chp 4

22 23 8
                                    

Entah apa yang difikirkan oleh ketua mos,kenapa mereka harus menyeburkan diri ke dalam kolam yang bau itu.

Katanya, mereka harus mencari beberapa lele di kolam tersebut.

"Tiap orang harus mendapatkan 1 lele,kalo ada yang keliatan belum mendapatkan lele,akan saya beri hukuman" ujar Biyu sambil tersenyum puas

"Ada pertanyaan?" Tanya Biyu lagi membuat seorang perempuan mengangkat tangannya.Biyu mempersilahkannya untuk berbicara,semua orang menatapnya.

"Emang lele nya buat apa kak?" Biyu hanya tersenyum,entah apa yang akan dilakukannya pada lele itu,yang penting dia bisa mengerjai mereka sesuka hatinya.

"Udah sekarang langsung aja!" Ucapan Biyu membuat mereka mau tidak mau menyebur kolam yang sangat bau itu. Banyak lumpur lumpur kotor dan sepertinya memang disengaja oleh mereka.

Ketiganya puas melihat raut wajah adik kelasnya yang mendumel karna kesusahan menangkapnya.

Selang beberapa menit,mereka semua mendapatkan lele ditangan masing-masing. Setelah itu,lele tersebut dikumpulkan menjadi satu.

"Kalian berdua yang baru masuk! Sini kedepan!" Panggil panitia mos yang bernama  Naufal Azhar. Katanya, Naufal Azhar ini cerewet melebihi ibu ibu kontrakan.

Zea dan Rere yang baru saja masuk barisan pun mau tak mau menghampiri abang kelasnya itu.

"Mana lele kalian?" Tanya Naufal masih mode kalem,mungkin sebentar lagi bakal meledak.

"Lele apaan? emangnya gue tukang lele?" Tanya Zea balik, percayalah Zea itu cukup berani melawan abang kelasnya ini.

Naufal mendecih,kurang ajar sekali adik kelasnya ini. Baru juga hari pertama mos sudah berani menjawab.

"Nas,bawa mereka!" Naufal menyuruh Anas--panitia mos yang sebenarnya sangat ramah itu-- tapi kalau sedang mos gini sengaja dibuat galak,beda dengan Naufal yang memang galak.

Anas mengajak Zea dan Rere pergi, tetapi sebelum pergi Zea menginjak kaki Naufal yang membuatnya kesakitan.

"Mampus lo!" Zea menyusul Anas dan Rere yang belum terlalu jauh, sedangkan Biyu hanya tertawa melihatnya.

"Gila memang tuh cewek, belum aja gue timpuk pake batu!" Omel Naufal membuat beberapa adik kelasnya ketakutan.

"Adiknya Gion itu" ujar Biyu sambil terkekeh geli, Naufal mendengus,memangnya kalo adiknya Gion dia perduli? Lihat saja pembalasanku Zea!

***
"HAH?!" Anas menutup kedua telinganya,hey! Mereka hanya disuruh nembak salah satu Abang kelas. Bukan apa-apa,hanya itu saja.
Lagian Anas tidak punya ide apapun selain itu.

Zea mendengus kecil, hukuman macam apa ini? Kenapa dia harus nembak Abang kelasnya, Sangat menyebalkan!

Beda dengan Rere, awalnya dia kaget dan bingung. Tapi, setelahnya ia tau siapa yang akan dia tembak. Rere bahkan berjingkrak kesenangan karna hukumannya hanya sebatas itu.

"Kenapa kamu? Keberatan dengan hukuman saya?" Anas menaikkan satu alisnya, pasalnya perempuan bernama Zea ini sedari tadi hanya mendengus,mungkin sangat kesal.

"Gak ada hukuman yang lain emangnya? Gila aja lo nyuruh gue nembak abang kelas,apalagi didepan umum? Hey! Dimana mau gue taruh muka gue kalo ditolak!"

Anas tertawa kecil,gadis didepannya ini kenapa lucu sekali. Ah ayolah,bukankah hukuman ini sangat menarik? Jika ditolak ya nasib,kalo diterima ya bonus.

Anas mengangkat bahunya, intinya dia tidak mau tau dengan resikonya. Karna hukuman tetaplah hukuman.

"Tenang aja,lo cukup cantik buat nembak Abang kelas. Dan pasti bakal diterima. Atau...lo mau nembak gue juga bakal diterima"

"HEH! Gausah sok cakep lo! Gue terima hukumanlo! Lihat aja bakal gue buktiin didepan muka lo kalo gue bakal tembak abang kelas yang cakep banget!"

"Gue tunggu sampai Minggu depan!" Setelah itu Anas berlalu meninggalkan Zea yang sudah seperti vampir yang ingin mengigit leher Anas untuk mendapatkan darah.

Zea menatap sebal perempuan disebelahnya,kenapa perempuan bernama Rere ini sangat senang dengan hukuman dari panitia osis bernama Anas itu?
Dasar makhluk aneh!

"Zea harus sahabatan sama aku! Karna aku bakalan nembak abang kamu,jadi.... Kamu sebagai sahabat harus bantu aku,okey?"

Lihat kan? Zea bahkan sangat risih dengan perempuan dengan segala keanehannya ini. Tapi perempuan ini sama sekali tidak perduli akan hal itu.

"ZEA SEKARANG KITA BAKAL SAHABATAN! EH BISA JADI KAMU BAKAL JADI ADIK IPAR AKU! IYAKAN?" sungguh Zea lelah, Rere ini kebanyakan halu. Entah apa yang ada difikirannya,karna secara tidak langsung dia bilang akan menikah dengan Abangnya.

Diterima jadi pacar saja belom, gimana mau ke jenjang pernikahan. Lagian mana mungkin Gion mau modelan perempuan mulut kaleng seperti ini!

Thanks for reading! Don't forget to vote and comment!

ZEA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang