chp 10

16 14 6
                                    

Setelah sibuk seharian siswa baru mencari tau keanggotaan osis,termasuk ketua osis dan wakil ketua osis. Hanya empat orang saja yang benar menuliskan nama ketua osis dan wakilnya.

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 11,rapat osis yang dipimpin oleh Gion sudah berlangsung sejak 20 menit yang lalu.
Atas usulan Anas, mereka ingin memberi hadiah untuk keempat orang yang benar mengetahui ketua osis dan wakilnya.

Sebenarnya Gion malas,apalagi setelah tau kalo adiknya salah satu diantara empat orang itu. Pasti adiknya itu akan mengomelinya karna tidak pernah cerita soal dirinya menjadi ketos.

Tetapi rata rata anggota osis setuju dengan usulan Anas,mau tidak mau ia pun menyetujuinya.

"Lalu hadiah apa yang bakalan osis kasih buat mereka berempat?" Tanya serin selaku bendahara osis. Semua anggota osis mulai memikirkan pertanyaan si bendahara.

Biyu Maheswara--selaku wakil ketua osis-- memberi usul untuk memberikan keempatnya kebebasan untuk kegiatan mos terakhir.

Dimana MOS terakhir itu,mereka akan disuruh untuk berkelompok dan ditugaskan untuk menjaga sesuatu. Tentu saja, anggota osis mempersiapkan segala kejutan disaat mereka ingin menjaga sesuatu tersebut.

Sedangkan kegiatan mos hari kedua ini tidak terlalu banyak,mereka hanya disuruh mencari tau siapa saja anggota osis,sekalian mereka bebas untuk melihat sekolah mereka yang baru.

Setelah rapat osis ini berakhir,tentu saja mereka akan disuruh untuk berkumpul dan akan dipandu beberapa anggota osis berkeliling sekolah untuk mengenalkan letak kelas,kantor,kantin dan tempat lainnya.

"Gue rasa itu kurang deh, soalnya besok juga kegiatannya seru kok!" Serin menyangkalnya,dirinya tidak mau membiarkan keempat adik kelasnya itu melewatkan sesuatu yang sangat menarik.

Beberapa orang sependapat dengan serin, sedangkan yang lainnya diam memikirkan hadiah apa yang akan mereka dapatkan.

"Yauda kalo engga,buat aja mereka milih kelompoknya sendiri,secara kan harusnya kita yang nentuin kelompok mereka. Itu udah cukup" Naufal berpendapat.

Semuanya mengangguk,boleh juga pendapat Naufal.

"Fal, kumpulin mereka dilapangan" Naufal pun berdiri,ia meninggalkan ruang osis tersebut dan bersiap untuk berteriak.

"Yu,tutup rapatnya" orang yang disuruh pun mendengus kesal,kenapa tidak sekalian saja Gion yang menutupnya.

"Baiklah teman teman,terima kasih atas waktunya dan kerja kerasnya. Semoga mos besok berakhir dengan baik. Demikian rapat ini,silahkan menuju ke lapangan" sesuai instruksi,mereka semua menuju lapangan untuk membantu Nathan.

✨✨✨

"Duhhh rel,demi alex. Ini kapan kelarnya sih. Ga tau apa bedak gue udah mulai luntur karna matahari yang nyengat ini" orang yang disebut 'rel' pun hanya meliriknya sekilas, temannya itu agak sedikit lain.

"Rel,jangan diem aja dong. Gue berasa ngomong sama patung tau gak?!" Rel atau Aurel  Danilova, perempuan yang sedari tadi diam itu melirik kesal temannya.Kenapa temannya ini tidak bisa diam sama sekali.

"Ta,lo bisa diem gak?!"

"Aurel Danilova,lo nyuruh seorang Tita Lavina ini diam? Yeuuu~~mana bisa" perempuan bernama Tita itu menghempaskan rambut panjangnya dan mengenai muka Aurel.

Aurel yang sudah kesal pun menjambak rambut temannya itu,ia kesal setengah mati. Tolong ingatkan dia untuk memotong rambut Tita setelah ini! Bukan apa,selama ini Tita selalu membuat mukanya perih akibat rambut panjangnya itu.

"ANJERR--RRRELL AMPUNN TAII,IYAA IYAA GAK LAGII" teriakan Tita cukup membuat mereka menjadi pusat perhatian. Semua murid melihat ke arah mereka. Termasuk Zea dan Rere.

Aurel pun melepaskan tangannya dari rambut Tita,ia merasa risih menjadi pusat perhatian karna mulut kaleng Tita.

"Samperin yuk!" Ajak Rere pada Zea, awalnya zea menolak. Tetapi tenaga Rere itu kuat sekali. Ia bahkan tidak bisa berontak.

"Hey kalian! Mau duel gak sama kita?" Ucap Rere tiba tiba yang membuat Zea melotot. Apa apaan Rere ini tiba tiba ngajak anak orang duel.

Bukan apa, Zea itu tidak bisa ribut sama perempuan. Sebenarnya bisa saja,jika perempuan itu yang mulai duluan mengajaknya ribut.

Tita yang mendengarnya pun melongo, sedangkan aurel mendengus kesal. Mengapa di sekolah yang elite ini banyak sekali murid bego bin tolol kaya mereka.

"Lo mau duel?" Pertanyaan dari Tita pun dijawab anggukan oleh Rere. Tetapi Zea menggeleng.

"Sorry,temen gue emang agak gesrek otaknya. Gausa dengerin omongan dia" ujar Zea tak ingin mencari masalah. Apalagi dengan perempuan yang menjambak temannya tadi. 

"Kok lo gitu sih sama adik iparlo sendiri ze? Harusnya lo dukung dong,biar gue bisa menang dan dapetin hatinya bang Gion!" Zea menggeleng keras

"Lo emang beneran adik Gion?" Tita menatap Aurel bingung. Mengapa temannya ini tertarik membahas ketua osis yang dingin itu. Apa Aurel mau adu dingin dinginan? pikirnya.

Zea hanya mengangguk, sedangkan Aurel tersenyum sangat tipis. Mungkin ia akan dengan senang hati berteman dengan Zea.

"Gue Aurel. Aurel Danilova" Aurel menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan. Dan dibalas oleh Zea.

"Salam kenal,gue Zea Anindita" Zea sedikit tersenyum. Entah mengapa,tapi rasanya seperti senyum yang menyeramkan. Lalu keduanya tertawa begitu saja.

Rere dan Tita tentu saja bingung dengan sikap kedua temannya itu. Apa yang membuat mereka tiba tiba tertawa?

"Kalian masih waras kan? Atau LO JADI GILA KARNA GA NGELIAT A--" mulut Tita disumpel kertas yang sedari tadi dipegang Aurel. Kenapa Tita demen banget berteriak! Apa dia lupa Aurel sangat membenci orang yang berteriak

Tita meludahkan kertas tersebut ke sembarang arah,ia menatap kesal Aurel.
"Astaghfirullah aurel,lo tega banget sama gue. Kalo gue mati keselek kertas itu gimana? Kaan kasian mami papi gue ga jadi nangis karna matinya ga elit!"

Rere ngakak mendengar ocehan Tita,entah mengapa ia senang sekali melihat aksi Aurel dan Tita. Sepertinya ia harus merekrut keduanya untuk berteman dengannya.

"SEMUANYA DIHARAPKAN UNTUK KUMPUL KEMBALI" Teriak Nathan dengan mulut toanya. Disusul beberapa anggota osis lainnya.

Thankyou for reading don't forget to vote and comment ya 🤍🤍🤍

ZEA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang