kelas" datang datang Sean menyuruh mereka bertiga untuk masuk ke kelas.

"Ah ga asik banget babang Sean hari ini" Rafael mengangguk setuju dengan ucapan Danu. Hari ini Sean agak lebih sensitif.

"hari ini ulangan mtk" ucapnya lalu meninggalkan mereka dengan muka datarnya.

Rafael menghela nafasnya
"Yauda,ayo masuk lah" ajaknya

"Kalo udah Sean yang ngajak,Lo pada ga bisa nolak kan?" Tanya Rafael yang diangguki mereka.

Sean itu sebenernya udah kaya bapak bapak tongkrongan,apapun pasti Sean yang mengingatkan. Walaupun dia hanya mengeluarkan sedikit kalimat. Tetapi semuanya mengerti apa maksudnya Sean.

Thankyou for reading don't forget to vote and comment 🤍🤍🤍

ZEA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang